WARNING!! TYPO BERTEBARAN!!
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
HAPPY READING :*
/-/-/-/
Hari ini, tak ada seorang pun dirumah kecuali Zila dan adiknya, Zelle. Terpaksa, Zila harus bangun pagi untuk memasakkan sarapan. Pembantunya sedang sakit, sehingga Zila mengizinkannya untuk istirahat dikamarnya sendiri.
Saat Zila sedang mencuci gelasnya, Zelle dengan sengaja menyenggol gelas yang berada di tepi meja wastafel, dan pecah mengenai kaki Zila. Darah mengalir cukup deras, bibirnya yang semula pink berubah pucat, kepalanya terasa sedikit pusing. Darah yang ia keluarkan cukup banyak.
Zila tak menyalahkan siapapun, dia sangat menyayangi Zelle, dan keluarganya. Dia bangkit dengan sekuat tenaga, dan membersihkan kepingan gelas yang pecah. Setelah itu, Zila bergegas ke kamarnya untuk mengobati lukanya.
Pagi ini Zila terlambat masuk sekolah. Ya, karena ada sedikit masalah saat di daput tadi. Namun, Zila tersenyum lega saat ia diberi toleransi, atas klarifikasinya. Zila bersyukur dan segera masuk ke kelasnya. Beruntung belum ada guru yang masuk, dan Zila bebas dari hukuman.
Zila duduk di bangkunya, "Tumben telat? " tanya Ara. Zila hanya tersenyum. Ara melihat Zila berjalan dengan sedikit kesusahan. Apakah sepatunya kebesaran?
"Kaki lo kenapa? "
"Gak pa-pa, tadi waktu nyuci piring gelasnya gak sengaja kesenggol dan pecah, " jelas Zila. Ara menatap mata Zila, ia menangkap kebohongan dari matanya itu. 'Apa yang lo sembunyiin dari gue, Zila,' .
"Guys, gue dapet kabar dari kelas sebelah. Katanya ada murid baru dan masuk ke kelas kita! " Vito, murid dikelasnya yang sangat rusuh dan paling berisik.
Zila hanya mengedikkan bahunya. Padahal, teman-temannya penasaran siapakah yang akan mengisi kelasnya, sebagai murid baru.
Bu Lina selaku wali kelas memasuki kelas Zila, bersama orang yang membuntutinya dari belakang, "Gaes, kita kedatangan teman baru nih. Perkenalan dirimu nak, " Guru sinting! Bu Lina memang seperti layaknya anak muda zaman sekarang.
Lihatlah gaya bahasanya, bahkan muridnya pun ia anggap seperti kawannya sendiri. Murid baru yang dibawa oleh Bu Lina memperkenalkan dirinya. Namanya, Davina Xaquiela. Ia murid pindahan dari Brazil, katanya.Bel istirahat berbunyi, Ara dan Zila berniat pergi ke kantin. Namun, mereka melihat Davina sepertinya dia kurang pro dalam berkenalan maupun bersosialisasi. Akhirnya, mereka menghampiri Davina dan mengajaknya untuk pergi ke kantin bersama.
Zila, Ara, dan Davina duduk di meja kantin paling pojok, karena semua meja sudah penuh. Makanan yang mereka pesan sudah datang. Zila melihat, cowok badung yang rambutnya basah oleh keringat, bajunya dikeluarkan, dan dasinya ia gunakan untuk mencekik leher temannya, teman sialan!.
Zila membuang nafas kasar. Bisa-bisanya, ia menyukai cowok tengil dan begajulan seperti Astha. Apa tadi? Suka? Sepertinya ada peningkatan.
Astha mendekati meja yang Zila dan temannya tempati. Tunggu, tumben sekali Zila bertiga, biasanya dia hanya pergi kemanapun bersama Ara. Siapa dia?
"Hai beauty," sapa Astha mengedipkan matanya.
"Bajunya masukin, dasinya pake! " ketus Zila.
Astha berdiri tegak dan menuruti perkataan Zila, "Astha! Gak disini juga masukin bajunya! " teriak Zila menutup matanya. Astha hanya terkekeh.
Raut kekesalan terpampang di wajah Zila sekarang. Oh ya! Pujaan hatinya sedang merajuk ternyata. Dan? Astha tidak berani memandang teman Zila yang baru itu. Tunggu! Astha mengenalinya!
/-/-/-/
PERMINTAANKU GAK MULUK MULUK KOK😭 VOTE DAN KOMEN SANGAT BERARTI BAGIKU
KALO ADA YANG KOMEN SAMPAI 50? AKU TRIPLE UP:)
SEE YOU NEXT PART:*
DitaHerawati6
Me:)Salam hangat:*

KAMU SEDANG MEMBACA
Astzila
JugendliteraturHai semua! Yuk mampir ke cerita kami "Heh Zila gila! mau kemana lo?" teriakan dari belakang sontak membuat Zila terkejut. "Woy! Nama gue ZILA, bukan Zila gila!" terangnya penuh penekanan. "Gue gak yakin kalo lo waras, Hahahaha! " '''What? Dia keta...