Hwang Sinb adalah gadis biasa yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Setelah lulus dari kuliahnya sambil menunggu panggilan kerja, ia membantu orang tuanya menjalankan bisnis kecil meraka yaitu mengurus sebuah toko bunga.
Kehidupan Hwang Sinb...
Dentang bel pintu apartemen Sinb pagi itu menggetarkan gendang telinga sang Jeon sulung yang masih bergelung nyaman dalam selimut tebal biru lembut dengan wanitanya, Hwang Sinb.
Pria Jeon itu mengerjapkan mata beberapa kali hingga nyawa berikut kesadarannya terkumpul sepenuhnya. Dia sempat terkejut meski kemudian sebuah senyum tipis menghias wajah rupawannya ketika didapatinya sosok dalam pelukannya.
Dengan lembut Jungkook menyibakkan rambut panjang Sinb yang jatuh dan menutupi sebagian wajah ayunya. Gadis—tidak, dia sudah tak lagi gadis, Jungkook mengingatkan dirinya sendiri—itu tampak masih terlelap dan sama sekali tak mendengar ada tamu yang sedang menunggu di luar tempat tinggalnya.
Jungkook mungkin akan terlena memandangi kecantikan wanita dalam pelukannya itu andai saja tak terdengar bel pintu yang kembali berdentang.
Dengan enggan, Jeon sulung itu pun melepaskan pelukannya pada Sinb yang masih lelap. Dikecupnya kening wanita muda itu sekilas sebelum dia turun dari tempat tidur dan kembali mengenakan pakaiannya yang teronggok di lantai.
Tanpa repot untuk mencuci muka terlebih dahulu, Jungkook segera melangkah menuju pintu. Dia tak ingin tamu—siapapun itu—kembali memencet bel pintu yang berisik itu dan membuat Sinb terganggu. Cukup dia saja yang mendengar.
Begitu sampai di pintu, Jungkook bahkan tak merepotkan diri untuk mengintip siapa orang yang bertamu tersebut dari lubang pintu yang ada pada bagian atas pintu. Pria ini langsung saja memutar kenop dan mendorong gagang pintu yang terbuat dari stainlesssteel tersebut.
Terkejut. Adalah hal pertama yang terjadi pada kedua orang itu, Jungkook dan sang tamu yang tak lain dan tak bukan adalah Jung Chanwoo.
Namun, tentu saja ketenangan yang sudah menjadi trademark Jungkook, lebih dominan pada Jungkook sehingga pria itu segera bisa bersikap wajar, kalau tidak bisa dibilang datar.
"Hai Chanwoo."
Chanwoo yang nampaknya jauh lebih terkejut mendapati mantan kakak ipar ada di apartemen wanita incarannya pada waktu pagi seperti itu, jelas membutuhkan waktu untuk membalas sikap Jungkook yang di matanya selalu menyebalkan.
"Tunggu...," Chanwoo berlagak melirik ke plat nomor ruangan yang terpasang pada pintu, "kupikir aku tidak salah nomor. Tapi, kenapa kau ada di sini Jeon-ssi?"
Jungkook hanya tersenyum tipis, nyaris tak kelihatan. Ia tidak membenci Chanwoo meski tak pernah bisa dekat dengan mantan adik iparnya itu. Ia tahu Chanwoo tak pernah menyukainya sebagai suami kakaknya. Dan kini nampaknya pemuda itu akan lebih tak menyukainya karena dia mengambil wanita yang disukainya pula.
"Kenapa aku di sini, itu bukan urusanmu Chanwoo. Kau sendiri, kenapa kau mencari Sinb?"
Sebelah tangan Chanwoo yang berada di saku celananya mengepal, geram. Matanya sudah melihat apa yang mungkin terjadi antara Jungkook dan Sinb. Sekuat apapun ia menyangkalnya, tapi kesan pertama begitu ia mendapati Jungkook yang membukakan pintu—yang notabene apartemen Sinb ditambah di pagi hari seperti itu—ia tahu, ada sesuatu antara keduanya. Ia hanya bisa tersenyum kecut manakala sekilas tertangkap oleh matanya bekas kuku dan tanda merah di dada Jungkook yang memang tak mengenakan kemejanya dengan sempurna.
( anggap aha gini tapi kemejanya ngga dimasukin trus kancingnya kebuka 2 dari atas )
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.