Berdua

9 1 0
                                    

"Menang bukan dilihat dari siapa yang kuat tetapi orang yang dapat menahan amarah"
💪💓💪

Dirga pov

Hari ini akhirnya datang hari yang telah dirancang jauh hari dengan Abi dan sahabatnya rancangan konyol sebelum aku diproses di rahim umi, mau bagaimana lagi tak ada yang bisa aku lakukan selain menuruti. Kini aku sudah sampai di kota kelahiran calon istriku yaitu kota Padang, aku jadi ingat Dira, dimanakah rumahnya? ingin rasanya aku melarikan diri ke rumah dan mengajaknya kawin lari pikiran macam apa itu semenjak perpisahan di bandara beberapa minggu lalu memang aku tak sama sekali mengetahui kabarnya, aku takut tak bisa menahan diri malam ini adalah malam aku dan calon istri akan bertemu dirumahnya bahkan aku tak tahu siapa nama calon istriku dan bagaimana wajah dan latar belakangnya sungguh aku tak ingin tahu malah beberapa kali umi menawarkan untuk melihat map coklat yang ada di atas meja kerjaku beberapa minggu lalu namun aku enggan sungguh sangat malas, Umi dan keluargaku sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, kami baru tiba kemarin pagi Abi langsung menyewa beberapa kamar di hotel untuk mempersiapkan acara "Batuka Tando" mengikuti suku Minang calon istriku terlebih dia anak bungsu tentu Abinya akan merayakan acara besar-besaran padahal Aku ingin acara itu sederhana saja tentu banyak barang yang akan dibawa katanya sebagai seserahan yang entah apa saja isinya menyesakan kamar sama seperti hatiku yang penuh dengan duri mencabik-cabik hatiku yang semakin perih

"Sudah siap semua mas?" tanya Umi sambil melihatku yang masih duduk di tepi ranjang dengan pakaian yang seadanya

"Kok belum ganti sayang, ayo bersiap Abi dan yang lainnya sudah menunggu di lobby" ucap Umi

"Sungguh sakit rasanya Dirga tak sanggup untuk menjalani ini semua dengan keterpaksaan mi" jawab ku sambil memeluk Umi dan lagi-lagi air mata ku sudah tumpah di bajunya

"Sabar sayang Umi, tahu pasti kamu bisa melewati ini semua yakinlah takdir Allah jauh lebih baik jika Dira jodohmu sejauh apapun kalian berpisah pasti kalian akan disatukan tapi jika allah tidak mengizinkan tentu tidak akan bersatu" jawab Umi menenangkan

"Sebentar kenapa Umi bawa-bawa Dira jadi rindu dengan wanita strong itu sedang apa dia mungkin dia sedang bahagia dengan suaminya" batinku
⭐⭐⭐

Setelah sampai di depan halaman rumah yang luas dan asri tak lupa lukisan tembok bergambar rumah gadang ciri khas rumah adat Minang menyambut kedatangan kami sontak semua warga dalam rumah tertuju pada kami yang di luar

"Assalamualaikum" salam Abi mendahului

"Waalaikumsalam" jawab seseorang dengan senyum bahagia dan dipeluknya Abi dengan hangat, aku rasa dia adalah calon mertuaku langsung ku cium tangannya dengan sopan, kulangkahkan kaki menuju ke dalam yang sudah penuh dengan banyak orang

"Silakan diminum" tawar ibu paruh baya mengantarkan jamuan didepan kami

Tunggu wajah itu seperti mirip dengan wanita ku, Iya wajah itu mirip sekali dengan Dira, kusapu suasana sekitar berusaha menemukan jawaban namun nihil ruangan ini bersih dari foto keluarga sebab aku sekarang duduk di ruang tamu yang hanya ada beberapa kaligrafi yang menghiasi dinding dan foto kedua orangtua yang terpajang di dekat pintu

"Jemputlah uncu ke kamar mi, nampaknya tak sabar calon suami ingin melihat wajah ayu anak bungsu kita" sambil melirik ke arahku si bapak nampaknya meledek dan tahu aja apa yang sedang aku rasakan, Anak bungsu, kenapa semua itu terasa mirip dan benar saja tak lama wajah ku terpaku di matanya tepat sebelah ibu itu adalah wanitaku Dira wanitaku dan Abang itu Abang yang dulu pernah memberikan pukulan ke wajahku sontak mataku melotot ingin tahu kebenarannya kulihat dia sama terkejutnya Setelah dia menatap mataku dan mata kami bertemu untuk pertama kali setelah berminggu-minggu tak lagi ku tatap dan sekarang detik ini dia akan jadi istriku bukan calon sebab kami baru akan lamaran ingin rasanya detik ini juga mengajaknya ke KUA hatiku meronta-ronta ingin memeluknya mengungkapkan pada dunia bahwa aku bahagia jarak kami cukup jauh aku dan dia hanya sekedar menatap dan tersenyum semangatku kembali 1000% dari sebelumnya, kudengar acara demi acara yang sedang berlangsung tanpa sengaja mataku menangkap matanya senyum itu akan menjadi milikku seutuhnya tiba-tiba abi memberikan mic yang di tangannya ke tanganku langsung saja aku menerimanya dan aku arahkan tatapan mataku padanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QodaruallahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang