27. Pergi (2)

779 55 90
                                    

THANKS YANG UDAH SPAM COMENT! I LOVE BANYAK-BANYAK!!

Iya tau..Votenya belum tercapai, tapi karena aku lagi baik hati. Aku next.

Karena aku next sebelum target tercapai...

100 VOTE DAN 150 KOMENT UNTUK PART SELANJUTNYA?

KEBANYAKAN YA? NGAK PAPA, SOALNYA AKU MASIH CARI IDE BUAT PART SELANJTNYA. XIXI🤣.

TANDAIN KALAU ADA TYPO!

***

"Aww..."Ricis meringis saat tak sengaja ia menabrak dada bidang seseorang. Ia mendongak untuk memastikan siapa yang ia tabrak.

Ricis membuka kaca mata hitamnya sebagai bentuk kesopanan"Maaf ya mas saya--Lho? Wildan?"Ricis membulatkan matanya saat melihat orang yang ia tabrak adalah Wildan, teman SMA sekaligus mantan gebetannya.

Wildan mengernyit melihat mata Ricis yang terlihat membengkak dan merah."Lo--Kenapa?"

Ricis mengernyit bingung, mendengar pertanyaan ambigu itu."kenapa apa maksudnya?"

"Mata lo--Lo Habis--"

Ricis memotong perkataan Wildan. Ia tersenyum sesaat."Gue duluan. Maaf ya, udah nabrak lo."Ricis pergi meninggalkan wildan. Namun, lima langkah setelahnya Wildan menahan tangannya.

"Ikut gue."Perintah Wildan tak terbantahkan membuat Ricis menghela nafasnya.

"Gue bentar lagi mau pergi Wil..."

"Pergi Kemana?"Tanya wildan. Alisnya terangkat.

"Pergi sejauh-jauhnya. Sampai ngak ada yang bisa nemuin gue."

***

"RICIS!"Panggil Atta kalang kabut. Saat ini, ia sedang berada dipenginapan yang ia dan Ricis huni selama di bali.

Atta mencari ke Segala penjuru kamar. Matanya memerah, khawatir sekaligus panik Ricis meninggalkannya.

"Atta? Ricis dimana?"Atta menoleh ke arah pintu mendapati Andre dan Juga Chaca. Pasangan yang terlihat selalu adem ayem.

"BANGSAT! LO UDAH KHIANATIN SAHABAT GUE TAI!"Chaca mendekati Atta. Memukul dadanya dengan sekuat tenaga.

"KENAPA LO NIKAHIN DIA KALAU LO CUMAN MAU SAKITIN DIA TA! KENAPA?!"Pukulan Chaca tak berhenti, sedangkan Atta hanya diam saja menatap nanar ke arah Chaca, menerima semua pukulan Chaca dengan lapang dada.

"SIALAN LO JADI LAKI!"Maki Chaca. Kakinya ikut menendang tulang kering Atta. Bayangkan betapa sakitnya itu.

Andre yang melihat pukulan tunangannya menguat dan Atta yang menerima dengan lapang dada langsung maju, memeluk sang tunangan."Udah Cha...Mukulin Atta ngak akan nyelesain semuanya"

Chaca mendengus, air matanya mengalir."Tapi aku puas bisa ngelampiasin ke dia! Biar dia juga ikut merasakan sakit! Meskipun ngak sebanding sama RICIS!"

"Cha...Lebih baik kita sekarang cari Ricis. Sebelum Ricis pergi jauh"bujuk Andre membuat pukulan Chaca berkurang dan berangsur-angsur berhenti.

Melihat itu andre tersenyum lembut."kamu ke mobil duluan..Aku bicara sebentar sama Atta"Chaca mengangguk dengan air mata yang tumpah.

"Aku ke mobil. DAN LO!"Chaca menjeda kalimatnya, ia menunjuk wajah Atta."TUNGGU AJA KEMATIAN LO SETELAH GUE NEMUIN RICIS! BANGSAT!"Chaca segera pergi dengan emosi yang meluap-luas. Kakonya ia hentakkan keras.

Setelah Chaca menghilang di balik pintu, pandangan andre terfokus pada Atta, menatap Atta intens."sebenarnya sekarang gue mau bunuh lo. Tapi karena gue lihat lo nyesel, gue sedikit kasihan."Andre membuang nafas sejenak."Gue harap lo ngak akan pernah ketemu Ricis dan mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama"

***

Andre mengernyit saat sampai di parkiran penginapan yang ditempati Atta dan Ricis. Atau lebih tepatnya, hanya Atta.

"Mobil gue dimana anying?!"Andre kalang kabut saat netranya tak mendapati mobil berwarna merah yang bawanya kesini. Ditambah lagi itu mobil sewaan. Bisa koid dia kalau mobil itu hilang.

Mata andre melotot seketika saat menyadari sesuatu.

Tidak ada Chaca yang menunggunya.

Itu artinya...Chaca pergi sendiri, membawa mobil, untuk mencari Ricis.

Mati! Chaca menyetir dalam ke adaan panik. Dengan segera, andre mengambil ponsel pintarnya dari saku celananya, dan memesan ojok lewat aplikasi grab.

"Astaga Chaca!"Ucapnya Frustasi.

Sedangkan disisi lain Chaca tengah mengendarai mobilnya dengan gila-gilaan. Barusan, Ia mendapatkan kabar dari Wildan lewat dirrect massage di instagram.

'Ricis mau pergi, gue gak tau kemana. Yang jelas, sebentar lagi berangkat. Gue harap kalian masih sempet ngebujuk dia. Ngak usah nanya gue tau semuanya dari mana. Yang jelas cepet samperin ke sini'

Kurang lebih seperti itu isi pesannya. Jantung Chaca dari tadi berdetak kencang. Perasaannya tak enak. Ntah karena apa, yang jelas, Ia berharap semuanya akan baik-baik saja.

Chaca mencoba menenangkan pikiran nya, Ia kembali menatap ke depan dengan tatapan kosong. Tak lama kemudian, ada sebuah truk beroda dus belas yang terlihat oleng. Chaca melotot, Ia membanting stirnya untuk menghindari kecelakaan besar. Namun, semuanya sudah terlambat.

Bip. bip.

"AAAA!"

BRUK.

Suara tabrakan antar 2 benda terdengar begitu jelas. Beberapa orang--Tidak, maksudnya semua orang yang melihat kejadian secara langsung berteriak.

Tabrakan tidak bisa dihindari, semuanya terjadi begitu saja. Ada beberapa orang disekitaran yang menjadi korban akibat ledakan mobil, dan juga beberapa bagian mobil yang terlempar.

Tak lama kemudian, tim evakuasi datang, membantu mematikan api dan mengevakuasi beberapa korban.
"TIDAK ADA YANG SELAMAT DI DALAM MOBIL. SEMUA PENUMPANG TEWAS!"

"KALIAN SEMUA MENJAUH! MOBIL YANG SATU SEBENTAR LAGI MELEDAK!"Semua orang berlari pontang-panting. Teriak menggema sana-sini. Orang-orang berlumuran darah. Tanpa terkecuali. Mungkin akibat ledakan yang menghampiri benda-benda kecil bagian mobil seperti kaca mobil.

Semua orang meninggalkan harta benda mereka. Tak peduli dengan semua itu, yang penting nyawa aman.

Semuanya sudah melupakan korban, berusaha menyelamatkan diri sendiri.

Dan tak ada yang tahu, Ricis ada ditempat itu. Entah menjadi korban, atau menjadi saksi.

***

WOY GAJE BANGET WOY!
PART DEPAN TAMAT, MAU SADEND ATAU HAPPY END?

Kamis, 11 juni 2020.
Tertanda, Gabb

pernikahan tanpa cinta [Atta Ricis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang