Influencer Millenial Moment

529 63 23
                                    


"Apa yang kamu lihat belum tentu yang sebenarnya terjadi. Bijak adalah satu kata yang tepat untuk menyikapi situasi. Be smart fans!"

Sarah memasukkan peralatan tempur terkait pekerjaannya sebagai kameramen ke dalam ransel hitam ukuran sedang. Sebenarnya itu kamera pribadi. Dia merasa perlu membawanya sebagai bukti dialah dalang dibalik foto viral yang menyebabkan hubungan Azzam dan Asa renggang. Ini adalah kesempatan emas yang tidak akan disia-siakan. Sarah sudah memikirkan rencana ini dari lama, jauh sebelum dia bekerja di Azzam TV, chanel youtube yang dimiliki Azzam Sulthan Akbar. Setelah foto itu membuat kehebohan di jagat dunia maya yang lantas berimbas ke dunia nyata, Sarah selalu mencari informasi tentang jadwal youtuber cantik Asa Faradila mengadakan meet and greet, konser, maupun promo filem. Tapi semua itu tidak kunjung didapatkan karena mewabahnya virus covid-19 yang melarang keras semua bentuk acara yang mengumpulkan banyak orang. Akhirnya setelah beberapa lama menunggu Sarah mendapatkan kesempatan itu. Sekarang dia tergabung dalam tim Azzam TV. Dengan posisi sebagai kameramen Asa akan leluasa mendekati para bintang panggung. Begitu ada kesempatan mendekati Asa, dia akan meminta waktu gadis itu untuk bicara empat mata, tidak perlu lama, lima menit dirasa cukup untuk meluruskan salah paham ini.

"Mau pergi lagi, Sarah? Setahu Nenek baru dua hari yang lalu dari luar kota."

"Iya, Nek, Azzam ada acara di salah satu mall," jawab Sarah sambil mengancing resleting tas dan pengunci lainnya.

"Pergi melulu deh, Nenek jadi kesepian." Wanita tua kesayangan Sarah itu duduk di tempat tidur. Gadis yang hari ini memakai jilbab model pashmina warna hijau toska tersenyum memandang Neneknya dengan perasaan bersalah.

"Maafin Sarah, Nek, sejak bekerja jadi sering ninggalin Nenek."

"Nggak apa-apa juga sih, Nenek bisa mengundang teman-teman ke sini. Kemaren waktu kamu ke luar kota, Mpok Minah, Mpok Yuli, dan Mpok Nai mau nemenin Nenek."

"Wah, kesempatan nih Nenek, ada Aki-Aki juga nggak yang ikutan?" lirik Sarah menjahili Neneknya.

"Sembarangan! Emang kami cabe-cabean," cibir sang Nenek, Asa tertawa ngakak.

"Nek, kabarnya Ustadz Fadli Ibunya sudah meninggal ya?" tanya Sarah. Nenek mengangguk mengiyakan.

"Gimana kalau Nenek aja yang jadi Ibu sambung Ustadz? Nikah sama Bapaknya Ustadz Fadli gitu," usul Sarah tiba-tiba, yang membuat Neneknya berjengit kaget.

"Jangan ngadi-ngadi kamu Sarah! Nenek mau jodohin kamu dengan Ustadz Fadli, kok malah Nenek yang kamu suruh nikah sama Bapaknya?" wanita tua itu geleng-geleng. Tapi tekat Sarah sudah bulat ingin mencarikan jodoh bagi Neneknya yang sudah bertahun-tahun ditinggal Kakek dan setia menjanda, padahal wajahnya masih cantik.

"Sarah serius, Nek. Bayangkan! Nenek kan suka sekali mendengar ceramah Ustadz Fadli, sampai bela-belain pengajian ke kampung sebelah. Kalau Ustadz Fadli jadi anak Nenek, bisa diceramahin tiap hari tuh sama beliau. Eh, maksud Sarah Nenek bisa mendengarkan ceramah dan belajar tiap hari dengan beliau. Enak kan, Nek?" si Nenek terdiam mendengar ide gila cucunya.

"Masih yang kemaren kan nomor Ustadz? Tenang, Sarah akan urus semuanya."

"Jangan Sarah! Nenek sudah tua, malu." Nenek mulai panik, cucunya kalau ada maunya suka nekat.

"Tenang, Nek, kita mainnya berkelas, elegan. Tidak akan ada harga diri yang tercecer di sini," katanya yakin. Nenek Sarah pasrah.

"Sarah sadar, tidak selamanya bisa menemani Nenek, kerjaan Sarah tidak menentu. Kadang bisa pergi pagi pulang sore, tapi kadang nggak bisa pulang juga karena harus lembur atau ada acara di luar kota. Sarah tidak tenang kalau Nenek sendirian." Jemarinya menggenggam jemari Nenek lembut. Wanita itu tampak memikirkan kata-kata cucunya.

Azzam dan Asa (Bangun Cinta atau Jatuh Karena Cinta?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang