Suasana kembali hening tatkala pria berparas tampan ini bertutur. Ditatapnya meski ragu sang gadis yang masih terdiam dan fokus melajukan mobil tanpa menoleh ke arahnya. Membuat sang pria yang barusan berbicara diselubungi rasa bersalah yang menjalar dan nyaris membuat jari telunjuknya memerah.
"Mengapa kau berkata seperti itu?"
Sang gadis masih membalas dengan nada yang terkesan dingin, membuat nyali-nya menciut dan Taehyung tak berani lagi untuk membuka suara.
"Aku tidak pernah memandang seseorang dari fisiknya. Tapi, ... Aku selalu menilai seseorang itu dari hatinya. Tak peduli jika lelaki itu tidak tampan maupun tidak memiliki kesempurnaan, jika aku mencintainya, aku akan tetap mencintainya."Jisoo terlihat menjeda ucapannya,
"Terkadang, seseorang memang selalu menilai orang dari luarnya saja, yang mereka lihat darimu hanyalah kekurangan, mereka tak pernah berpikir jika kau juga memiliki kelebihan. Dengarkan aku, setiap manusia itu tak ada yang sempurna, manusia tercipta dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing."
"Tidak ada manusia yang tidak memiliki kekurangan. Jadi, mulai sekarang jangan berbicara seperti itu lagi, ya?"
"Maaf."
"Untuk?"
"Tadi."
"Tadi?"
"Kata-kataku tadi, aku minta maaf." Sang pria bertutur sambil menekuk bibirnya merasa bersalah.
Sang gadis tak lain tak bukan Kim Jisoo ini hanya mampu tertawa kecil melihatnya.
Perkataan Jisoo— tanpa sadar membawa ketenangan bagi pria bernama Kim Taehyung yang awalnya diselubungi keresahan.
Resah jika Jisoo tidak bisa Ia bahagiakan. Pasalnya, Jisoo adalah satu-satunya wanita yang menerima segala kekurangannya. Sebelumnya, ayah dan ibu Taehyung telah banyak menjodohkan Taehyung dengan beberapa perempuan diluar sana sebab usia Taehyung yang sudah matang untuk menikah.
Namun, hasilnya selalu berujung mendapat ppenolakan– tidak ada satu pun wanita yang mau menerimanya. Hanya Jisoo, hanya gadis itu yang bisa menerimanya.
Ingin sekali rasanya Taehyung melihat paras Jisoo yang selalu dipuji oleh ibunya jika bisa. Tetapi sayang, matanya tak lagi berguna.
°
°
•Setelah menempuh perjalanan selama belasan menit, mobil yang kulajukan akhirnya tiba ditaman bermain. Aku yang sudah turun lantas membukakan pintu untuk Taehyung.
Tersenyum sekilas memandang wajahnya yang tampak begitu tenang, seperti tidak ada beban sama sekali dalam hidupnya.
Aku meraih tangan kekarnya secara tiba-tiba membuat matanya terbelalak untuk sesaat. Aku ingin sekali tertawa saat ini juga melihat ekspresi wajahnya yang amat menggemaskan.
Tapi, lebih baik aku mengurungkan niatku.
"Kita sudah sampai, yungie."
Lagi-lagi dia terkejut dengan perkataanku.
"Yungie? Siapa dia?"
Aku tertawa gemas. ".. haha ... Itu kau, mungkin panggilan itu cocok untukmu."
Hello? Apa aku salah bicara hingga membuatnya terdiam beberapa saat. Entahlah, aku juga tidak tahu, panggilan itu terlintas begitu saja pada otak. Dan kebetulan aku sangat menyukai panggilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Special[✓]
Romance❝Bagiku, Kau itu istimewa,❞ ❝Kau itu bagaikan matahari ya - Sinarnya yang selalu menyinari dunia sama halnya dengan senyummu yang selalu menyinari hatiku.❞ Cover by : Eleventhusiast. ©2020, cccahhyaa.