18. Pregnan

851 51 12
                                    

Pengen gitu, sekali-kali egois ngak update kayak pembaca yang ngak vote dan coment.

Tapi jari-jari author gak bisa di ajak kerja sama :')

Spam next untuk lanjut?

***

Ricis pulang ke rumah dengan berlinangan air mata.

Ia bersyukur, Tim nya maupun Tim Atta sudah tidak ada di rumah, membuatnya leluasa untuk menangis meluapkan emosi.

"Gue gak berharga ya di mata dia? Hiks. Hiks"Ricis terisak kencang. Tangannya mengusap wajah miliknya yang sudah penuh dengan air mata.

Make up Ricis sudah sangat berantakan. Wajahnya kelihatan belang-belang akibat bedak yang luntur.

"Astagfirullah,  aku sudah gagal menjadi istri"Ricis berlari ke arah kamarnya.

Jantung Ricis berdetak cepat seketika saat membuka kamarnya.

kaca meja riasnya sudah hancur lebur dan terdapat tulisan 'kamu akan mati' di atas serpihan kaca.

"Astagfirullah! Ya Allah!"Ricis memegang dadanya. Air matanya terus keluar, dan tanpa ia sadari ketakutannya semakin bertambah.

Dengan segera Ri is berlari keluar, meraih telpon rumah, dan menghubungi siapapun itu.

"Halo? Assalamualaikum"Suara Fateh terdengar di sebrang sana.

"Waalaikumsalam. Fateh cepat jemput kakak di rumah, kakak diteror. Tolong cepet ya"Ricis berteriak panik. Wajahnya pusat pasi.

"Kak Ricis tenang. Kami bakalan kesana sekarang"Fateh segara mematikan sambungan telpon di sebrang sana.

"Ngak! Fateh jangan matiin! Kakak takut"Ricis berteriak kalang kabut. Namun apa daya, telepon sudah terputus. Dia...kembali sendirian.

***

Fateh berlari dengan raut khawatir. Matanya ke sana ke mari mencari anggota keluarga yang bisa dia mintai bantuan.

"UMMI! ABI! BANTUIN KAK RICIS !"Fateh berteriak sekeras-kerasnya.

"Ngapain teriak-teriak teh?"Fatim sedang berjalan di tangga.

"KAK RICIS DII TEROR! DIA NYURUH KITA KE RUMAHNYA! CEPETEN HUBUNGI UMMI, ABI!"mendengar perkataan Fateh, Fatim langsung pucat seketika.

"Kak ri--ri--cis di teror?"Fatim jatuh terduduk di anak tangga terakhir.

"Kalian kenapa?"Saaih tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar mandi.

"KAK RICIS BUTUH BANTUAN! DIA DI TEROR! AYO KE SANA SEKARANG!"Fateh berteriak panik, sedangkan Saiih langsung memelototkan matanya.

"HUBUNGI YANG LAIN! KITA KE SANA SEKARANG"Saaih segera berlari mengambil kunci mobil dan segera mengajak saudara-saudaranya yang tengah bersantai di ruang tengah.

"Kenapa muka lo panik gitu?"Tanya Sohwa saat Saaih akan mengajak mereka pergi.

"Kak Ricis di teror! Kita disuruh ke rumahnya sekarang!"Perkataan saiih sukses membuat mereka semua kaget dan segera berlalu ke mobil.

"Semoga kak Ricis ngak kenapa-napa"Gumam Fatim pelan sebelum masukbke mobil.

***

"Astaghfirullah! kak Ricis!"Fatim berteriak kaget saat membuka pintu, pemandangan pertama yang Ia lihat adalah tubuh Ricis yang terkapar dengan darah yang sedikit terlihat dibagian kaki.

Para keluarga GH yang masuk juga sangat kaget, dengan segera mereka melarikan Ricis ke rumah sakit.

"Ya Allah Kak Ricis, bertahan ya kak"Mereka mendorong brankar Ricis dengan cepat namun tetap hati-hati.

Setelah Ricis masuk ke ruang operasi, mereka berhenti di ruang tunggu depan kamar operasi.

"Hubungi Umi sama Abi!"Perintah Saaih pada Fateh yang tengah duduk meringkuk.

"Iyaa"Jawab Fateh lalu segera pergi ke tempat yang sepi untuk menelpon.

Saaih mengalihkan pandangannya pasa Thoriq yang mmenatap kosong ke depan. Entah ada apa. Tapi tadi, Thoriq lah yang berbincang sedikit dengan dokter tentang kondisi Ricis.

"Bang Thoriq..."Panggil Fatimah lirih membuat Thoriq segera menoleh.

"Ya?"Jawab Thoriq pelan. Jika sedang dalam keadaan biasa, Thoriq pasti akan menjawab dengan ngegas seperti 'apaansih manggil-manggil' atau 'ngapain manggil, Fans ya sama gue', namun sekarang keadaan sedang berbeda, mereka semua tengah di landa panik. Apa lagi tidak ada orang tua yang membimbing.

"Kenapa Kak Ricis harus masuk ruang oprasi? Dia cuma pingsan kan? Ngak ada yang lain kan?"Harap Fatim membuat Thoriq menunduk seketika.

"Dia...Keguguran"Jawab Thoriq sambil menunduk. Para keluarga GH yang ada menangis seketika.

"Bohongkan?Tanya Saaih seakan tak percaya, namun Thoriq tetap menggeleng.

"Dia...keguguran, Abang ngak bohong.."

***

Disisi lain, Atta sedang memadu kasih dengan wanita dari masa lalunya.

"Makasih ya sayang"Atta mengecup seluruh permukaan wajah wanitanya berkali-kali.

"Hmmm...Aku capek. Pengen tidur dulu, kamu sana gih, mandi. Bau asem tau gak!"Atta terkekeh mendengar penuturann itu.

"Iya, iya. Tidur sana. Ntar malam lanjut lagi yaa"Atta mengedipkan sebelah matanya.

"Ihh! Mesummm Kamuu!"Teriak wanita itu sambil memukul Atta membuat Atta tertawa lepas.

Atta sangat mencintai wanita itu.

Senyumnya, Tawanya, dan semua yang ada pada dirinya.

Atta, Tidak akan meninggalkan wanitanya, untuk yang kesekian kalinya.

***
TBC
Yang baca tapi ngak vote tolong pikirin perasaan author yang chantek ini. Xixi🤣.

Selasa, 2 juni 2020
Tertanda, Gabb




pernikahan tanpa cinta [Atta Ricis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang