Prolog

19 1 0
                                    

"Ustazah... Ustazah... " Aku hafal suara itu
"Iya, ada apa Nur? Jawabku sambil menoleh ke sumber suara
"Itu ustazah.. ustazah.. Aurel dan Yuni berkelahi... Hehh.heehh... " terdengar nada ngos-ngosan dari napas mereka sebab berlari dari lantai 3 sampai ke kantor
"Dimana mereka? Jawabku dengan cemas sambil berjalan cepat
"Di kelas ustazah" jawab Nur dan Fauzia dengan kompak

Yah begitulah rutinitasku sehari-hari di kelas jam belajar akulah sang guru di luar kelas ketika ada perkelahian seperti ini aku harus menjadi seorang psikolog yang memahami mereka dan mengajak mereka berbicara dari hati ke hati walau aku bukan lulusan psikolog tetapi bukankah semua orang dapat menjadi seorang psikolog atau penasihat? banyak sudah buku yang aku lahap dari karangan terkenal sampai yang biasa saja untuk menambah wawasan tentang psikologi anak sebab duniaku tak jauh dari hiruk pikuk anak-anak.

Tak butuh waktu lama bagi ku untuk mendamaikan pertikaian seperti puting beliung yang ada di hadapanku saat ini. Iya mereka sudah porak-poranda tak karuan aku pun terkejut dibuatnya mata sipit ku tiba-tiba membulat seiring seirama dengan mulutku yang membentuk huruf O entah merebutkan apa dan siapa yang menang aku tak peduli tarik nafas dan beristighfar dalam hati upaya meredam amarah. Aku ingat sekali nasehat Abi yang mengatakan bahwa jangan lupakan istigfar sekalipun kamu sedang dikuasai setan walau berat coba lah untuk istighfar agar tenang.

"barangsiapa memperbanyak istighfar niscaya Allah membuatkannya dari setiap kesusahan ada jalan keluar dan dari setiap kesempitan ada penyelesaian serta diberikan rizki dari arah yang tidak disangka"
(HR. Muslim)
.
.

Kutatap mereka berdua dan kupeluk mereka dengan lembut secara bergantian sambil aku bisikkan ke telinganya
"Astaghfirullahaladzim, pergi ke kamar mandi bersihkan diri dan berwudhu temui ustadzah di ruangan"  begitulah suaraku terdengar lembut tetapi mematikan

Mereka paham sekali jika aku sudah begitu maka mereka akan siap siaga dengan hukuman yang akan diterima menuliskan dzikir 1 buku penuh atau setoran selama satu minggu beginilah kira-kira hukuman yang akan dilahap oleh siapa saja pelaku pelanggaran

"Jangan bermain api jika tidak mau terkena asap"

Tak jarang anak-anak protes dengan hukuman yang akan diterima siapa saja yang protes siap ditambah hukuman bukankah itu hukum alam jadi janganlah berulah
.
.
.
.
.
.
.
Gimana guys sudah mulai dapat feel ya belum nih? Kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya
Jangan lupa tinggalkan jejak, kasih vote dan komenya yang belum follow segera di follow agar tidak ketinggalan cerita terupdate

QodaruallahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang