Sepupu Gokil

599 72 23
                                    

Apa yang membuat kalian bertahan membaca cerita ini?

Azzam menunggu Asa dengan perasaan berdebar campur heran. Berdebar karena nyatanya rindu itu selalu terselip dalam hatinya, heran karena tidak biasanya Asa mengajak bertemu di kafe pinggir kota begini. Jujur Azzam baru pertama kali ke sini. Biasanya gadis itu mengajak Azzam malam mingguan di mal yang ramai. Diamatinya keadaan sekeliling. Kafe tidak begitu banyak pengunjung. Kebanyakan pasangan muda-mudi yang ingin malam mingguan juga seperti dirinya. Konsep kafe seperti rumah dengan banyak kursi tamu. Azzam kebagian tempat agak di belakang. Sofa warna hitam yang dia duduki menghadap langsung ke aquarium besar. Sofa di sebelahnya kosong. Diliriknya jam tangan yang dibelikan Asa. Sengaja dia pakai agar Asa tahu semua tentangnya masih tersimpan.

"Enggak biasanya kamu terlambat, Sa," gumamnya sambil menyeruput lemon tea yang terhidang dari tadi. Dia lalu membuka ponsel berniat menelpon, tapi dia ingat pesan Asa di DM instagram agar tidak menghubungi.

"Azzam?" suara seseorang di belakangnya membuat pria muda itu kaget. Dia menoleh. Ada gadis cantik yang agak mirip dengan Asa tersenyum manis padanya. Apakah ini netijen? Dari tadi dia berusaha tidak mencolok agar kenyamanan dan privasinya terjaga.

"Ya, saya Azzam, bisa pelankan suaramu? Saya tidak ingin jadi objek perhatian," katanya datar. Gadis yang ternyata Rien tersenyum manis dan duduk di sofa depan Azzam.

"Maaf, saya ada janji dengan seseorang, bisa anda menyingkir? Saya tidak mau pacar saya salah paham," Rien semakin tersenyum lebar sambil menatap Azzam sampai puas. Pria muda itu seketika jadi tidak nyaman.

"Nunggu pacar ya? Memangnya Bang Azzam punya pacar? Siapa?" tanya Rien sok akrab. Azzam semakin risih. Gadis di depannya bebal juga.

"Bukan urusanmu, sekarang bisa pergi? Bentar lagi pacar saya datang," ulang Azzam lagi. Matanya mengawasi pintu masuk, jangan sampai Asa memergokinya sedang berduaan dengan gadis aneh ini.

"Hei, look at me, Please! Kamu lagi nunggu Asa Faradila kan? Dia tidak akan datang karena yang ngirim DM itu adalah aku. Perkenalkan, aku Rien sepupu Asa." Rien mengulurkan tangannya.

"Jangan sok tahu!" Azzam semakin ingin mengusir makhluk cantik aneh di depannya.

"Kamu nggak percaya? Aku nge-DM kamu sekitar pukul 11 siang, kemudian aku ngajak kamu ketemu di kafe ini. Aku pakai ponsel Asa ketika dia mandi, coba cek DM itu sekarang." Azzam menurut membuka pesan langsung Asa. Benar, pesan itu terjadi sekitar pukul 11 siang.

"K..kenapa kamu melakukan ini?" Azzam mulai mempercayai bahwa dia sebenarnya janjian dengan gadis ini, bukan Asa.

"Aku ingin minta maaf kepada kamu karena sudah ngajak kamu ketemu mengatasnamakan Asa," Azzam menahan kesal dalam hati. Harapan bertemu Asa pupus sudah.

"Kalau gitu tak ada gunanya saya di sini, permisi!" Azzam bangkit hendak pergi meninggalkan Rien, tapi gadis itu sigap memegang tangan Azzam.

"Duduk dan dengarkan aku dulu, kalau tidak aku akan berteriak. Kamu nggak mau kan jadi pusat perhatian?" ancam Rien. Azzam melihat sekeliling, kafe semakin ramai, dia tidak mau ambil resiko.

"Okey, saya duduk, sekarang anda mau bicara apa Nona?" malas Azzam kembali menghempaskan badannya di sofa.

"Ternyata kamu masih secinta itu ya pada sepupuku, sampai-sampai kamu tidak tertarik mengobrol lebih lama denganku. Aku nggak kalah cantik lho dengan Asa." Rien narsis seperti biasa. Azzam memandang gadis di depannya.

"Asa nggak kaya kamu," katanya. Rien tertawa pelan. Sebenarnya ingin ngakak, tapi takut jadi pusat perhatian.

"Asa lebih petakilan pasti, ya, kan? Aku tahu dia lahir batin. Aku juga tahu banyak tentang kamu dari dia. Dia sangat mencintai kamu, tapi dia kelewat patuh pada Papanya. Makanya aku ingin deketin kamu," kata Rien mulai mengurai rencana. Azzam mendengarkan.

Azzam dan Asa (Bangun Cinta atau Jatuh Karena Cinta?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang