bagian 35

54 2 0
                                    

Yersa yang masih kesal dengan devin menatap datar foto kebersamaan nya dengan devin waktu smp. Memang persahabat kedua nya bisa di bilang cukup dekat, kedua nya berteman dari kelas 2 smp awal semester satu.

Devin yang selalu menjadi panutan yersa karena cowok ini tidak pernah merespon cewek lain entah apa alasnya. Dan sekarang devin entah yersa sendiri bingung harus berdamai dan mengikhlaskan semua atau coba untuk membenci devin sahabat nya sendiri.

Malam semakin larut dan mata yersa sudah sangat berat karena rasa ngantuk yang terus menyerang, hingga akhirnya gadis ini memilih memejamkan mata dan masuk dalam mimpinya sendiri.

Pagi ini kota jakarta di guyur hujan deras membuat gadis berambut panjang ini enggan untuk berangkat sekolah. Yersa gadis ini dengan cepat menarik selimut dan kembali membalut bada nya.

"bangun sa teman kamu udah nunggu lo" ucap rani di balik pintu kamar yersa.

"lima menit deh bun" ucap yersa dengan mata tertutup mencari alam mimpi nya.

"BANGUN SEKARANG ATAU  BUNDA SITA FASILITAS KAMU" ucap rani kesal dengan yersa yang susah di bangunkan.

Secepat kilat yersa beranjak dari tempat tidur lalu mengambil handuk dan segera mandi, ia tidak ingin kena amukan rani.

Selesai mandi yersa menganti pakaian nya dengan seragam, rambut yang ia biarkan terurai lalu dengan menyambar tas miliknya dan segera turun.

"rayhan kok di sini" ucap yersa yang baru saja turun dari tangga terakhir.

Rayhan yang merasa di panggil menoleh dan memperlihatkan senyum manis nya.

"nggak boleh kan rumah pacar sendiri, iya nggak yah bun" ucap rayhan terkekeh pelan lalu bergantian menatap rani dan panji.

"anak ayah udah besar yah sekarang" goda panji lalu ikut menatap yersa dengan jail.

"ayah apaan sih" elak yersa lalu ikut duduk di samping rayhan yang sedang melahap nasi goreng buatan rani.

"nama lengkap kamu siapa nak"ucap panji tiba tiba menatap rayhan penuh tanya.

"rayhan bagaskara pratama om kenapa? Tanya rayhan lalu panji hanya mengangguk sebagai jawaban.

Selesai makan yersa dan rayhan segera berpamitan kepada panji dan juga rani. Kedua nya mencium punggung tangan panji dan rani lalu berjalan beriringan menuju ruang utama.

Tepat di depan pintu rumah yersa mengertukan kening nya karena hujan semakin deras mengguyur jakarta padahal sekarang sudah pukul 07:10 bisa bisa ia di hukum oleh pak botak guru fisika.

"bisa telat ini mah"ucap yersa.

"naik mobil" ucap rayhan lalu mengeluarkan kunci mobil dari saku celana abu abu nya.

"yaudah buruan ray ntar telat bisa di amukin ama pak botak mah"ucap yersa menarik lengan rayhan.

"iya sayang" ucap rayhan lalu pasrah mengikuti yersa yang sudah menarik tangan nya.

"gombal mulu dari tadi" ucap yersa yang sudah di dekat pintu mobil dan langsung masuk, rayhan hanya geleng geleng kepala dengan tingkah yersa.

Lima belas menit akhirnya mobil rayhan berhenti di parkiran SMA nusa bangsa, yersa turun di ikuti rayhan lalu berjalan beriringan di koridor.

"cocok banget yah"

"kak rayhan ama kak yersa bikin meleleh deh"

"alah cantikan piyo gua di rumah"

"lah bebep gua di ambil njer"

Ocehan para siswa siswi yang tidak sengaja berpaspasan dengan yersa dan rayhan di koridor. Yersa tidak menggubris nya ia , dan rayhan cowok itu santai seperti di pantaii.

"belajar yang benar" ucap rayhan mengacak acak rambut yersa.

"kamu juga belajar jangan main game mulu" ucap yersa dan rayhan terkekeh pelan melihat yersa marah.

Yersa masuk ke kelas yang seperti kapal pecah, ada yang tidur dan ada yang sedang berkonser ria.

"woi sa gabung sini yok nyanyi" ucap revila yang tengah berdiri di atas meja dengan sapu yang ia jadikan mic.

" astafirullah vil lu napa dah" ucap yersa melihat tingkah aneh revila yang tengah berkonser ria di ikuti fatur dan bimo.

"ika mana?" tanya yersa sisil yang sibuk dengan menonton drakor.

"perpus kali udah ahh ganggu aja lo" ucap sisil menatap layar laptop milinya.

Yersa mengerutkan kening nya lalu mencari seseorang yang bisa ia ajak untuk keluar dari kelas sakit jiwa ini.
Salsa yah mata yersa sibuk meliti satu persatu satu manusia ia, memilih mencari salsa dari pada bergabung dengan revila fatur dan juga bimo.

"salsa woi" ucap yersa melambaikan tangan pada salsa yang asik bermain kartu astga seperti nya kelas ini perlu di rukqiyah.

"apaan!"ucap salsa yang masih sibuk dengan kartu miliknya.

"KANTIN SAL UDAH CABUT KITA MAHH DARI PADA TAMBAH GILA!" bentak yersa lalu menatap tajam seisi kelas, sontak semua yang tadi rusuh kini diam seperti patung kaget dengan bentakan yersa karena biasanya yersa akan marah jika saat melakukan tugas kelompok saja.

"gitu dong pada diam nggak rusuh kek  pasar udah sekarang lo pada ambil buku tros belajar." ucap yersa berjalan dan segera duduk di bangku nya.

"konser aja lah yuk lanjut"ucap fatur tanpa dosa dan yersa langsung menatap nya tajam.

"diam woi pak botak datang bangkek" ucap radit sih cowok tengil.

"lah bukan nya pak botak lagi rapat yah" ucap dina sih cewek make up tebal persis tante tante kompleks rumah yersa.

Pak botak ehh maaf guru fisika masuk dengan buku tebal. Senyum pak deni yang tadi nya terukir indah kini pudar melihat suasana kelas yang ia masuki.

"KALIAN INI KENAPA KELAS DI JADIKAN PASAR MALAM HAH! SEKARANG SEMUA KELUAR DAN LARI 30 KALI! " bentak pak deni dengan mengelus kepala nya yang botak.

"bapak ngapain ngelus kepala pak kan bapak botak tuh jadi kagak usah di elus pak" ucap fatur tanpa dosa.

"saya ini guru kamu lo" ucap pak deni tidak habis pikir dengan kelakuan siswa siswi nya ini.

"iyalah siapa juga yang ngomong bapak tukang sapu, kan nggak lucu pak" ucap fatur lalu mendapat tatapan tajam dari pak deni.

sang dewa perangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang