Chapter 14 : About that house

2.3K 489 123
                                        

"WOIIII LEPASIN KITA!" teriak salah satu dari mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"WOIIII LEPASIN KITA!" teriak salah satu dari mereka

"Emang bakal dijawab to?"

"BODO AMAT ANJAY GUE MINTA TOLONG AJA YANG PENTING! WOY SIAPAPUN YANG DENGER TOLONGIN KITA DONG!" teriak Haruto

Haruto dan Yoshinori berada di suatu ruangan yang gusar dan suram

"Kalau yang dateng malah si pembunuh gimana?" tanya Yoshinori

"Ga bakal—"

Baru saja dibilang, nampaklah seseorang berpakaian serba hitam lengkap menggunakan topeng dan pisaunya

Mereka meneguk saliva susah payah. Tetapi Haruto memberanikan diri untuk berbicara

"Heh bajingan!"

Orang itu otomatis nengok dan menghampiri Haruto

"Kenapa lo iket kita disini hah?!"

Orang itu malah sibuk memainkan pisaunya

"Lo tuli apa gimana sih?!"

Yoshinori sudah mewanti-wanti agar tidak berbicara lagi. Kalau orang itu udah mengamuk bisa habis mereka.

"Kamu mau saya bunuh?" ucap orang itu

Orang itu berhenti memainkan pisaunya

"Bodo amat, situ yang dosa ini" — Haruto

"Yakin?" ia memperlihatkan ujung pisau tersebut yang sangat tajam

Haruto memalingkan wajahnya begitupun Yoshinori

"Tangan kosong dong kalau berani" gumam Haruto yang masih bisa didengar orang itu

"Kamu benar-benar menantang saya" orang itu menghampiri mereka berdua

Ia sudah memperlihatkan betapa tajamnya pisau itu di depan mata Haruto

"Mau merasakan ini?" ucap orang itu

Entah keberanian darimana Haruto menjawab

"Kenapa lo ga langsung bunuh kita aja sih?! Kenapa harus nyiksa dulu dengan cara kayak gini!" — Haruto

Pembunuh itu tertawa kecil

"Kalian ga akan pernah tahu rasanya memainkan korban sebelum menghabisinya"

Haruto dan Yoshinori bergidik ngeri

"Psycho" ucap mereka

Pembunuh itu semakin mendekat dan mengarahkan pisaunya ke leher mereka

"Kalian—"

Ceklek

Tiba-tiba saja pintu terbuka

Haruto dan Yoshinori bernapas lega karena orang itu sudah tidak mengarahkan pisaunya lagi

"Maaf ganggu"

journey ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang