fifteen

29 5 0
                                    

Nyaman

>Happy Reading<


Tanpa sadar Bara tertidur dalam lelah dan sedihnya, tangannya masih senantiasa menggenggam tangan mungil gadis itu.

Waktu menunjukkan pukul 4.20 pagi, Rin terbangun dan berniat untuk mencuci mukanya dan segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat shubuh sebentar lagi. Disana, diatas bangsal itu dia melihat adiknya yang masih belum sadarkan diri dengan Bara yang duduk di kursi samping bangsalnya dan menidurkan kepalanya di atas bangsal, tangannya...tangan itu tidak lepas masih senantiasa bertautan.
Rin memutuskan untuk pergi ke masjid rumah sakit dan melaksanakan sholat shubuh disana.

........

Perlahan jari mungil itu bergerak, mata sayu itu mulai terbuka sedikit demi sedikit. Disana, Rania mengamati sekitarnya, dirinya yang belum sepenuhnya sadar itu melihat dirinya tengah terbaring diatas bangsal rumah sakit, hidungnya mulai mencium aroma-aroma khas rumah sakit,tangannya tergenggam oleh....Bara??. Yaa tangan besar Bara menggenggam tangan mungilnya, dia melihat Bara yang sedang tertidur di samping bangsalnya, wajah tampak sangat lelah. Ohh benar Bara baru saja pulang dari Bandung bukan?? kenapa dia bisa berada disini? tidakkah dia lelah??.
Dengan kesadaran yang sudah berangsur pulih, Rania melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh Bara, tangan mungil beranjak menuju puncak kepala Bara, dia mengelus nya lembut dan perlahan.

"Maaf" lirihnya

Tangan mungil itu masih mengelus lembut kepala Bara, merasakan surai lembut nan legam itu di telapaknya, merasakan Bara yang sedang kelelahan yaa Rania bisa merasakan itu.

"Kenapa Bara disini?" tanpa tau waktu sekarang dan sudah berapa lama dia tak sadarkan diri Rania melemparkan pertanyaannya dengan suara serak dan pelan.

"Rania? kamu udah bangun?" itu Bara, Bara yang terbangun karena merasakan tangan halus mengelus kepalanya. Tergambar rasa khawatir di raut wajah itu.

Rania tersenyum dia berangsur melihat ke arah jam dinding di ruangan itu. Waktu menunjukkan pukul 4.40 pasti azan shubuh sudah berkumandang,pikirnya.

"Bara panggil dokter dulu" kata Bara tubuhnya langsung berdiri dan ingin menekan bel di atas bangsal Rania, namun tangannya tertahan.

"Sholat shubuh dulu yuk" ajak Rania, suaranya masih pelan.

Mendengar itu Bara segera melihat jam dinding, dan benar waktu shubuh sudah datang. Pria jangkung itu berangsur melihat gadis mungil yang tersenyum diatas bangsal, dia mengembangkan senyumnya melihat wajah itu dan menggangguk.

"Bara wudhu dulu ya" suaranya

Ran menggangguk dia berusaha mendudukkan tubuhnya. Bara yang melihat itu sontak menahan tubuh kecil Rania agar dia tidak terbentur.

"Kepala kamu pasti pusing ya? jangan duduk dulu, tunggu Bara selesai wudhu" pesan Bara

Rania hanya menggangguk dia masih belum bisa berbicara banyak, memang benar setelah dia berusaha mendudukkan diri, kepalanya langsung pusing.

Bara beranjak menuju toilet untuk mengambil wudhu, selesai mengambil air wudhu dia membuka tasnya dan mengambil sajadah yang dia bawa ke Bandung lalu dia menghampiri tas Rania untuk mengambil mukena gadis tersebut. 

NyamanWhere stories live. Discover now