bagian 23

54 2 0
                                    

Lima belas menit devin berdiri di ambang pintu menunggu pemilik membuka kan pintu. Rumah yersa masih tertutup rapat, apa mungkin gadis ini lupa untuk menemani devin.

“buruan nanti telat”ucap  yersa mengambil kunci mobil dari tas mini nya.

“aelah orang lo yang kelamaan”ucap devin mengekori yersa dari belakang.

Di mobil hanya ada keheningan devin yang sibuk dengan ponsel nya yang sesekali tertawa keras, dan yersa yang sekarang menjadi supir pribadi devin.

Rumah sakit harapan yersa memarkirkan mobil nya dan segera turun bersamaan dengan devin. Devin memejamkan mata nya dan membuang nafas kasarnya, yersa menepuk pelan bahu devin dan tersenyum hangat.

Devin masuk di ikuti oleh dokter paru bayah dengan perut besar tidak lupa kepala botak yang ia miliki.

“keluarga devin prasetyo”ucap dokter itu.

“saya dok, gimana keadaan devin”ucap yersa berdiri dari tempat yang ia duduki.

“sekali lagi maafkan saya, keadaan devin semakin hari makin menurun”ucap dokter itu.

“tapi devin bisa sembuhkan dok”tanya yersa.

“maaf saya tidak bisa menjamin kesembuhan kak anda nona”ucap dokter.

"kakak apaan, orang dia babu gua”batin yersa dan mengangguk kecil, dokter paru bayah itu segera pergi namun setelah pergi ia melihat tag name dokter itu andre.

Yersa membuka pintu ruang rawat devin, yersa melangkah kecil duduk di kursi samping ranjang rumah sakit. Di lihat nya devin yang sudah pucat dan mata yang terpejam.

Meraih tangan devin mengelus nya lembut membuat rasa iba yersa muncul. Bagaimana tidak sahabat nya ini tidak pernah di perdulikan oleh orang tua nya.

“vin, bangun ”ucap yersa menahan isak tangisnya. Namun sayang pertahanan yersa menahan tangis nya tidak bisa di bendung lagi, cairan bening membanjiri wajah nya.

“sebenarnya lo sakit apa sih vin”ucap yersa tanpa sautan dari devin yang setia memejamkan mata nya.

Tangis yersa berhenti ketika suara serak terdengar di ruang devin.

Devin membuka mata nya melihat gadis yang menangisi diri nya, wajah gadis ini banjir dengan air mata. Mata nya lembab dan juga rambut yang acak-acakan.

“ehh kuyuk bangun woy. Lo jagain gua apa numpang tidur bege”ucap devin menyengir kuda.

“bawel lo, lagi sakit mulut lo nggak bisa di jaga dikit napa”ucap yersa memutar malas mata nya.

Devin dia hanya menyengir kuda melihat yersa yang kesal dengan nya.

Yersa berjalan santai dan menatap lurus koridor yang ramai dengan para siswa yang membawa beberapa makanan atau bahkan ada yang sedang bergosiap ria.

BRUK!!!

Bola basket itu mengenai yersa. Yersa meringis kesakitan dan juga menatap mereka meminta jawaban siapa yang sudah berani melemparnya.

“WOI SIAPA YANG LEMPAR BOLA KEK GUA HAH! MAJU LO ATAU GUA SERET LO SEKARANG JUGA, BANGSAT!" ucap yersa dengan emosi dan menatap siswa laki-laki yang sedang berada di lapangan.

"BUDEK YAH LO PADA, GUA TANYA SEKALI LAGI SIAPA YANG UDAH LEMPARIN BOLA KOTOR INI KE GUA HAH" sambung yersa namun hasil nya nihil semua takut dengan yersa yang sedang marah.

Dengan kasar yersa melempar bola ke lapangan namun sebelum lemparan itu berhasil tangan kekar yang tidak asing untuk nya menahan tangan nya.

"diem"ucap seseorang menahan lemparan yersa, dengan cepat yersa menoleh dan benar saja itu rayhan.

"lepasin"ucap yersa melepas cengkraman rayhan.

"nanti, ikut gua sekarang"ucap rayhan tersenyum manis dan mengambil bola dari tangan yersa.

Yersa akhirnya mengikuti rayhan dengan tangan rayhan mengenggam tangan nya. Rayhan menatap nya teduh, iris mata hitam pekat rayhan bertemu dengan mata coklat yersa.

"obatin luka lo"ucap rayhan menyodorkan kotak p3k

"nggak penting, gua mau balik"ucap yersa beranjak dari rooftop.

"bisa nggak ikutin aja. Nggak usah pake nolak, apa susah nya coba"ucap rayhan seperti seorang ayah yang memarahi putri kecil nya.

"hm"ucap yersa pasrah. Rayhan tersenyum kemenangan.

"udah"ucap rayhan merapikan kotak p3k yang ia ambil.

"besok sekolah kita akan mengadakan camping. Atas perhatian di ucapkan terima kasih" terdengar dari pengeras suara.
"lo ikut nggak" tanya rayhan
"nggak"ucap yersa singkat

"gua balik, makasih"ucap yersa tersenyum tipis dan hanya di tatap teduh oleh rayhan.

"sa, kalau seandainya gua ngomong gua suka sama lo gimana. Lo percaya nggak"ucap rayhan tiba-tiba.
DEG!!!!!

Yersa yang masih berada dekat dengan rayhan diam. Kaki yersa serasa kaku, tanpa ragu yersa menoleh ke arah rayhan.

“itu seandainya doang kan bukan yang sebenarnya. Gua duluan ada urusan sama devin"ucap yersa segera pergi.

"gua beneran sayang sama lo yersa. Dan karena kebodohan gua sekarang gua jadi orang asing buat lo"batin rayhan.

Revila datang dengan menyeruput teh kotak nya, bersamaan dengan yersa yang kini kening nya sudah berbalut dengan hansaplast.

“tuh muka lo napa lagi nyet"tanya revila dengan menyeruput teh kotaknya.

"jatuh"ucap yersa singkat dan mengambil teh kotak milik revila.

"gegara apaan"tanya revila penasaran.

"nohh kena bola gua tadi"ucap yersa santai, revila hanya mengangguk dan langsung membuka tas miliknya.

Drit!! Panggilan masuk dari ponsel yersa. "toni"batin yersa.

"kenapa"
"lo dimana"
"sekolah, ada apaan"
"pulang sekolah lo ke markas"
"penting nggak"
"iya bawel"
"yaudah, tapi lo bayarin taksi gua"
"nggak modal lo. Yaudah oke"
Tut tut......

Kring!

Waktu yang di tungguu datang, banyak yang sudah memenuhi parkiran dan juga ada beberapa yang masih mengikuti latihan futsal.

Yersa melihat rasa yang sedang marah-marah dengan teman futsal nya ntah apa yang mereka perdebatkan. Tanpa berpikir panjang yersa mendekati rayhan yang sedang marah-marah tidak jelas.

"rayhan"ucap yersa namun rayhan tidak menyadari nya karena ia sibuk memarahi salah satu teman futsal nya.

"apa"ketus rayhan dengan badan membelakangi yersa.

"nggak jadi deh"ucap yersa segera pergi namun tangan nya di tahan oleh tangan kekar milik rayhan.

"bentar"ucap rayhan yang kini menatap yersa dingin. Yersa dengan susah payah menelan saliva nya pelan.

"apa" tanya yersa. Rayhan mendekat tidak lupa dengan senyum yang sedari tadi ia perlihatkan.

CUP
Rayhan mencium singkat pipi mulus milik yersa lalu kembali menatap nya.
Mata yersa membulat dengan apa yang rayhan lakukan tadi.

"gua balik"ucap yersa dengan wajah yang sudah seperti kepiting rebus.

"mata gua cacingan woy"ucap fardan teman futsal rayhan.

"gila han berani banget lo nyium tuh cewek" ucap bisma dengan kacamata yang selalu ia gunakan.

"ngosip mulu lo pada"ucap agil di bibir lapangan dengan di ikuti oleh ikhsan dan tirta.

sang dewa perangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang