32. Dari Ricis untuk Arlan.

888 80 64
                                    

Bener-Bener Gak siap namatin cerita ini😭
Seneng banget soalnya banyak yang baca, walaupun aku dah ngak ngeship AttaRicis.

50vote?50 coment?

Ucapkan salam perpisahan secara perlahan.

BETEWE INI PART TERPANJANG YANG PERNAH KUBUAT. KURANG LEBIH 2K KEYWORD. KASIH SEMANGAT DUMS! BIAR PART SELANJUTNYA BISA NAMBAH LAGI!

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.20 waktu di Milan, italy. Yang artinya sekarang sudah pukul 22.20 di jakarta.

Perbedaan waktu yang lumayan jauh membuat mata Ricis juga Chaca mulai redup.

"Anjirr. Gue ngantuk!"Chaca menguasap-ngusap matanya. Kopornya dan Ricis ia letakkan sejenak.

Ricis sendiri sedang menggendong Arlan, buah hatinya.

"Masukin dulu passwordnya Cha."Ujar Ricis. dengan segera, Chaca memasuki pasword yang sudah diberitahu oleh wildan.

Setelah terbuka, mereka masuk, lalu mengamati isi apartemen itu sejenak.

Ricis mengedarkan pandangannya. Apartemen ini tidak begitu besar, juga tak terlalu kecil. Cukup muat untuk dia dan Chaca.

Ricis sadar diri, tidak mungkin kan dia diberi apartemen yang besar sedangkan ia sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan wildan.

Dalam hati, Ricis terus menggumam kan kata 'terima kasih' Sebanyak-banyaknya kepada Wildan.

Ricis berharap, suatu saat ia bisa membalas semua yang telah Wildan berikan padanya. Entah itu perasaan, ataupun harta Benda.

"Gue ke kamar duluan cis. Kalau lo masih mau ngehayal gue persilahkan"Suara Chaca terdengar serak. Mungkin akibat ngantuk berat.

Saat melihat punggung Chaca sudah menghilang dari pandangannya, Ricis segera berlalu ke kamar. Kamarnya dan Chaca itu beda, dia disebelah kiri apartemen sedangkan Chaca di dekat Dapur apartemen.

Setelah sampai dikamar yang terlihat elegan dan nyaman, Ricis meletakkan perlahan sang buah hati.

"Anak mama yang nyenyak ya tidurnya. Mama janji bakalan bawa kamu ketemu papaa."Ricis mencium kening anaknya.

"Selamat tidur Arlan Keanu Halilintar."

***

"Udah bangun Cis?"Ricis hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Chaca.

"Masak apa lo?"Tanya Ricis melihat Chaca sedang berkutat dengan masakan yang baunya menembus ginjal itu.

"Ossobucco. Bukan gue yang masak. Cuma gue panasin, kayaknya udah disiapin orang-nya Wildan. Gila aje, kite baru sehat di italy masa gue langsung ta cara masaknya."Ricis mengangguk saja. Walaupun sama sekali tidak mengerti dengan makanan yang sedang di masak atau lebih tepatnua di panasi Chaca.

"Wildan baik ya?"Secara random, chaca bertanya. Ia menoleh ke arah Ricis sebentar. Lalu segera membuka celemeknya.

"Kenapa tiba-tiba ngomong gitu? Biasanya lo julid-in dia"Chaca tersenyum. Ia mengambil tempat di depan Ricis.

"Minum Cis"Entah kapan Chaca membuat cokelat panas yang terasa begitu harum. Chaca memang jago masak. Sangat cocok untuk menjadi chef.

"Makasih"Ricis meraih cokelat panas itu. minuman ini Sangat mendukung akibat cuaca yang terasa sangat dingin bagi orang yang tak terbiasa.

pernikahan tanpa cinta [Atta Ricis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang