3. Penyesalan

525 63 2
                                    

"Sekarang kalian jelaskan apa yang terjadi!" ucap Nenek sambil memasang ekspresi datar.

Sedangkan ketiga gadis itu duduk didepan Nenek dengan berkeringat dingin.

Sana sebagai yang tertua mulai bercerita.
"Jadi Nek... "

Sana POV
Akhirnya aku bisa mandi, badanku benar-benar lengket. Beruntung hari ini aku tidak perlu berdebat dengan Tzuyu untuk mandi duluan. Aku benar-benar malas dengan itu.

Aku mulai mengisi ember dengan air dan aku mulai mandi. Saat baru satu siram air mengenai tubuhku. Aku mulai merasa kakiku lemas dan tidak bisa berdiri dengan tegak akhirnya aku terduduk dilantai.

Lama-kelamaan kakiku mulai muncul sisik dan berubah menjadi ekor ikan. Aku berteriak kaget.

"Aaaaaa.... "

Aku juga mendengar teriakan yang lain, tapi aku tidak peduli. Aku terlalu kaget dengan apa yang terjadi sampai aku mendengar derap langkah seseorang mendekat ke kamar mandi dan pintu kamar mandi terbuka.

"Ya ampun... Sana?  Oh iya Tzuyu" kata Nenek sambil berlari keluar.

Sampai akhirnya aku mendengar suara seseorang terjatuh. Sudah pasti itu Nenek, lalu aku berteriak khawatir.
"Nenek!!"

Sana POV end

"Begitu Nek, setelah itu aku berusaha mencari Nenek dan menemukan Nenek yang ternyata pingsan didepan pintu rumah dan aku juga menemukan Mina dan Tzuyu dalam keadaan yang sama denganku. Tak berapa lama tubuh kita kembali seperti biasa" ucap Sana mengakhiri ceritanya. Lalu Sana menyenggol pelan lengan Mina, menyuruh Mina untuk bercerita.

Mina menghela napas pelan.
"Saat aku beres-beres tidak terjadi apa-apa, sampai akhirnya... "

Mina POV
Setelah Kak Sana dan Tzuyu pergi, aku mulai merapikan alat-alat masak kemudian mulai mencuci piring.

Aku menggulung lengan bajuku agar tidak basah, lalu mulai menyalakan kran air. Baru saja air mengalir ketanganku, aku merasa kakiku lemas dan akhirnya terduduk dilantai.

Kemudian muncul sisik di punggung kakiku, lama-kelamaan kakiku beubah menjadi ekor ikan. Aku terkejut dan berteriak.
"Aaaaaaa... "

Aku mendengar teriakan Kak Sana dan Tzuyu, tapi aku tak peduli. Air mataku hampir menetes sampai aku mendengar samar- samar suara Nenek dari kamarnya. Hingga aku melihat Nenek terkejut.
"Astaga... Mina! "

Setelah itu Nenek pergi menuju kamar mandi kemudian tak berapa lama Nenek berjalan cepat keluar rumah. Aku menangis, bagaimana ini bisa terjadi? Aku benar-benar takut, hingga aku mendengar suara seseorang terjatuh. Itu pasti Nenek, dan aku berteriak khawatir.

"Nenek!! "

Mina POV end

"Setelah itu, sama seperti yang Kak Sana katakan" ucap Mina

"Baik, yang terakhir aku, setelah selesai makan aku berjalan keluar rumah untuk menyiram tanaman, tapi... " ucap Tzuyu

Tzuyu POV
Aku berjalan menuju halaman rumah, biasanya aku akan berdebat dengan Kak Sana untuk menentukan siapa yang mandi dulu. Tapi hari ini aku sedang malas, jadi aku memutuskan untuk menyiram tanaman dulu.

Aku mencari selang yang biasa digunakan, setelah menemukannya aku mulai menghidupkan kran air dan air mulai muncul.

Pada awalnya tidak terjadi apa-apa hingga tanpa sengaja air itu mengenai kakiku. Aku menghela napas kesal, tapi yasudah mau bagaimana lagi toh setelah ini aku mandi.

Tapi, lama-kelamaan aku merasa aneh. Kenapa kakiku rasanya lemas, lalu aku terduduk diatas rumput. Tak berapa lama, kakiku berubah menjadi ekor ikan. Aku berteriak kaget.
"Aaaaaaa.... "

Samar-samar aku mendengar teriakan yang lain,sampai akhirnya aku menemukan Nenek didepan pintu rumah, melihatku dengan kaget lalu pingsan. Aku berteriak.

"Nenek!! "

Tzuyu POV end

"Setelah itu, sama seperti yang Sana katakan" ucap Tzuyu santai

Tak...

"Aww... Sakit" keluh Tzuyu usai Sana menjitak kepalanya.

"Sudah aku bilang aku ini kakakmu" kesal Sana.

Tzuyu hanya memutar bola matanya, lalu keadaan menjadi hening. Mereka memandang Nenek takut, sampai Nenek menghela napas.

"Apakah kalian melakukan sesuatu sebelumnya? Tidak mungkin kalian tiba-tiba berubah tanpa sebab" ucap Nenek tenang

"Sebenarnya... " Sana menceritakan apa yang mereka lakukan kemarin hingga selesai.

Setelah Sana selesai bercerita Tzuyu berkata.
"Kami tidak tau jika itu benar-benar terjadi Nek"

"Benar Nek, kami menyesal" ucap Mina

Nenek menghela napas lagi.
"Mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Biarkan Nenek menenangkan diri dulu" ucap Nenek sambil beranjak menuju kamar meninggalkan ketiga gadis itu dengan rasa penyesalan mereka.

••
••
••
••
••

KiaaMochi

The Tale of MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang