06√ Special

1.3K 218 47
                                    

Malam hari telah tiba – menyuguhkan keindahan hamparan bintang yang sangat memukau dan memikat hati, bulan pun telah nampak di langit— mobil putihku memasuki pekarangan rumah bak istana milik keluarga Kim ini.

"Aku pulang dulu ya, Istirahat yang cukup kau pasti lelah."

Pamitku pada lelaki ini setelah sebelumnya membantu bibi Yoona menuntun Taehyung untuk berjalan dan berbaring di ranjang. Kami sudah usai berjalan-jalan setelah menghabiskan waktu cukup lama.

Dan menimbulkan rasa penat tapi aku amat senang bisa menghabiskan waktu bersamanya setidaknya aku jadi tahu lebih banyak tentang dirinya. Taehyung itu lelaki yang mengasyikkan dan menggemaskan.

Aku sangat suka ketika dia menampilkan senyum kotaknya, entah mengapa dikala melihatnya seketika itu hatiku menghangat.

Aku yang tengah mengelus tangannya, hendak melepaskan karena aku harus segera pulang. Namun, lelaki bernama Kim Taehyung ini malah mempererat genggamannya.

Aku nyaris terperanjat -- aku menatap bibi Yoona seolah memberi kode padanya melalui tatapanku. Beruntung, bibi Yoona mengerti dan langsung mengangguk.

"Taehyung, Jisoo harus pulang. Dia tidak bisa berada disini terus hari sudah malam." Suara bibi Yoona mengalun begitu lembut.

"Kau harus menunggu sebentar. Pekan depan, dia akan menjadi milikmu. Menemani dan senantiasa berada di sisimu."

Bibi Yoona berbicara, sukses membuat pipiku bersemu. Dan benar, pernikahan kami memang akan digelar 7 hari lagi alias pekan depan. Ayah dan ibu telah mempersiapkan semuanya, jadi aku tidak perlu repot-repot apalagi kelimpungan mengurus ini dan itu.

Omong-omong, aku telah memberi tahu bibi Yoona pasal Taehyung– ah, aku tidak ingin mengingatnya lagi. Intinya kejadian yang menimpa Taehyung ditaman bermain tadi.

Aku lega ketika bibi Yoona sama sekali tidak marah padaku, sebaliknya wanita paruh baya dengan senyum manisnya ini malah berterima kasih padaku lantaran aku telah menjaga Taehyung. Satu fakta baru yang kuketahui tentang bibi Yoona; dia itu amat sangat baik.

Aku bisa melihat Taehyung menghembuskan nafas panjangnya kemudian mengangguk meski kulihat dia sedikit ragu-ragu.

Aku mengulum senyum, "Kalau begitu, aku pulang dulu ya. Bibi Yoona terima kasih telah mengizinkanku mengajaknya tadi."

Bibi Yoona tersenyum manis padaku lantas aku membalasnya tak kalah manis. Kemudian aku melangkahkan tungkai kakiku pergi dari kamar tersebut.

Kim Taehyung -- lelaki dengan senyum kotaknya yang mampu membuat jantungku berdebar. Pria itu, aku merasa kehadirannya telah membawa pengaruh besar padaku dalam sekejap.

Cinta? Aku tidak tahu, tapi aku belum merasakannya. Mungkin, hanya suka dari sikapnya yang ramah, suka tersenyum, dan kukatakan sekali lagi pria itu menggemaskan.

"Aku suka kamu."

Tiga kalimat itu selalu terngiang-ngiang di kepalaku. Ah, pria itu memang sulit ditebak. Mulanya, kukira dia itu termasuk sosok pria yang dingin-- rupanya tidak. Sepertinya, dia juga salah seorang yang pandai bergaul.

Jujur saja, aku tidak pernah suka dengan seorang lelaki secepat ini. Ayolah, aku baru bertemu dengannya 2 hari yang lalu. Dan aku tidak menyangka jika ide ini berhasil membuat kami lebih dekat. Dan seperti yang kubilang tadi-- aku jadi lebih tahu banyak tentangnya.

Seketika itu gelak tawaku pecah dikala mengingat Taehyung yang cemburu pada seorang bocah lelaki. Terdengar konyol.

Kali pertama aku bertemu dengannya, niatku hanya ingin berteman dengannya. Hanya itu— sikapku memang seperti ini. Tapi, aku tidak menyangka jika ayah akan menjodohkan-ku dan finalnya aku dijodohkan dengannya.

Special[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang