08√ Special

1.3K 252 233
                                    

Buat pembaca yang masih silent, jangan sungkan untuk Vote dan Comment ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buat pembaca yang masih silent, jangan sungkan untuk Vote dan Comment ya..
Maaf jika terdapat typo..

I love you all..

.

.

.

"Ekhm! Itu yang disebelah nggak mau ucapin selamat nih?"

Jimin yang sejak tadi sibuk melihat pantulan wajahnya melalui kamera ponselnya itu sontak langsung teralihkan padaku, lalu meringis dengan tampang tidak berdosanya.

"Babe! Jangan bilang-"

"Nggak kok sayang, aku kan cuma ngaca-" Jimin berusaha menyangkal.

"Iya ngaca buat pastiin udah ganteng apa belum, supaya perempuan-perempuan disini pada suka, iya?" Rose menyela ucapan Jimin dengan cepat.

Tertawa boleh tidak, sih? Aku tidak tahan untuk tidak tertawa.

Jimin makin mengeratkan dekapannya pada Rose lalu mengecup kening sang gadis meski sekilas - mulai mengumbar kemesraan-nya si sepasang kedua sejoli ini - aku mendengus geli.

"Awas aja!"

"N-nggak kok,"

"Jangan debat disini." Ketusku.

"Iya-iya, Selamat ya Ji! Doa yang terbaik buat kalian berdua!"

"Hm,"

"Ji, aku masih penasaran sama--"

"Aku bakal jelasin, tapi nggak sekarang ya." Aku menyela ucapan Rose dengan cepat - berbisik guna si empu yang dibicarakan tidak mendengarnya,

"Oke, sekali lagi kita ucapin selamat ya! Ji, kita masih bisa ketemu-ketemu kan?"

"Bisa lah, emangnya aku mau kemana sih? Mau ketemuan setiap hari juga bisa kok, tapi jangan - aku nggak mau,"

"Ish!" Kulihat Rose mendengus sebal namun tak disangka detik selanjutnya wanita itu berkata,

"Ji, aku laper nih! Udah dulu ya, mau makan.. udah nggak sabar kali ini perut!" Gelak tawaku pecah melihat tingkah Park Chaeyoung yang persis seperti anak kecil.

"Silahkan.."

Sepeninggal Rose dan Jimin, atensi-ku teralihkan -- menatap Taehyung si lelaki yang kini tengah mengulas senyumnya selebar mungkin, lelaki itu sedang asyik berbincang dengan ibu Yoona - Ibu? Ya.

Bibi Yoona menyuruhku untuk memanggilnya ibu sebab aku yang katanya telah menjadi menantunya - tapi memang benar. Namun, meski dia tengah asyik berbincang dengan ibu Yoona, lelaki itu tetap menggenggam tanganku - erat.

Special[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang