"Hal besar akan datang kepada orang yang bersabar"
🌻🤲🤲🌻Akhirnya tubuhku mendarat di tempat yang tepat, tak terasa waktu begitu cepat berlalu dari pagi hingga senja menjelang tinggi tubuh meronta ingin kembali mendapatkan haknya untuk beristirahat hari yang cukup melelahkan, menatap langit-langit kamar sambil tersenyum sendiri jangan lupakan bayangan yang barusan terjadi selalu berputar dengan lancarnya
"Ya Allah pak Dirga melamar seperti sebuah mimpi" batinku, siapa yang tak bahagia mendapatkan seorang pria dengan wajah teduh dan tak pernah marah, penuntun raga untuk mendapatkan tiket ke surga, membangun sebuah rumah tangga di dunia maupun di surga kelak bersama anak-anak yang tumbuh besar dengan Alquran sebagai panutan tentu dengan iringan kedua orang tuanya
"Aku harus melakukan salat istikharah dan menceritakan kepada Kak Zah terutama sebelum menuju ke Abi dan Umi tapi aku tak pernah tahu latar belakang pak Dirga, keluarga dan bibit bobotnya ketika nanti ditanya Abi harus menjawab apa, apa aku tanya dengan pak Dika Dirga langsung, ah malu sekali rasanya tak sanggup berlama-lama untuk senam jantung" diskusiku dengan si Emon tempat curhat ku walau nyatanya dia tak pernah memberiku jawaban
Malam panjang telah kulakukan bermunajah padanya tak kusia-siakan, ini hobi baruku merayu dengannya atas keputusan apa yang harus aku ambil, jujur saja aku memang suka dengannya, terbukti dari jantungku yang selalu meraton dengan cepat ketika dia mendekat aku juga berdiskusi pada kakak dan abang-abangku terutama suami kak Zah yaitu bang Fau yang sudah diajak bicara oleh pak Dirga dalam diam, tapi Jangan ditanya soal Abi, sungguh aku masih takut akibat peristiwa lalu mungkin umi sudah cerita dengan abi soal lamaran, terbukti akhir-akhir ini Abi menanyakan soal diriku "kapan siap menikah" mungkinkah Abi merestui dengan pak Dirga entahlah aku masih takut
Kulirik sebuah kotak merah dan amplop biru di atas meja setelah acara lamaran beberapa hari lalu pak Dirga memberikan kotak dan amplop ini katanya pakailah ketika hari di mana Bu Dira akan memberikan jawaban pada saya dan itu juga sebuah tanda jika ibu Dira menerima saya begitu pintanya, kubuka amplop biru itu ternyata tulisannya tangan yang sering ku terima ternyata ulah pak Dirga
"Syukron D2" inisial itu lagi siapa sebenarnya D2 monolog dengan raga kusimpan 2 barang ke dalam tempatnya, bersama beberapa amplop pemberian yang kini sudah bertuan, tuan Dirgalah pemiliknya
Hari ini hari spesial untukku dan pak Dirga tentunya tepat nanti siang aku akan menjawab dari sebuah pertanyaan yang telah lama ditunggu oleh pak Dirga sesuai dengan janji seminggu tak menampakan diri dan hari ini akan berjumpa kembali aku jalankan roda 4 menuju tempat kemarin bertemu ditemani degupan kencang tentunya, entah harus bagaimana aku akan memulainya terlebih dahulu meminta Restu pada keluargaku dan mereka menyetujuinya terlebih bang Fau yang semangat saat aku menceritakan apa yang dilakukan pak Dirga padaku pantas saja mereka tak pernah melarangku ketika pak Dirga suatu waktu menculikku
KAMU SEDANG MEMBACA
Qodaruallah
Teen FictionDira gadis polos yang selalu jadi panutan bagi anak-anaknya Dirga seorang pria dengan mata teduh dan suara lembut ketika melafazkan ayat-ayat cinta dari-Nya Pandangan pertama yang sudah terlampau jauh masih terasa hingga membuat keduanya tak saling...