33. End

78 2 1
                                    

Milan, italy 04.23 waktu setempat

"Mau langsung kepenginapan apa nyari makan dulu ta?"Aurel terlihat mendorong dua koper berukuran sedang, miliknya dan juga milik Atta.

"Kepenginapan aja, ntar pesen via go food"

"Lo kira ini indonesia anjirr?"Mereka terus berjalan mencari-cari taksi di bandara.

"Maksud gue, minta sama pihak hotel aja, buang-buang waktu, cari makan jam segini"Atta mengenakan kacamata hitam nya.

"Lo pikir ini indonesia yang jam warung makannya cuman nyampe jam 10 apa,"Aurel memutar bola katanya kesal. Ingin sekali ia mencicipi satu persatu makanan di restoran-restoran elite yang ada di milan, italy, Tapi ada misi yang harus ia selesaikan secepatnya disini-bersama Atta-.

Aurel membuang nafasnya berat. Pasrah, tidak dapat mencicipi makanan-makanan khas italy sekarang. Mungkin, tahun depan ia akan kembali ke negara ini.

"Rel.."Aurel menoleh ke arah Atta. Ia sedikit kesal, Atta sama sekali tidak ingin berinisiatif membantunya membawa koper-koper sialan ini. Atta kekang berubah kejam semenjak beberapa tahun ini.

"Lo yakin, mereka beneran bakalan nerima gue?"oke, ini masalah sensitif. Mulut aurel yang fadinya ingin ngebacot ria menepan ludah kasar. Menelan segala unek-unek yang hampir saja ia cetuskan.

Aurel tersenyum."lo taukan hati Ricis kayak apa? Dia itu malaikat. Malaikat tanpa sayap. Gue yakin, dia---bakalan nerima lo, sekalipun lo udah nyakitin dia berkali-kali.

Atta ikut tersenyum."semoga."Doanya.

***

Milan, Italy pukul 08.39 waktu setempat.

"WOY! WOY! BANGUN CIS! BANGUN!"

"EH AYAM AYAM AYAM!"Ricis melompat dari tempat tidurnya, matanya mengerjap.

"Sialan! Ngibulin gue lo ya!"Ricis mengucek-ngucek matanya setelah kesadarannya sudah terkumpulkan sepenuhnya.

"Shutt...Ga boleh ngumpat"Chaca meletakkan jari telunjuknya tepat di dedepan bibirnya yang di monyong-monyongkan secara estetik.

"Nyenyenye"Ricis meraih selimut yang tadinya ia kenakan. Melipatnya dengan telaten.

"Beliin makanan gih sana. Laper gue"perintah Chaca. Dengan segera, ia bangkit dari kasur kesayangan yang empuknya nauzubillah.

"Gaya lu nyuruh-nyuruh"Ricis kendengus, tetapi tetap melakukan perintah Chaca. Mencuci wajah, dan segera keluar dari apartemen.

"Ya elah, tuh anak"Chaca geleng-geleng saja. Segera, ia menemui Arlan dan membangunkan jagoan kecil itu.

"Loh? Arlan? Udah bangun sayang?"Chaca terlihat kaget, ketika sampai di kamar Arlan, ia mendapati anak itu tengah melipat sajadah.

"Iyaa onty."Arlan tersenyum kecil. Kamar bernuansa spidermannya terlihat sangat Rapi.

Arlan itu orangnya gak suka neko-neko. Penurut, juga sangat mengerti keadaan ibunya. Ia bahkan tak pernah meminta dibelikan mainan ataupun makanan, selama di negara ini. Ia menerima apapun yang diberikan oleh ibunya. Menerima apapun keadaan hari ini. Menerima apapun yang akan dimakan hari ini.

"Ayo ke depan sayang, nunggu mama beliin Kita sarapan."Arlan mengangguk.

"Siap tan.."

****

"Ricis?"

Ricis membeku mendengar suara itu. suara yang tidak asing, yang sangat familiar di telinganya.

keringat dingin bercucuran di dahi ricis. bayangan-bayangan orang itu akan merebut anaknya memenuhi kepalanya.

"ngga"sahut ricis pelan. dadanya terasa sesak."jangan"sahutnya lagi dengan suara yang hanya dapat di dengar oleh nya sendiri.

tap.

tangan besar itu menepuk bahu ricis. Dengan segera ricis melarikan diri dari tempatnya mengantri makanan. bankan dia sama sekali belum mendapat pesanannya.

"CIS"

orang itu mengejarnya, napasnya tersenggal. sekuat tenaga ricis lari sampai akhirnya ada mobil melaju kencang dari arah berlawanan.

bruk.

"RICIS!"


END

***

haii setelah 2 tahun aku hiatus. aku memutuskan untuk mengakhiri cerita ini.

sorry, bener bener ga nyambung ya. soalnya ide aku stuck, dan aku gamau membuat ceritan
ini semakin lama kepajang, tanpa ending yang jelas.

jadi mending gini aja ya. karena mereka juga kan sekarang udah ga bareng. udah punya kehidupan masing-masing. rasanya ga etis aja gitu bikinin cerita orang yang udah punya pasangan. jatuhnya kita kaya PHO.
intinya tetap dukung mereka. meskipun kapal kita udah kandas.

bye-bye semua.


Tertanda, 8 Januari 2023
Gabb

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pernikahan tanpa cinta [Atta Ricis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang