CHAPTER 11

11 0 0
                                    

Uhuyyy
Ketemu lagi bersama saya sang Author yang halunya tingkat dewa,wkwkk.

Jangan pada lupa vote ya☆

Happy Reading💙

~o0o~

"Ni mas".Laudry menyodorkan selembar uang pada tukang ojol yang ditumpanginya.

"Makasih mbak".Ucap tukang ojol mengambil uang dari tangan Laudry,lalu lanjut melajukan motornya.

"Aooh".Laudry terjatuh karna ia merasa kakinya sangat keram sekali.

Terlihat seorang pria mengulurkan telapak tangannya dihadapan Laudry yang terjatuh.
Melihat itu membuat Laudry mendongak dan menjumpai sosok pria tampan bertubuh tinggi siapa lagi kalau bukan Erlangga Mahendra putra.Ya,yang mengulurkan tangan padannya adalah Erlangga.

"Ayo".Perintah Erlan agar Laudry menggapai tangannya.

Tanpa pikir panjang Laudry langsung menggapai tangan Erlan.Namun,lagi-lagi Laudry terjatuh untuk kedua kalinya.

"Aooh".Suara desis Laudry saat ia terjatuh yang kedua kalinya.

Melihat itu membuat Erlan dengan cepat mendarat jongkok disamping Laudry.

"Coba gue liat".Ucap Erlan sembari menyentuh kaki Laudry.

"Kaki loh kenapa?".Decak Erlan melihat Laudry benar-benar merasa kesakitan.

"Kaki aku keram kak".

"Keram doang kok sampe segitunya".

"Kaki aku jarang keram kak kecuali aku naik motor dan hari ini udah dua kali aku naik motor makanya kaki aku sampe keram".Jalas Laudry merasa jengkel dengan perkataan Erlan seoalah menganggap enteng yang dirasakannya sekarang.

"Gak nanya tuh".Ujar Erlan tanpa menatap ke arah Laudry namun masih memegangi kaki gadis itu.

Laudry mendesis pelan mendengar itu,dan secepatnya ia menggeserkan kakinya menghindari tangan Erlangga.

"Kaki aku udah baikan kok".
Decaknya menjauhkan kakinya.

"Buktinya?".Gumam Erlan kurana yakin pada Laudry.

"Ya,buktinya aku bisa berdiri nih".

"Mana?".

Laudry mencoba berdiri dan hampir saja ia berdiri tegak namun,dia terjatuh.Tapi kali ini Erlan lebih cepat mendekap tubuh gadis itu dan menciptakan jarak yang begitu dekat pada dua insan ini.Keduanya saling bertatap satu sama lain dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
Bagaimana tidak,Laudry begitu cepat melepaskan dekapan pria itu dan lanjut melangkah masuk dalam Caffe yang seharusnya sudah ia masuki dari tadi.

"Makasih kak,aku masuk yah".
Pamit Laudry dengan gugup dan terburu-buru.

Sedangkan Erlan hanya menatap kepergian Laudry dan menarik napasnya lalu mengangkat kedua bahunya sambil sedikit menggeleng.Lalu pria ini pun ikut melagkah masuk dalam Caffe tersebut.

Ck"Loh darimana aja Dry?.
Gue sama Sheyla udah lama disini,nungguin loh yang gak datang-datang,huft".Ujar Heyna dengan kecepatan 80km/detik.

ErlanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang