Chap 34

2.6K 195 131
                                    

Xiao Zhan masih merutuki kebodohannya. Bagaimana bisa bayi kesayangannya sakit dan ia tidak tau penyakit apa yang di deritanya. Bulir2 air mata beberapa kali lolos melewati pipi tirusnya. Ingatkan kembali bahwa Xiao Zhan tidak akan menangis, jika bukan karena hal yang sangat penting untuk ditangisi.

Kekesalannya semakin bertambah pada saat Haikuan terlihat sangat santai menghadapi Yibo yang menurutnya sedang kritis. Otak Xiao Zhan tidak mampu merespon dengan baik karena kepanikan yang luar biasa.

Xiao Zhan berlari meninggalkan kamar dimana Yibo berbaring saat ini. Xiao Zhan berlari ke bagian taman bunga yang cukup sepi. Disana ia coba menenangkan dirinya sendiri berusaha tabah menghadapi kenyataan pahit sekalipun.

Guocheng yang melihat Xiao Zhan berlari ke arah taman bunga, akhirnya mengikuti dan berniat membantu menenangkan adiknya.

"Boleh Gege duduk disini?" Guocheng menunjuk bangku kosong disamping Xiao Zhan.

"Ya Gege boleh duduk, silakan" Jawab Xiao Zhan lemah

"Zhan, seharusnya kau bahagia sekarang"  ujar Guocheng sambil mengusap pucuk kepala Xiao Zhan

"Baru kemarin kita berdua berjanji tidak akan saling meninggalkan, tapi lihat sekarang Yibo malah tidak menepati janjinya" Xiao zhan merengek seperti anak kecil yang dibohongi

"Zhan, dengarkan Gege dulu. Gege mohon!!" Guocheng terus sabar menghadapi situasi yang dihadapi adiknya. "Yibo baik2 saja Zhan"

Guocheng memegang kedua bahu Xiao Zhan lalu menariknya mengarahkan pada dirinya. "Bayi kesayanganmu baik2 saja bahkan--- em---" Guocheng menjeda sebentar.

"Begini.. kapan kau merasakan perubahan pada sikap Yibo?" Guocheng sebenarnya ingin langsung memberitahukan mengenai Yibo tapi ia ingin adiknya lebih peka dengan apa yang terjadi.

"Apa hubungannya?" Jawab Xiao Zhan dengan wajah sinis

"Kapan Yibo mulai sakit2an?" Tanyanya lagi

"Emm.. semenjak dia pulang dari kerja praktek, tapi dia hanya demam biasa dan langsung sembuh" Xiao Zhan menunduk lesu

"Lalu setelah itu apa ia mengeluh sakit lagi? Atau menunjukkan kelainan yang lainnya?" Guocheng seperti memberikan pertanyaan kuis pada Xiao Zhan

"Sebulan kemudian Yibo mengeluh sakit, sedikit demam, lelah dan mual terus2an. Apa Yibo sakit kanker Ge?"

"Heum..?" Guocheng membelalakkan matanya

Taaakkk

"Aaww!!"

Guocheng memukul belakang kepala Xiao Zhan
"Sembarangan kalau bicara!" Hardik Guocheng

"Lalu Yibo sakit apa? Aku tidak sanggup melihat Yibo lemah seperti itu Ge, aku takut.. hiks..hiks.." Xiao Zhan malah frustasi dan menangis

Guocheng sudah tak sabar ingin duel dengan adiknya agar otaknya berpikir lebih rasional.

"Lalu Yibo mengeluh apa saja dan apa yang bisa menenangkannya? "

"Yibo selalu ingin dimanja bahkan tidak biasanya ia manja kepadaku. Dia meminta aku menyuapinya, bahkan ia selalu meminta aku menciumnya ketika mual nya sedang kambuh. Astaga!" Xiao Zhan semakin frustasi. "Ge.. aku takut bukankah itu tanda2 orang yang akan meninggal, biasanya ia akan menunjukkan hal2 yang manis untuk meninggalkan kenangannya.. tidak...tidak.. Gege...hiks..hikss..." Xiao Zhan malah semakin tak karuan

Guocheng hanya diam tak bergeming ketika Xiao Zhan menarik kerah bajunya dan berusaha mencekik nya karena stres memikirkan keadaan Yibo.

"Xiao Zhaaann!!!" Hardik nya

Love Doesn't Need a Reason [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang