SUARA

Terpesona

-Jangan tamak sama kebodohan, bagi - bagi biar gak bodoh sendirian-

Manusia memang dianugerahi oleh berbagai kelebihan,
Hingga terkadang berharap pun begitu berlebihan.
Tak dapat ku pungkiri, parasnya yang manis dan senyumnya yang meneduhkan,
Hati siapa tak goyah,
Jantung siapa tak berdegup,
Kala matanya seolah bersinar,
Menatap dengan cantiknya.
Seakan luluh,lumpuh
Lidah kelu,terhipnotis olehnya

Sayangnya,
Begitulah engkau kepada setiap insan
Tak membeda dan tak mengistimewakan,
Tak menyerah, ku gencarkan senjata rayuan maut!
Mendekati dan siap menikam kasihmu!
Begitulah aku yang selalu berlebihan.
Gagal!!!
Tak putus akal, ku gencarkan senjata tipuan persahabatan,
Begitulah aku dengan kelicikanku.
Great!!! Sukses.
Dengan bumbu yang beragam, seakan tinggal sejengkal tangan ini mampu menggenggam jemari lentikmu.

Sayangnya,
Jodoh di tangan Tuhan
Bukan hal yang dengan mudah direncanakan manusia.
Dia pergi...

Kembali membuka lembaran baru,
Lebih tertutup bak manusia introvert,
Pendiam bahkan hampir seakan bisu,
Lembaran apa yang dibuka?
Menikmatinya bagai air yang mengalir,
Menikmati datang dan perginya manusia,
Berdamai dengan hati dan jiwa,
Berdamai dengan cinta,
Berdamai dengan semesta.
Bohong!!!

Dia hadir,
Melepas gundah yang menikam jiwa,
Membawa ria yang berbeda,
Mengatur detak dengan berirama,
Terpesona ku dibuatnya.
Mereka bilang, jangan biarkan lepas
Tak akan, kataku
Perlahan mengupas puing puing introvert yang melekat,
Membawa diri melenggang bersamanya

Menikmati seakan lupa dengan dunia
Menikmati bak hidup seribu tahun lagi
Atau sebut saja itu bodoh!!!
Terpesona dengan paras,
Tertipu oleh kenyamanan,
Lupa kodrat,
Dan tak menyimak aturan mainnya.
Tak berhak ku menyalahkan pedih yang seakan melekat dalam perjalanan hidup!
Tak berhak ku menyalahkan takdir yang tak menakdirkan!
Larut tanpa pilihan
Tenggelam tanpa perhatian
Hilang tak berarti
Musnah dan tak diingat
Begitu menyedihkan candu ini~

Tarakan, 28 mei 2020
Rdf