"Jika aku adalah senja bagimu, maka kamu adalah surya bagiku. Karena kamu yang selalu berhasil menyinari setiap harik dengan kecerian dan senyum hangatmu"
-Aldabara Andara.
.
The Dayyy!!!
>Happy Reading<
Satu minggu setelah peristiwa 'lamaran' di depan seluruh warga univertas hari itu, Bara dan Rania melangsungkan pernikahan. Ok benar-benar satu minggu setelahnya, Satu minggu!!!.
Bara yang menanggalkannya sendiri, dia sudah di wisuda 3 bulan sebelum Rania di wisuda, dia juga sudah mendapatkan pekerjaan tetap di sebuah perusahan besar, selain itu Bara juga punya cafe yang dia dirikan bersama temannya di Australia dia juga ingin membuka cabang cafe nya di Indonesia. Jadii buat apa lama-lama? itu yang dipikirkan Bara. Awal Rania mendengar tanggal pernikahan mereka dia benar-benar terkejut bahkan hampir menolaknya, tapi melihat orang tua nya yang meyakinkan dirinya Rania pun mengangguk setuju.
Semua kebutuhan pernikahan sudah Bara siapkan tentu saja, dan itu benar-benar semuanya!! kecuali untuk gaun pengantin yang akan dipilih oleh Rania sendiri.
-0-0-
*Ran pov
Hari ini aku dan Bara pergi untuk memilih gaun pengantin, 3 hari lagi kami menikah dan kami masih belum menyiapkan gaun pengantin?!. Ok salahkan Bara yang terlalu cepat memilih tanggal pernikahan kami. Untung saja Bara punya butik terpercaya yang sudah melayani keluarganya selama bertahun-tahun, jadi kami tidak perlu mengelilingi kota untuk mendatangi setiap butik.
.............
"Kak Rannn,kak Bara udah dateng nii!!" Arda berteriak dari lantai bawah
"Iya sebentar" sahutku
Aku mematikan panggilan telfon di ponselku lalu berlari turun ke lantai bawah, disana aku menemukan Bara yang tengah bermain riang dengan Rendra, lho bagaimana mereka bisa akrab? Rendra bahkan baru melihat Bara hari ini bukan?.
"Bundaaa" Rendra sontak berteriak menyapaku yang baru saja datang, aku tersenyum menanggapi keponakanku yang sangat menggemaskan itu.
"Lama banget di atas, ngapain?" tanya bang Alan
"Jawab telfon dulu tadi"
"Dari?"
"Rumah sakit"
"Rumah sakit? maksudnya?" bang Alan kebingungan
Aku tersenyum dan tertawa kecil "Doain aja" ucapku
"Wah serius?" Bang Alan langsung kegiranga. Tentu saja dia mengerti apa maksudku, kakak laki-laki ku itu adalah orang yang sangat peka.
"Masih belum tau sih, baru dipanggil buat masa uji coba" jawabku santai
"Owhh good luck"
Bang Alan tersenyum hangat sampai menampilkan eye smile nya, aku membalas senyumnya dan mengalihkan pandanganku ke arah Bara yang sedari tadi sibuk memperhatikan.
"Mau berangkat sekarang?" tanyaku
"Ayuk, kamu udah siap kan?"
"Udah"
"Yaudah ayuk"
Aku dan Bara beranjak pamit sambil menyalami mama dan papa serta kedua kakak ku, sedangkan Arda aku hanya melambaikan tangan padanya.
"Dahh Rendraaa" sorakku sembari melambaikan tangan ke arahnya
"Dahhhh Bundaaa"
Aku dan Bara pun berangkat menuju butik, tak lama kami sampai disana.
Bara terus saja mengenggam tanganku dari kami berangkat tadi, dia tidak melepaskan barang sedetik pun. Aku tersenyum-senyum canggung sekaligus geli dengan perilakunya yang terkesan manis itu.Aku mendapat rekomendasi beberapa gaun dari staf butik, mereka memilihkan dan mengambilkan beberapa gaun yang mereka rasa cocok untukku. Mataku pun dengan cepat mendapatkan gaun yang aku suka. Aku mengambilnya dari tangan salah satu staf disana, lalu bertanya pendapat Bara yang juga sedang sibuk memilih jas yang cocok.
"Ini gimana?" tanyaku pada Bara
Bara menganggukkan kepalanya "Coba gih" suruhnya
Aku menurut dan segera ke ruang coba, aku mencoba gaun itu dibantu beberapa pegawai perempuan yang tadi juga membantuku memilih.
Selesai memakainya aku keluar dari ruang coba, disana aku melihat Bara yang juga sudah memakai setelah jas berwarna putih senada dengan gaun yang ku kenakan.
"Barrr" panggilku, Bara cepat mengalihkan pandangannya padaku. Kulihat dia tersenyum dan matanya berbinar.
"Cantik" ucapnya dari kejauhan, aku tersenyum membalas.
Selesai kami memilih dan mencoba beberapa gaun dan setelan jas, kami mengambil satu pasang yang sangat kami suka.
Setelah selesai dengan urusan gaun, kami berdua segera pulang. Hari juga sudah menjelang malam. Bara bilang dia tidak mau aku kecapean untuk hari itu, aku hanya menganggu menurut, lalu seperti kebiasaannya dia mengacak kepalaku.
~~~~~~~~
*Author pov
"Sah?"
"SAHHH"
Akhirnya hari yang ditunggu pun datang.
Bara baru saja melantunkan ijob kobul dan disahkan oleh para saksi yang ada disana.
Bara tampak lega lalu mengangkat tanganya berdoa. selesai penghulu melantunkan doa, tampak gadis cantik yang berjalan ke arah mereka. Itu Rania.Rania mengenakan gaun putihnya dengan sepatu kaca dan mahkota kecil di kepalanya, dengan wajah nya yang dirias sangat natural. Rania bak tokoh putri di film-film. Sangat Cantik dan Anggun!.
Bara tak berhenti menatap gadisnya yang berjalan keluar dengan senyuman hangat yang selalu terukir di wajahnya, sampai-sampai dia tidak sadar jika Rania sudah berada di sampingnya.
Rania mencium tangan Bara sambil masih menyunggingkan senyum di wajahnya yang sehangat mentari. Bara mencium kening gadis itu lembut, kecupan itu berlangsung cukup lama hingga Bara melepaskannya dan tersenyum ke arah wanita yang kini telah sah menjadi istrinya.
"Cantik sekali istriku" ucap Bara tulus
"Kamu juga tampan"
Bara kembali menempelkan bibirnya di kening gadis itu. Dia memangkas jarak di antara mereka, kini jarak mereka benar-benar sangat dekat, SANGAT. Sambil masih mencium kening Rania, Bara melingkarkan tangannya di pinggang ramping gadis itu, dia memeluk gadisnya sangat erat.
Sementara para tamu?
Ohh jangan tanyakan mereka. Mereka besorak heboh melihat kemesraan dan keserasian Rania dan Bara. Bara yang tak kunjung melepaskan kecupannya dari kening gadis itu semakin membuat heboh para tamu, terutama keempat teman dekat mereka berdua. mereka lah yang paling heboh! dan tak berhenti bersorak!."Aku mencintaimu, suryaku"
.
.
.
.
~To Be Continued~
Stay tuned terus karena masih ada extra part selanjutnya
ok?? jangan kemana-mana :)))
See you in the next :>!!
YOU ARE READING
Nyaman
RomanceCover inspired by @daisysunn Cover made by @Lsyssyi ~~~~~~ Dia....dia memang hanya manusia biasa. tapi dia selalu bisa membuat aku tersenyum. setiap senyumnya,sorotannya,pembicaraannya,kisahnya,cara dia menatap,berbicara,semuanya menyenangkan. ada s...