Chapter 7

4.7K 591 22
                                    

▸▸▸ HEY BOSS!

.

.

.

.

⎿ Chapter 7 ⏋

.

.

.

.

𝒔𝒂𝒔𝒖𝒔𝒂𝒌𝒖 𝒇𝒂𝒏𝒇𝒊𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏

.

.

.

©𝙬𝙧𝙞𝙩𝙩𝙚𝙣 𝙗𝙮 𝙣𝙪𝙪𝙪𝙫𝙮

.

.

✃┄┄ 𝒽𝒶𝓅𝓅𝓎 𝓇ℯ𝒶𝒹𝒾𝓃ℊ


Uchiha Sasuke duduk sembari mengaitkan jari-jarinya. Tatapan pria itu terlihat tenang namun tajam di saat bersamaan. Semua tahu, jika posisi yang ia lakukan saat ini pertanda ia sedang menunggu sesuatu. Sambil berpikir keras tentunya.

Hingga saat suara ketukan pintu terdengar, wajahnya segera mendongak dan ia berbicara lantang. "Masuk."

"Selamat malam, Tuan."

"Jangan berbasa-basi padaku. Cepat berikan berkasnya," alis Sasuke bertaut nampak tidak suka. Ia memandang dingin ke arah pria bertubuh besar yang kini mendekatinya. Kisame, salah satu bawahan- atau lebih tepatnya seorang mata-mata milik Sasuke.

"Sesuai perintah anda," Kisame memberikan beberapa berkas pada Sasuke. Sekilas nampak ekspresi kebingungan di wajah pria yang memiliki gigi tajam tersebut. "Kalau boleh tahu, untuk apa anda menyelidiki status gadis ini?" Kisame menunjuk berkas, sekaligus mengambil foto dimana ada seorang gadis yang tersenyum lebar disana. Bersurai merah muda.

"Apa kau di ijinkan untuk bertanya seperti itu? Jangan lancang, Kisame. Dan letakkan foto itu." Perintah Sasuke dingin.

"Ah, maafkan saya, Tuan."

"Kau boleh pergi sekarang."

"Baik. Permisi,"

Kini tinggal dirinya seorang diri. Malam yang bertambah larut tambah terasa hening karena ia tak mengucap sepatah katapun. Tangannya sibuk membuka semua berkas yang berisi data-data tentangnya. Matanya bergulir kesana-kemari, sesekali nampak terkejut ketika membaca beberapa kalimat disana.

"Aku tidak tahu asal-usul keluarganya seburuk ini." Gumamnya.

Sebenarnya Sasuke sendiri tak tahu mengapa ia harus repot-repot mencari tahu asal-usul gadis itu. Ia hanya merasa penasaran. Apalagi setelah kejadian kemarin,

Ya, dia berbicara tentang Sakura.

"Haruno Sasori. Satu-satunya kakak laki-laki yang kini di rawat di rumah sakit akibat penyakit leukimia." Kedua mata Sasuke menyipit, "jadi... kemarin dia menjenguk kakaknya?"

Selesai membaca semua berkas, Sasuke bersender dan menghela napas lelah. Pikirannya kembali terusik akibat kehadiran Haruno Sakura. Namun bukan perasaan muak seperti masa lalu, ia sendiri tak tahu perasaan macam apa ini.

OoO

"Bos, sebaiknya anda tidak terus makan cepat saji seperti ini. Tidak baik untuk kesehatan," Sakura menceletuk dalam ruangan. Ia baru saja di minta untuk mengantarkan sekaleng soda dan pizza untuk Sasuke. Sudah beberapa kali ini terjadi, dan sekarang ia berkomentar.

"Kupikir itu bukan urusanmu." Sasuke menaikkan sebelah alisnya. Melepas kacamata dan mulai meminum soda pesanannya.

"Yah, saya hanya berniat memberitahu." Sakura mengernyit kesal.

"Sudah lama aku seperti ini. Tidak masalah." Gumam Sasuke.

"Anda bukan hanya tidak peduli pada jadwal makan, namun juga tidak peduli dengan kesehatan anda sendiri." Sakura berbicara tanpa sadar. Dimana ia baru menyadari bahwa ucapannya terdengar tidak sopan untuk sang atasan.

Sasuke menampilkan seringai kecil. Ia tidak menyangka lagi-lagi Sakura membuatnya tertarik.

"Kalau kau sangat peduli padaku, mulai saat ini buatkan aku makanan yang menurutmu lebih 'sehat' itu."

"...Apa?" Sakura yakin tidak ada yang salah dengan pendengarannya. Sial, apa ia salah berbicara? Kenapa malah seperti ini?

"Berikan aku makanan hasil kerja kerasmu." Sasuke memberi penekanan pada setiap kata yang baru saja ia lontarkan.

"Anda pasti bercanda. Saya seorang office girl, bukan koki pribadi anda, Bos. Bagaimana mungkin-"

"Kuberi gaji tambahan untuk ini." Sasuke memotong protesan Sakura datar.

"Huh?"

"5 kali lipat dari gajimu sebelumnya. Kau menolak? 10 kali lipat."

"Tu-tunggu! Saya belum selesai berbicara!" Sakura menggigit bibir bawahnya gugup. Sialan! Penawaran macam apa ini? Apa pria itu bercanda? Memberinya gaji 10 kali lipat dari gaji sebelumnya? Gila!

"Saya tidak pandai memasak," gumam Sakura ragu-ragu.

"Seperti dugaanku, kau terus berbicara omong kosong yang pada akhirnya tidak ada gunanya." Sasuke melirik sinis.

"Ta-tapi saya bisa belajar! Saya akan mencoba untuk membuatkan anda sesuatu. Tolong jangan tarik penawaran anda, Bos!" Sakura membungkuk dalam-dalam. Ia merasa Sasuke gila, tapi bagaimanapun juga, kesempatan seperti ini tak boleh ia lewatkan.

"Aku punya dapur pribadi disini. Kau boleh memakainya," Sasuke menunjuk sebuah ruangan yang tertutup dengan dagunya. Itu adalah tempat dimana ia terkadang menikmati sisa waktunya saat bekerja. Saat ia merasa lapar, ia akan membuat makanan ringan disana.

Sakura terdiam. Ia tidak menyangka Sasuke akan memiliki dapur pribadi di ruang kantornya.

"A-ah, saya mengerti." Sakura mengangguk semangat, menyembunyikan raut senangnya. "Anda perlu sesuatu lagi, Bos?"

Sejenak Sasuke terdiam memikirkan sesuatu. Melihat Sakura yang terdiam menunggu jawabannya, Sasuke kemudian teringat satu hal.

"Ada sesuatu yang harus kau lakukan," wajah pria itu langsung menyorot datar. Tatapannya menggelap, dan suaranya terdengar berbeda.

"Hari ini dia datang, jangan beri masuk kemari. Aku tidak ingin melihat wajahnya."

Atmosfer dalam ruangan kemudian terasa berbeda setelah Sasuke mengucapkan itu. Feel cooler and more serious.

"Emh.. aku mengerti."

Sakura menunduk menyembunyikan raut kosongnya. Ia tahu jelas, siapa yang Sasuke bicarakan.

Hyuuga Hanabi.

[tbc]

Hey Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang