14

1.9K 212 44
                                    

Remake from ItaIno fanfiction

.

.

.

.

"Aaaarrrghh! Sial! Sial!"  Sinb mengumpat kesal sementara salah satu kakinya yang panjang menendang ban bagian kiri depan mobilnya. Sebuah mobil butut keluaran tahun 90-an yang telah ia beli dari menyisihkan beberapa bulan gajinya. Sebuah mobil murahan memang. Dan konsekuensinya, ya ini, dia harus rela jika si kendaraan roda empat itu berhenti jalan seenaknya.

Saat ini waktu sudah menunjukkan jam 9 malam. Dan dia, dalam keadaan letih setelah seharian kerja ditambah lembur sampai semalam itu, harus menerima kenyataan bahwa mobilnya mogok! Di tengah jalan yang masih jauh dari apartemennya berada pula. Membuatnya menyesal telah membeli mobil butut itu, meskipun ia tahu kemampuannya memang hanya itu. Yah, ia memang belum mampu untuk memiliki mobil baru sebagaimana yang diimpikannya.

Setelah puas mengumpati mobilnya itu, Sinb pun segera merogoh tas tangannya, bermaksud mencari ponselnya untuk menelpon bengkel, meskipun ia tak yakin masih ada bengkel yang buka pada jam itu. Dan benar saja, satu-satunya bengkel yang ia ketahui nomor teleponnya, sudah tutup dan baru akan buka 12 jam berikutnya.

Sementara itu, Sinb mulai kedinginan. Mendadak bulu kuduknya juga merinding saat disadarinya dia berada di daerah yang begitu sepi dan tidak dikenalnya.

Berita-berita kejahatan yang pernah melintas di indra dengar atau lihatnya, dari radio atau televisi atau koran, mulai membayanginya dan membuatnya was-was.

"Aduh, aku harus bagaimana ini? Huft! Andai saja aku di Cheongju sih nggak akan serepot ini," gerutu Sinb sambil memandangi mobilnya dengan rasa jengkel yang memuncak.

Sinb sungguh tak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia buta soal mesin mobil. Oh, dan di Gunpo, dia belum punya teman dekat yang bisa ia mintai tolong malam-malam begitu.

Di tengah rasa paniknya ini, tiba-tiba sebuah SUV hitam dengan aksen kobaran api berwarna oranye berhenti di dekatnya. Sinb segera memasang sikap waspada. Bahkan dia sudah memegang botol parfumnya. Yang akan ia gunakan sebagai senjata pertama kalau ada yang berani macam-macam padanya.

Tapi kewaspadaan Sinb segera lenyap dan berganti rasa lega begitu dilihatnya siapa yang turun dari mobil tak dikenalnya itu.

Jung Chanwoo. Atasannya di kantorlah yang ternyata turun dari mobil itu. Pria itu menghampirinya setelah menyapanya dengan cengiran khasnya.

Sinb hanya mengangguk kaku membalas sapaan Cahnwoo. Bagaimanapun, ia merasa tidak terlalu nyaman bertemu dengan atasannya saat mobilnya tengah mogok begitu. Bahkan meski faktanya dia sudah cukup lama mengenal sang atasan, mengingat ia sudah hampir setengah tahun bekerja dengannya.

"Jadi, ada masalah dengan mobilmu Sinb?" tanya Chanwoo retoris.

"Begitulah sajangnim. Apa Anda bisa menolong saya?" Sinb selalu bersikap formal meskipun Chanwoo sendiri selalu bersikap kasual padanya.

Chanwoo melihat keadaan mobil Sinb dengan seksama. Dalam hati ia tertawa karena wanita secantik Sinb mengendarai mobil sejelek di hadapannya itu. Sungguh, mobil Sinb itu, menurutnya bahkan lebih pantas dikilokan daripada dikendarai. Sebuah sedan butut yang bahkan berumur lebih tua dari Sinb sendiri.

"Coba kulihat." Toh Chanwoo mengesampingkan arogansinya dan memutuskan untuk melihat mobil yang direndahkannya itu.

Sinb berharap banyak pada sang atasan. Dia sudah sangat capek dan ingin segera sampai rumah. Apalagi mengingat keesokan harinya dia sudah harus kerja lagi dan kemungkinan juga lembur lagi.

Scenario Love ( Sinb.Jungkook )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang