13.keanehan

104 27 9
                                    

Rintikan air turun bersamaan dengan buliran air mata yang membasahi wajah pucat nan sayu itu.

Tak ada harapan lagi itu lah yang dipikirkan nya hatinya kosong pikiran pun turut kosong.

Air hujan kini mulai deras dan membasahi taman yang tadi nya ramai menjadi senggang. tatapan Sohyun lurus dengan wajah datar.

Ia menonggak kelangit dan mencoba mencari cari titik keburukan yang dapat ia cela atau sekedar mengolok olok ciptaan kuasa,namun langit hanyalah hamparan awan yang terkadang berwarna cerah atau berwarna gelap seperti tak ada satu titik pun noda yang dapat ia cela untuk langit.

Sohyun dengan kerasnya ia tertawa seperti kesetanan lalu menunjuk nunjuk langit dengan kesal,tak lama tawaan itu menjadi getir.

Sakit yang berada di dada nya sudah ia tahan selama bertahun tahun karna ia berpikir semua keluarganya ada dan menjalani hidup sebagai semestinya.

Karna sohyun sudah mengerti kutukan sesat itu sedikit demi sedikit dari sepucuk surat yang berada di samping guci Seohyun,yang seperti memang disengaja agar Sohyun membacanya.

Dikatakan disana seseorang yang mempunyai ikatan janji dengan kelompok yunpyohwe harus menjadi budak dari kelompok tersebut budak dalam artian disini adalah semua apa yang dilakukan olehnya akan diawasi keseluruhan dari uang yang didapatkan akan diambil semua dan menyisakan 2%untuk dirinya.

Dan lebih menyakitkan nya bila orang tersebut tidak bisa mengirim uang lagi atau berkhianat atau bersembunyi ingin menjauh dari kelompok itu  mereka tak akan segan segan untuk menumpas mereka yang terikat janji sampai akar dari keluarga mereka.

Sohyun pun sedikit paham bahwa kelompok itulah yang membuat kehidupan nya menjadi sangat buruk dan dendam itupun kembali mencuat di dirinya.

Sohyun dengan kuat meremas surat yang tulisan nya sudah luntur terkena guyuran hujan dan saking kuatnya buku buku jarinya terlihat memutih.

Ia dengan tatapan angkuh dan  dingin  bangkit dari duduknya sebelum ia mati, semua harus setimpal karna nyawa harus dibayar nyawa.

***

Bel istirahat sudah berbunyi,bora membereskan peralatan tulisnya kedalam tas sebelum beranjak keluar ia menatap kursi Sohyun yang sudah kosong akhir akhir ini,bora pun pergi keluar.

"Bora ssi..."panggil seseorang dibelakang,bora pun menoleh.

"Ah..hyunjin Sunbae ada apa?"

"Kau tau rumah Sohyun?,atau dimana dia sekarang"

Bora mengeleng "aku pun tak tau Sunbae,tapi kuharap ia baik baik saja"

"Ahh..kau pun tak tahu ya sudah maksih yah"tepuk hyunjin dibahu bora sembari tersenyum dan beranjak.

Bora tercengang "ahh..y..a"bata bora sembari membungkuk.

"Issh sudahlah"bora memukul kepalanya dan kembali berjalan menuju perpustakaan.

***
Di atap sekolah terlihat Taehyung menatap hp nya dengan serius,sesekali ia menghela nafas.

"Aneh sekali kenapa aku baru sadar"Batin taehyung.

Lalu menatap foto yang ia ambil sewaktu masih sekolah menengah pertama didepan terlihat ia sedang berpose dengan teman teman nya,namun bukan itu yang aneh melainkan sosok perempuan yang sangat mirip dengan Sohyun sedang berdiri dengan setelan seragam sma osan.

"Taehyung sedang apa kau disini"tanya seokjin lalu mendekat.

"Hyung,tidak hanya sedang berpikir"kekeh taehyung.

"Memang nya apa yang kau pikirkan sampai kau tak tau kedatanganku,ahh perempuan yah.."goda seokjin.

"Mm bukan,hyung coba lihat ini"

darknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang