5. Perjalanan Awal

459 58 11
                                    

Pagi hari yang cerah, ketiga gadis itu akan memulai perjalanan mereka untuk menemukan Danau Duyung.

"Nek, kami berangkat dulu dan kami akan segera kembali" pamit Sana.

"Jaga kesehatan Nek dan jangan sampai kelelahan" ujar Mina.

"Kami akan merindukanmu Nek" ucap Tzuyu.

"Kalian harus berhati-hati dan jangan lupakan nasehat Nenek tadi malam. Sana, kau harus selalu menjaga adik-adikmu. Mina, kau harus mendengarkan ucapan kakakmu dan bimbing adikmu. Dan kau Tzuyu, dengarkan ucapan kakak-kakakmu, jangan membantah, dan jangan nakal" ujar Nenek dengan tekanan disetiap kata pada kalimat terakhirnya dan disambut ringisan Tzuyu.

"Iya Nek" ucap mereka bersamaan.

"Oh iya, kalian harus membawa ini. Jangan sampai hilang, benda ini akan membantu kalian menemukan danaunya" ujar Nenek seraya memberikan 3 buah kalung kepada mereka.

Ketiga kalung itu hampir sama, yang membedakannya hanya warna batu permatanya. Kalung Sana berwarna hijau, Mina berwarna emas, dan Tzuyu berwarna ungu.

"Tapi, membantu bagaimana Nek?" tanya Tzuyu bingung.

"Kalian akan segera tahu, sekarang kalian harus berangkat" ujar Nenek.

"Baik Nek, kami berangkat dulu" pamit Sana.

"Sampai jumpa Nek" ujar Mina.

Nenek melihat kepergian ketiga cucunya dengan tatapan sendu.
"Semoga kalian cepat kembali" batinnya.

~~...~~

Sana, Mina, dan Tzuyu memulai perjalanan keutara. Mereka berjalan dalam keheningan, entah apa yang mereka pikirkan. Karena mereka tidak waspada, mereka sampai tidak sadar telah terlilit sebuah tanaman aneh.

"Aa...  Apa ini? " ujar Sana kaget.

"Tolong aku, bagaimana ini? " ucap Mina ketakutan.

"Kak, kalian harus tenang dan jangan banyak bergerak. Jika kalian panik, tanaman ini akan semakin melilit tubuhmu" ujar Tzuyu tenang.

Sana dan Mina mulai tenang, walaupun dibenak mereka masih takut. Akhirnya lama-kelamaan tanaman itu mengendur dan meloloskan tubuh mereka.

"Huhh... Akhirnya, aku benar-benar takut tadi" ucap Mina lega.

"Tapi, darimana kau tahu hal itu Tzu? " tanya Sana penasaran.

"Saat aku pergi dengan Nenek, aku pernah mengalami hal ini. Nenek memintaku tenang dan jangan banyak bergerak lalu tanaman itu lepas sendiri" ujar Tzuyu menjelaskan.

"Ohh... " ucap Sana dan Mina paham.

Mereka melanjutkan perjalanan lagi, masih kearah utara dan diselingi candaan dan pertengkaran antara Sana dan Tzuyu. Setelah lama berjalan akhirnya mereka mulai lelah, haripun mulai gelap.

"Kak, kurasa sebaiknya kita beristirahat" ucap Mina pada Sana.

"Benar Kak, aku juga mulai lapar" sahut Tzuyu.

"Baiklah, kita istirahat disini" ucap Sana menyetujui.

Mereka membangun tenda dan beristirahat agar tenaga mereka pulih.

~~...~~

Keesokan harinya, mereka bangun dan memulai perjalanan lagi.

"Apakah kalian sudah siap? " tanya Sana.

"Siap Kak" jawab Mina dan Tzuyu semangat.

"Ayo kita berangkat" ajak Sana disambut anggukan Mina dan Tzuyu.

Mereka mulai berjalan lagi. Setelah lama berjalan, mereka mulai gelisah dan kepanasan.

"Kak, aku merasa butuh air" ujar Tzuyu yang mulai bergerak kesana kemari.

"Aku juga Kak" ucap Mina.

"Sepertinya karena kita sekarang manusia setengah duyung, jadi kita membutuhkan air untuk berendam. Sebaiknya kita cepat cari sungai atau danau" sahut Sana.

"Kurasa tidak jauh dari sini ada sungai, aku mendengar suara air mengalir tadi" ucap Tzuyu.

"Baik ayo kita kesana" ajak Mina.

Tak lama kemudian mereka menemukan sungai yang airnya jernih. Tanpa basa basi mereka mulai masuk kesungai itu dan berubah menjadi duyung.

"Ahh...  Aku lega" ucap Sana.

"Benar Kak, apalagi disini sangat dingin" sahut Mina yang daritadi merasa kepanasan.

"Airnya benar-benar jernih" ujar Tzuyu.

Karena terlalu asik bermain air, mereka tidak menyadari ada seseorang yang mengintip mereka dengan tatapan kaget. Sampai akhirnya Sana menyadarinya.

"Heii... "

Takk.....

Bruukk.....

"Kak Sana?!! "

••
••
••
••
••

KiaaMochi

The Tale of MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang