34. Tamat

387 14 0
                                    

Sesegera mungkin hilmi memencet panggilan dokter. Dan dokter pun datang bersama dengan suster.

"Suster, tolong bawa pasien alfan, ke ruang rawat sebelah" titah dokter pada suster.

"Baik dok" ujar suster lalu membawa alfan ke ruang rawat lain.

Dokter sedang menangani alin, dan yang yang lain menunggu di luar dengan perasaan cemas, terutama hilmi.

Alfan hanya melamun, nyaris seperti mayat hidup, sejak tadi tasya mencoba menghibur alfan, tetapi dia hanya diam seribu bahasa, ia sangat khawatir dengan dia.

"Udahlah fan" ujar tasya.

Alfan langsung menatap tasya tajam. "Udah apa sya?! Masih sempet sempetnya lo ngomong kaya gitu!" jawab alfan dengan nada tinggi.

"Hm. Yaudah terserah lo"

Sebenarnya tasya juga khawatir dengan alin, namun ia tidak nyaris seperti mayat hidup.

"Panggilin bang hilmi!" ucap alfan, membuat tasya terkejut.

"Oke oke" jawab tasya antusias.

Tak lama kemudian hilang masuk ke ruangan dengan hati hati, ia heran mengapa alfan memanggilnya, mungkin untuk sekedar menanyakan keadaan alin.

"Ada apa?" tanya hilmi hati hati.

"Sory." jawab alfan.

Hilmi mengerutkan dahinya. "Buat?"

"Gue udah ngusir lo dari rumah. Gue mau lo balik lagi ya" ujar alfan tulus.

Hilmi tersenyum singkat. "Iya"

"Lo tinggal dimana?"

"Kost putra"

"Sory banget ya, gue udah keterlaluan sama lo"

"Yes, no problem"

"Gue boleh minta tolong gak?" tanya alfan.

"Yes, say it!"

"Tolong bahagiain dia ya, demi gue"

Hilmi mengerutkan dahinya, apakah pria di hadapannya ini tengah bercanda?

"Maksud lo?"

"Dia lebih suka sama lo di banding sama gue, gue juga tau lo suka sama dia. Jadi tolong lo bahagiain dia, jangan buat dia kecewa!"

"Lo sayang dia?"

"Sayang. Tapi kali ini gue yang minta lo buat pacaran sama dia. Tolong! Buat dia bahagia"

"Lo udah makan belum?" hilmi mengalihkan pembicaraan.

"I don't like to change the subject!"

Hilmi terdiam, ia tidak bisa menjawab pertanyaan pria ini.

"Gue mohon bang"

"Gue keluar dulu fan"

Hilmi masih memikirkan ucapan alfan tadi Tolong bahagiain dia apakah ia bisa? Ini adalah permohonan yang tersulit untuk dikabulkan olehnya.

"Gimana? Lo sama alfan udah baikan?" tanya tasya.

"Udah"

"Tapi kenapa muka lo kusut gitu?" tanya tasya heran.

Hilmi melihat sekitar tidak ada orang lain selain tasya, jadi ia bia bercerita sedikit. "Gue suruh pacaran sama alin" jawab hilmi polos.

Tasya membulatkan matanya. "Hah? Yang bener lo?" tanya tasya penasaran.

"Gue harus gimana?" tanya hilmi polos.

Fall In Love With Senior [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang