15.Diam

614 43 6
                                    

Terhitung sudah satu minggu sejak Atta menelpon ricis untuk pamit pergi bekerja.

Ricis tersenyum bahagia. Hari ini suaminya akan pulang, dia akan menanyakan segala yang mengganjal di hatinya.

"Assalamualaikum"Suara itu terdengar di balik pintu besar berwana coklat.

"Waalaikum salam."Ricis tersenyum ke arah suaminya yang terlihat lelah. dengan segera ia mempersilahkan Atta masuk.

"Capek banget kayaknya bang?"

"Iyaa"

"Jangan terlalu diporsir bang. Kalau udah rejeki ngak akan kemana"Ricis memijat bahu Atta.

"Hmm..."Jawaban Atta sukses membuat ricis berhenti sejenak dari aktifitasnya.

Entah kenapa Ricis merasa ada yang berubah dari suaminya. Lebih cuek, dan sedikit dingin?

"Kamu mandi dulu, aku udah siapin air hangat di bath up"Atta hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Bajunya udah ku taro di tempat tidur ya bang"

"Hmmm"

***
Atta keluar dari kamar besar bernuansa hitam putih miliknya dan Ricis, Ia menuju kedapur karena perutnya sudah meronta-ronta kelaparan.

Setelah sampai di dapur ia berhenti sejenak. Memperhatikan istrinya yang sedang memasak untuk makan malam.

Tatapan Atta berubah sayu. Melihat Ricis membuat rasah bersalahnya menguap. Tanpa terasa, air mata Atta menetes.

"Eh? Udah selesai bang? Ayo makan dulu!"Suara Ricis membuyarkan lamunan Atta.

"Udah selesai masaknya sayang?"Ricis tersenyum melihat Atta-nya sudah kembali hangat.

"Yuk makan"Atta mengangguk lalu berjalan menuju meja makan, dimana Ricis berada.

"Gimana kerjaannya bang? Lancar"Tanya Ricis. Saat ini mereka berdua sudah menyantap makanan.

"Alhamdulillah. Aku juga bakalan buka kantor. Perkembangan yang cukup pesat."

"Oh ya? Jadi kamu udah nambah karyawan lagi dong?"

"iyaa...lumayan banyak."

"Wahh! Akhirnya ya kita bisa membantu sesama. Eh, betewe besok kita bisa ngevlog bareng ngak bang"

"Kemana?"Atta menghentikan suapan ke mulutnya.

"Ke taman aja sih, sekalian buka QnA. Bisakan Bang?"Tanya ricis membuat Atta terdiam sebentar.

"Harus banget besok?"Tanya Atta ragu.

"Iya. Besok abang ada kerjaan?"

"Besok ada yang mau dikerja. Tapi kalau kamu maunya besok, bisa kok tapi cuman sebentar gapapa?"

"Iya gak papa kok. Abang udah selesai?"Ujar Ricis saat melihat Atta sudah tak berminat memakan makanan dihadapannya.

"Hm...iyaaa"

Dengan segera Ricis mengangkut piring bekas makanan Atta. Ia membuang sisa makanan ke tempat sampah dan mencuci piring mereka. Sedangkan Atta tanpa pamit segera naik menuju lantai 2 ke kamar mereka.

Beberapa menit setelahnya Ricis telah selesai mencuci piring yang jumlahnya hanya sekitaran 5 saja. Ia segera menyusul suaminya ke lantai atas.

"Ia maaf ya, Ricis minta collab besok. Lusa abang kesana lagi."

Ricis berhenti diambang pintu mendengar suara Atta yang terdengar bisik-bisik namun sangat jelas.

"Ia. Bye Rel. Love you."

Ricis menegang ditempat.

Rel?

Apakah Aurel? Tanpa sadar air mata Ricis keluar. Baru saja ia ingin menanyakan kejadian di mall, ia malah mendapat kejutan baru.

Dia hanya bisa diam. Dengan perlahan, ia melangkahkan kakinya dengan perasaan yang tak karuan.

Satu pertanyaan yang terus berputar didalam otaknya.

Apakah Atta akan meninggalkannya?

***
TBC

Sabtu, 30 mei 2020
Tertanda, Gabb

pernikahan tanpa cinta [Atta Ricis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang