"Jangan buat aku tambah Ambyar dengan rayuan gombal bukankah cerita kita sudah Bubar"
💔💔💐
"Dira..." Seperti ada yang memanggil namaku tapi entah siapa suara itu tenggelam dengan sesaknya manusia yang sedang menikmati sore di cafe
Sibiru sudah terparkir rapi di garasi dan ku langkahkan kaki dengan cepat menuju rumah dan kamar tujuanku ingin melepas lelah di tempat ternyaman yang setia menemani ku selalu tersenyum tak pernah pudar
Ting.... Ting... Ting....dering HP begitu memekakan telinga, entah sudah yang keberapa lagi-lagi nomor yang sama, entar siapa tuannya memang akhir-akhir ini nomor itu selalu mengusik bahkan jika hp adalah manusia mungkin dia sudah menjerit pada nomor itu dan jaga jarak enggan mengangkat tetapi kucoba untuk bangkit sebab atribut sekolah tadi pagi masih lengkap kukenakan, lirikan mata ku langsung tertuju pada Emon yang tergantung di dinding bercat biru muda
"Sudah dini hari, ternyata aktivitas di pesantren lumayan melelahkan" sambil bermonog, aku langkahkan kaki menuju kamar mandi agar penat di badan hilang bersama noda yang menempel, HP masih saja berkedip seiring dengan bunyi yang mengalun
"Bodok amatlah nanti juga kalau capek berhenti sendiri" gumamku
Memang aku pantang sekali mengangkat nomor tak bertuan alias nomor baru. Setelah telepon tak pernah digubris akhirnya beberapa wa yang masuk dan hanya satu kata bisa kutebak siapa tuannya, walau sudah beberapa tahun tapi otak ku masih ingat dengan sebutan itu kupijingkan mata dengan fokus di nomor 3 digit paling belakang
"Asholatuhairum minanau" tahukan itu adzan apa? Ternyata aku tertidur kembali masih lengkap dengan mukena yang aku kenakan sholat tahajud dan Al-Qur'an masih dalam dekapan
Bergegas menuju kamar mandi dan berwudhu kutunaikan 2 rakaat sebelum menunaikan sholat wajib setelahnya langsung bergegas bersiap untuk mengabadikan diri ke sekolah bersama anak-anak seharian kemarin sudah tak bersua, merekalah semangat untuk menjadikan diri ini selalu baik
Teetttt....teeettt....teettt... Kemenangan bagi anak-anak telah tiba waktunya kantin menjerit sebab permintaan anak-anak yang ingin segera dipenuhi tak lupa ibu kantin yang kewalahan ikut menggerakkan seluruh tubuh agar menuntaskan perintah perut mereka
"Bu Dira ada yang mencari, ditungfu di ruang tamu, hayo siapa? Diam-diam punya fans nih, wah ganteng lagi bu" ledek bu pus sambil menoel hidung mancung kedalamku
Kududukan bokongku sebentar sambil melepas lelah setelah mengajar dan naik turun tangga, iya hari ini hari padat merayap yaitu Kamis yang manis untuk anak-anak soleha tanpa pulas alis, sambil minum infus water buatan tadi pagi kuteguk tiga kali sesuai anjuran nabi untuk memulihkan tenaga setelah cukup kulangkahkan kaki menuju ruangan yang dimaksud sungguh jantung tak seperti biasa maraton membuat lelah
"Astagfiruallah, ada apa ini Ya Allah, tolong Dira, Bismillah" padahal ruangan kantor ke ruang tamu cukup jauh tapi ntah kenapa jaraknya kini begitu dekat dan sudah didepan pintu rasanya ingin sekali berbalik, "ada apa ini sebenarnya? Siapakah orang didalam sana?" Batinku bertanya pada pemilik rencana
Teetttt....teettt....teeettt....
"Alhamdulillah akhirnya gue juga suara itu Terima kasih ya Allah" sontak kakiku mundur dari tempat itu dan langsung berlari dengan cepat menuju kantor segera kuraih bahan ajar bergegas menuju kelas entah mengapa jantung serasa tak bisa diajak kompromi benar-benar membuat lelah dengan rasa yang tiba-tiba seperti ini padahal aku pun tak tahu siapa sebenarnya tamu itu
"Bu Dira tadi ada tamu kok gak ditemui, kasihan loh bu tamu ya dari pagi sampai siang tadi nungguin akhirnya dia pulang setelah ikut sholat Dzuhur bersama anak-anak" jelas pak Mamet
KAMU SEDANG MEMBACA
Qodaruallah
Teen FictionDira gadis polos yang selalu jadi panutan bagi anak-anaknya Dirga seorang pria dengan mata teduh dan suara lembut ketika melafazkan ayat-ayat cinta dari-Nya Pandangan pertama yang sudah terlampau jauh masih terasa hingga membuat keduanya tak saling...