12. Daftar Ulang

5 3 0
                                    

"Apakah hal ini begitu asing? Mungkin belum terbiasa dan harus membiasakan diri"
*Sikhai
°
°
°

3 hari berlalu..

Pendaftaran ulang bagi mahasiswa dan mahasiswi baru mulai dibuka. Khai dan Gina bersiap untuk pergi ke kampus, tempat mereka membuat pengalaman selama 4 tahun kedepan.

"Khai? perasaan lo gimana datang ke kampus untuk pertama kalinya?" Tanya Gina penasaran.

"Alhamdulillah seneng banget gue Gin, ga kebayang bisa masuk PTN Gin". Jawab Khai.

"Iyaa Alhamdulillah gue juga gitu Khai".

Keramaian memburu di tiap sisi jalan, entah itu pekerja ataupun pelajar, atau bahkan mahasiswa baru yang hendak daftar ulang juga? Entahlah! Mungkin saja semuanya.

Khai dan Gina tiba di gedung rektorat universitas tersebut. Seluruh calon mahasiswa baru atau maba mulai berbaris rapi dan mengantri untuk menyerahkan semua dokumen yang diperlukan.

Gedung menjulang tinggi, pepohonan yang rindang disisi jalanan, sampah yang malu menampakan dirinya membuat suasana kampus begitu indah dipandang. Nyaman, tenang, dan asri. Sedikit gambaran tempat mereka berkuliah untuk beberapa tahun kedepan.

Untuk beberapa orang yang masih awam mungkin tidak paham maksud dari dunia perkuliahan. Ya karena mereka belum menjalaninya dan belum tau sebelumnya.

Antrian yang sangat panjang begitulah suasana saat itu. Padahal waktu masih menunjukkan pukul 09:15 WIB. Ribuan orang yang mengunjungi gedung rektorat berharap bisa menyelesaikan beberapa tahapan untuk daftar ulang.

Khai dan Gina kurang pagi untuk datang, harusnya mereka datang di subuh hari agar tidak dapat nomor antrian yang begitu jauh.

328, 329 itulah nomor antrian mereka. Tiga ratus? Bahkan ini masih nomor 35. Hah sungguh menyebalkan dalam menunggu. Tapi tidak dengan mereka, sangat antusias walau harus menunggu berjam-jam.

Kartu tanda peserta ujian, SKL (Surat Keterangan Lulus) karena ijazah SMK belum keluar. KTP, Surat pernyataan dan lain sebagainya semua harus di fotocopy beberapa rangkap dan harus diserahkan dalam bentuk hard file dan dimasukkan kedalam map cokelat bertalikan merah dan biru. Kayak mau lamar pekerjaan yaa hehe.

Ribet berurusan dengan dokumen. Harus
banyak bersabar.

Macam-macam style mereka temukan, ada yang berhijab panjang sampai ke lutut, celana pensil yang melekuk tungkai kaki, hingga celana yang koyak-koyak dilutut.

Beberapa jam menunggu, bosan mulai datang menghantui setiap calon Maba.

"Panjang banget antrian nya, kalau gini bisa sampai sore Gin". Ucap Khai mulai bosan.

"Hmm iya nih, atau kita keluar dari barisan aja? Kan nomornya dipanggil pakai microfon, kita bisa istirahat makan siang dulu ya ga?" Ide cemerlang Gina.

Tak lama mereka berdialog, ada sebuah pengumuman bahwa panitia PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) akan break beberapa menit untuk istirahat dan kembali dilanjutkan usai sholat Dzuhur.

Barisan yang terbentuk rapi mulai membubarkan diri, menghempas kepenatan yang kian datang untuk memanggil istirahat kepada si empu tubuh.

Kantin adalah tujuan utama saat ini. Karyawan kantin sudah menyiapkan menu makanan terbaik mereka untuk dijajakan agar dibeli oleh calon Maba.

Minuman menjadi sasaran empuk sebelum menyantap jajanan yang di pamerkan disetiap sudut warung. Haus, gerah, dan kehilangan tenaga ingin dikembalikan oleh air putih yang begitu menyegarkan.

Untung saja karyawan kantin mendinginkan nya di freezer. Sungguh nikmat mengalir di tenggorokan saat cuaca panas begini.

'kluduk kluduk kluduk' suara air yang mengalir di tenggorokan wkwkw ecek-ecek nya irama nya begitu😂

"Segerrrrrr!!!"

"Haha iyaa nih Gin, akhirnya ada istirahat juga". Ucap Khai.

"Gue laper Khai, mau mesen eeh ngantri juga nih di kantin. Malah perut gue dah teriak-teriak laper!" Kesal Gina saat melihat suasana kantin yang riuh dengan Maba yang berburu makanan.

"Iya juga nih, harus nya tadi kita bawa bekal dari rumah yakan" balas Khai.

"Hmm itulah, gue kira kita bakal cepet balik, kira gue kita dapat nomor antrian dekat ternyata jauh sejauh jalan kenangan." Sesal Gina.

"Eeh tu ada warung yang mulai sepi, Lo tunggu sini jaga meja, biar gua yang mesen kesana". Ucap Khai saat melirik sebuah warung yang mulai sepi.

"Permisi kak, saya mau mesen nasi goreng dan bakso, meja nya di nomor 15 kak" kata Khai sangat antusias saat mencium aroma kuah bakso yang begitu menggiurkan.

"Maaf kak, nasi goreng nya sudah abis. Bakso nya juga sudah tidak ada lagi" jawab karyawan kantin.

Dengan muka sedih Khai pun meng-cancel pesanan nya. Tapi saat berbalik ke meja..

"Hei kak, apa kakak mau dibuatkan mie sebentar? Saya ada persediaan dua bungkus mie untuk makan siang, saya bisa buatkan mie nya untuk kakak dan temen kakak. Apa kakak mau?" Tawar si kakak kantin.

"Wah yang bener kak? Iya kak kami mau, makasih yah kak" jawab Khai begitu senang karena laparnya dapat di basmikan.

"Tapi ini hanya mie dan kuah bakso saja kak, serta tahu yang digoreng tadi"

"Ga papa kok kak, asal kami bisa makan hehe, makasih banyak yah kak"

Setidaknya bisa mengganjal cacing diperut agar tidak teriak 'grrr' lagi.

Tidak berapa lama makanan pun datang

"Ini makanan nya kak, silahkan dinikmati!" Ucap kakak kantin itu sangat ramah.

"Iyah kak terimakasih banyak kak" sahut Gina.

Mereka makan seakan tak ingat lagi bahwa itu masih sangat panas. Efek laper yang akut!

Sirine dari gedung rektorat mulai bergema, pertanda antrian sudah mulai di lakukan.
Semua Maba yang sudah menghentikan aktivitas nya langsung pergi menuju gedung dan berbaris seperti tadi.

"Gue ga yakin Khai bakalan siap hari ini juga, masih nomor 89 Khai, 100 aja belum apalagi 300" kata Gina.

"Iyah sih Gin, atau kita pulang aja? Gua yakin pasti dilanjut besok. Lagian kan pendaftaran ulangnya selama tiga hari semoga aja kita dihari kedua". Doa Khai.

"Aamiin semoga lah, hmm kita jalan-jalan yok? Kelilingi kampus ini hehe" ajak Gina.

"Kuylahh Gin, kapan lagi yakan" balas Khai.

Padahal mereka bisa berjalan-jalan dihari kuliah nanti, ahh mereka hanya ingin membuang waktu saja.

Fakultas Hukum. Nama itu terpampang jelas di sebuah gerbang menuju gedung. Sangat bangga bagi siapa saja yang akan berkuliah di fakultas ini. Tanda timbangan sejajar menjadi logo yang sangat perkasa.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau umum disingkat FKIP juga jelas tertulis disebuah gerbang. Sungguh mengesankan.

Begitu juga dengan Fakultas lain yang mereka kunjungi. Hingga hari mulai sore tak dapat mereka rasakan. Waktu begitu cepat berlalu.

" Seru juga keliling hehe walau capek juga karna jauh nih" kata Khai.

"Iyaa lelah gue Khai, haus lagi" balas Gina.

Tak jauh dari merka berdiri terdapat sebuah  warung yang tampak sepi. Mereka pun berniat membeli air.

Selain membeli air dan beberapa camilan, mereka berbincang-bincang dengan penjaga warung itu. Sesekali terbahak mendengar kisah mereka yang memesan makanan dadakan.

----------bersambung----------------

Hai? HAPPY EID MUBARAK yak! Maaf jarang update karena kesibukan tidur😂

Disini aku ga begitu spesifikkaan dimana kampus nya jadi lebih ke peristiwa yang dialami.

Comment and Vote ya🤗Tq!

🙏@mutifannyt




The Flower's IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang