bagian 40

82 2 0
                                    

Pagi ini dengan suasana sejuk membuat lelaki berbadan tinggi ini kembali menyambak selimut tebal nya dan menyembunyikan tubuhnya di balik selimut. Rayhan yang sedang asik dengan mimpi nya harus terpelojak kaget dengan suara nyaring dari bulan mama nya.

"RAYHAN BURUAN BANGUN SEKARANG ATAU KAMU MAMA KUBUR HIDUP HIDUP" ancam bulan di depan pintu kamar rayhan.

"lima menit lagi mah" ucap rayhan lalu kembali melanjut tidur nya.

"YAUDAH KALAU GITU MAMA KELUARIN KAMU DARI KK SEKARANG JUGA RAYHAN" kesal bula. Menggebu gebu dengan sikap rayhan yang sulit bangun pagi.

"buset punya nyokap kok gini amat" guman rayhan lalu segera mandi.

Lima belas menit akhirnya rayhan sudah siap dengan kaos santai dan juga celana selutut dan tidak lupa dengan rambut hitam nya yang masih sedikit basah.

"pagi mah, pah" ucap rayhan lalu langsung duduk di samping aditnya. Semua orang membalas sapaan rayhan dengan senyuman kecuali daniel.

"buset gua kok engga di sapaa si dek" ucap daniel tidak terima dengan sikap adik nya ini.

"idih dramatis lo bang" ucap rayhan geli lalu langsung menyantap sarapan pagi miliknya, sementara bulan dan aditnya hanya tersenyum kikuh dengan tingkah laku kedua anak nya.

"buruan makan ray, papa punya kabar baik buat kamu" ucap aditnya seraya membersihkan sisa makanan di bibirnya. Rayhan menggertukan dahi nya lalu langsung melontarkan pertanyaan.

"kabar baik apa?" tanya rayhan santai lalu memandang ayahnya.

"tentang lena kecil kamu" ucap aditnya dan itu sukses membuat rayhan diam dengan sarapan pagi nya.

"emang kenapa pa?" tanya rayhan lagi dengan sangat penasaran.

"nanti kamu tau oh iya jgan lupa entar malam kamu temuin papa di cafe sahabat sejagat raya" jelas adit lalu langsung meninggalkan meja makan dan menikmati udara pagi di taman belakang.

Rayhan hanya mengganguk dan melanjutkan aktivitas makan nya yang sempat terhalang.

Selesai makan rayhan meninggalkan piring yang sudah kosong dan juga anggota keluarga nya yang masih asik berbincang ia segera masuk ke dalam kamar miliknya yang ada di bandung.

Di lain tempat yersa sedang jalan jalan di sekitaran kompleks anggrek tempat perumahan nya dulu di mana ia kehilangan agas sahabat kecilnya.

"huh capek istirahat bentar kali yah" guman yersa lalu mengelap keringan di dahi nya. Yersa memdudukan bokongnya di kursi taman di dengan menenguk sebotol air mineral sampai habis.

"buset bunda tega banget sama gua masa anak semanis ini di suruh bawah belanjan mana banyak lagi" keluh yersa lalu segera beranjak dari sana dengan membawah kantung belanjaan nya.

Setalah lima belas menit akhirnya yersa sampai di rumah miliknya yang sekarang di bandung. Dengan cepat yersa mengetuk pintu tanpa rasa sabar sama sekali.

Tok tok tok ...

"bunda ayah bukain pintu nya!" teriak yersa dengan kesal.

"bangkek suara lu nyaring bener dek" umpatan danu yang membuka pintu.

"bodoamat gua capek bang" ucap yersa lesuh lalu langsung menyelong masuk.

"dosa apa gua punya adek kek dia ya allah" ucap danu yang masih di dengar oleh yersa.

Yersa langsung duduk di sofa dengan belanjaan yang ia letakan di atas meja. Yersa mengehembuskan nafas kasar nya lalu menatap abang nya yang kini tengah asik dengan ponsel.

"bang ayah sama bunda mana kok enggak keliatan" ucap yersa

"kepo"ucap danu singkat.

"seriusan bang di mana ayah sama bunda" ucap yersa kesal entah kenapa akhir akhir ini danu selalu membuatnya kesal.

"nohh di kamar lagi buat dedek bayi yang suara nya kek aahhh faster" ucap danu dengan desahan.

"gua tampol lo yah" ancam yersa lalu danu hanya menyengir kuda.

"haha maaf" ucap danu.

"bunda sama ayah lagi ketemuan nohh ama sahabat lama nya" lanjut danu dan yersa hanya menghiraukan nya dan segera masuk ke dalam kamar.

Pukul 18:00 yersa masih sibuk dengan drakor ia belum siap siap seperti tang di minta rani bunda nya.

Rani dan aditnya kini sudah siap hanya menunggu danu dan juga yersa. Karena terlalu lama akhirnya rani memilih untuk menemui yersa dan juga danu.

Tok tok tok di depan pintu kamar yersa, rani dengan sabar mengetuk pintu kamar. Pintu kamar terbuka dan yang benar saja yersa belum mandi dia masih asik dengan drakor.

"ASTAFIRULLAH YERSA KENAPA BELUM MANDI INI KITA UDAH MAU BERANGKAT LO" ucap rani kesal dengan putri nya ini, yersa hanya menyengir kuda lalu langsung mandi.
Rani hanya geleng geleng kepala dengan tingkah putri nya ini.

"buruan bunda tunggu di bawah!" teriak rani di depan pintu kamar yersa.

Yersa selesai dengan dress pilihan bunda nya hanya dengan sedikit make up yersa berjalan menuruni anak tangan, rambut panjang di biarkan di gerai, dengan balutan dress abu abu dan juga high heels.

"cantik anak ayah" ucap aditnya kagum dengan anak perempuan nya.

"biasa aja tuh gantengan juga danu yah" ucap danu pd lalu merapikan jas yang ia pakai.

"udah anak anak bunda semua oke malam ini yaudah kita berangkat" ucap rani lalu semua nya mengganguk paham dan masuk ke dalam mobil

Di lain tempat rayhan dan keluarga sudah sampai di cafe sahabat yahh di mana tempat yang akan di datangi oleh yersa dan juga keluarganya. Rayhan dengan balutan kemeja putih dan juga jas hitam tidak lupa dengan dasi sangat pas di tubuhnya.

"ma kita lagi nungguin siapa sih?" tanya rayhan penasaran karena sedari tadi tidak ada yang memberitahu nya.

"nanti juga kamu tau udah tunggu aja" ucap bulan terkekeh pelan.

"masih lama enggak!"ucap rayhan sedikit kesal pasalnya ia sedari tadi tidak menghubungi gadisnya yersa.

"bawel banget sih lo!" sinis daniel lalu kembali fokus pada game online nya. Rayhan diam lalu menatap lurus ke pintu depan cafe.

sang dewa perangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang