Suasana Lebaran (2) Dekat namun Berjarak

51 0 0
                                    

Pintumu benar - benar rapat,
Tak menyisa cela untuk mataku merayapi ke dalam.
Dekat namun berjarak.
Dulu, jantungku selalu berdegup kencang,
Padahal yang ku pegang adalah piring penuh busa yang siap disiram.
Sekitar empat meter saja,
Dapat ku pandangi senyum manismu di antara pintumu yang terbuka
Duduk manis dirimu, mengenggam setoples kue yang ku pikir tak kunjung habis berhari - hari
Mata kita bertemu sesekali
Rayuan macam apa ini?

Masih bernuansa hari kemenangan,
Berharap ada salam terucap dari depan pintu,
Salam darimu,
Hanya sebuah harapan.
Berharap bertemu saat bertamu,
Harapan yang kecil adanya celah penghianatan,
Rumah berjarak tak lebih dari lima meter, pikirku itu wajar.
Lagi - lagi, impian hampa.
Sesekali melewati depan rumahmu,
Sengaja melirikkan mata,
Jendela tertutup,
Begitu pula pintumu,
Hanya mesin roda dua yang setia bertengger di depan rumahmu,
Hanya itu yang nampak dipelupuk mataku.
Sempat melihat ibumu menyapu,
Ku beranikan untuk menyapa, sambil melirik ke dalam,
Hampa,
Entahlah,
Mungkin akan selalu seperti ini,
Jantung berdegup kencang,
Kala mengingatmu,
Kala berharap akan bertemu denganmu,
Kala menjajaki tempat pertemuan dekat nan berjarak kita.

Hampir satu tahun aku tak pernah kembali ke tempat ini,
Sampai akhirnya, takdir membawaku kembali.
Semua terasa sama,
Hanya dirimu yang berbeda.
Atau aku yang lupa?
Atau aku sedang mengada - ada?
Atau aku terlalu merindukanmu?
Sedang aku tak dapat mengobatinya,
Hingga aku seakan berkhayal ria, begitukah aku?
---
Aku akan pergi lagi,
Pada semesta aku memohon,
Izinkan mata ini untuk menatapnya,walau tak sampai sedetik :')

Tarakan, 25 mei 2020
Rdf

SUARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang