Astzila 12

33 4 7
                                    

WARNING!! TYPO BERTEBARAN!!

DON'T FORGET TO LIKE, KOMEN, AND SHARE:)
ASEK UDAH KEK NGEVLOG AJA THOR:D

HAPPY READING:*

/-/-/-/

"Bibir memang berkata 'tidak'. Namun, ketahuilah bahwa hati mengatakan 'ya' "

---------------

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu setiap pelajar. Hari apa kalo bukan Hari Minggu. Zila masih menenggelamkan wajahnya di sela bantal. Entahlah, tapi dia suka seperti itu. Aneh memang!

Hari Minggu adalah hari yang tepat untuk bermalas malasan bagi Zila. Namun, tidak lagi, seseorang menggedor pintu kamarnya membuat sang pemilik kamar kesal. Dengan terpaksa Zila berjalan tertatih membuka pintu kamarnya.

Ceklek!

"Apasih?!" tanya Zila tak terima paginya yang indah diganggu oleh seseorang.

"Ada temen lo nyariin, katanya mau minjem adek gue, " Zila berpikir, 'adeknya Zaile, gue dong!'

"Siapa? " tanya Zila penasaran.

"Gak tau namanya, cowok, "

Ah! Ada-ada saja. Zila mana punya teman cowok! Ya, kecuali teman masa kecilnya, dulu.

"Buruan mandi! Cewek kok jorok! " ucap Zaile lalu meninggalkan kamar adiknya.

Mau tak mau Zila segera membersihkan diri dan bersiap turun kebawah, dia hanya memakai pakaian sederhana. Ia tak suka tampil terlalu wah, ribet menurutnya.

Zila turun kebawah dengan rasa penasaran. Selama ini, jarang sekali ada cowok datang kerumahnya, kecuali teman Zaile. Zaile lumayan sering membawa temannya kerumah mereka.

Zila terkejut. Namun, ia bisa membuat raut wajahnya menjadi biasa saja. 'Nih cowok ngapain lagi kesini, ' batin Zila. Zaile menghampiri mereka berdua, "Bawa aja, tapi balikin sebelum jam 8," ucap Zaile.

'Lo pikir gue barang, yang seenaknya bisa dibawa dan dibalikin! ' Zila menggerutu dalam hati.

"Siap bang! " ucap cowok itu, Astha.

Deru motor menjauhi halaman rumah Zila. Astha entah akan membawa Zila kemana, "Gimana kalo kita ke Dufan? " Tanya Astha.

"Ngapain? "

"Boker, ya main lah, " Zila mendengus kesal. Akhirnya ia menganggukan kepalanya, dan Zila yakin Astha pasti melihatnya lewat kaca spion motornya.

Setelah sampai di parkiran, mereka melepas helmnya dan masuk ke area Dufan. Wajah Zila sangat ceria kali ini. Jujur, Astha belum pernah melihat wajah Zila se-ceria ini. Yang ia ketahui, Zila adalah gadis yang cuek, galak, dan jutek menurutnya.

"Astha, gue mau naik itu, " ucap Zila antusias menunjuk permainan komidi putar. Astha menganggukan kepalanya.

Berbagai permainan mereka naiki dan mereka tertawa bersama. Waktu menunjukan pukul lima sore.

"Pulang yuk!" ucap Astha. Dia terkekeh melihat Zila belepotan memakan ice cream di tangannya.

Zila menatap Astha, "Gue mau naik itu untuk yang terakhir, " ucap Zila, tangannya menunjuk permainan bianglala. Mau tak mau Astha menurutinya saja.

Saat bianglala berada di atas, Zila terpekik senang. Ia bisa melihat cahaya orange yang akan berganti malam. Ya, dia melihat sunset, sudah lama Zila tak melihat matahari terbenam.

Astha berdehem, "Zila, " panggilnya.

Zila menatap Astha, menaikkan alisnya.

"Apa lo udah jatuh cinta sama gue? " secepat ini? Zila merasakan darahnya yang berdesir. Apakah dia akan mengatakannya?

"Kenapa? " Zila berbalik tanya.

"Kok balik nanya sih," kesal Astha. Zila hanya terkekeh.

"Penting banget gue jawab?"

"Gue gak maksa, " ucap Astha. Zila hanya tersenyum. Dia belum bisa membuat keputusan di waktu yang singkat ini. Tak terasa sudah dua minggu, ia menghabiskan waktu bersama Astha. Tentu saja Zila bahagia. Sesekali, Zila tak bisa tidur membayangkan hal-hal yang tak bisa ia lupakan. Termasuk, melihat matahari terbenam bersama Astha, seperti sekarang.

/-/-/-/

TBC!

YAAAYY UP LAGI! MAAFKAN AKU YANG NGARET TEMAN TEMAN 😭
BUAT YANG MAU PAT, SEMANGAT YAA! ZILA DAN ASTHA TITIP SALAM NIH BUAT KALIAN, KATANYA JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN HEHE.

SEE YOU NEXT PART!
FOLLOW!
@yrmiakhrnnsaaa_
@ditaaherawati_21

AstzilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang