part 15a

400 25 1
                                    


Lantunan Surat Cinta Untuk Hafizah

Acara bakar-bakaran dimulai. Sandy dan Alex ke bagian membakar ikannya dan mengoles bumbu, Ilyas bagian menggelar karpet sedangkan Kevin ... hanya duduk sambil memainkan gitar yang sengaja ia bawa dari rumahnya.

"Vin, gantian, dong! Perih ini!" protes Sandy yang sedang mengipas ikan.

Kevin mendongak lalu menggerakan jari telunjuknya. "Sorry, gue enggak bisa. Lo tadi udah buat gue kehabisan tenaga. Jadi ... nikmatilah, Bro. Gue nyantai dulu."

Kevin mengalihkan pandangannya pada Hafizah dan Annisa yang sedari tadi mengobrol. "Mau request lagu apa para ciwik-ciwik?"

Annisa menoleh pada Kevin. "Sorry, Vin. Aku enggak, deh. Pasti suaramu sebelas dua belas kayak Sandy sama Alex."

Kevin mendengus lalu berkata dengan lantang. "Ye ... suaraku itu emas, Nis. Layak jadi penyanyi."

Annisa memutar bola matanya malas. "Emangnya emas bisa dijual, Vin? Mendingan gini aja, kamu main gitar aku yang nyanyi. Gimana?"

"Boleh."

Kevin bangkit lalu menjatuhkan bobotnya di samping Annisa. Ia mulai memetik senar gitar menunggu lagu apa yang akan di request Annisa. Sedangkan Annisa sendiri tengah mencari referensi lagu terbaru dari Google.

"Lagunya apaan, Nis?" tanyanya mulai tersulut emosi.

"Sabar, Vin! Aku lagi cari ini. Ah, ketemu juga."

"Jadi, apa lagunya?"

Annisa menoleh pada Kevin dengan wajah berbinar. "Love your self, gimana?"

Kevin menggelengkan kepalanya. "Jangan Justine Beiber. Mendingan Charlie Puth aja, I don't care."

"Mendingan Maher Zain, For the reat of my life versi Indonesia."

Annisa dan Kevin menoleh pada sumber suara. Ilyas tengah duduk dengan ponsel di tangan.

"Enggak tau lagunya, Yas."

Ilyas menghela napasnya lalu meminta gitar pada Kevin. Ia mulai memetik senar kemudian mulai bernyanyi. Kevin dan Annisa terdiam mendengar pertama kali seorang Ilyas bernyanyi apalagi di depan sang istri. Pandangan Ilyas tak henti-hentinya terpatri pada wanita di sampingnya. Hafizah yang pertama kali mendengar tersentuh. Tanpa sadar air matanya menetes. Bibirnya tidak bisa menahan senyuman mendengar lagu yang dibawakan oleh Ilyas.

***

"Makan-makan," ujar Sandy yang kegirangan.

Ia mengambil piring duluan kemudian mengambil beberapa ikan bakar. Kevin memprotes tindakan Sandy yang terlalu banyak mengambil ikan memindahkannya ke piringnya.

"Rese banget sih, Vin! Gue laper dodol!"

"Iya, laper. Cuma inget temen, dong! Ikannya cuma 10 biji, doang. Ambilnya dua aja, jangan tiga! Enggak seimbang, bodoh!"

Sandy memasang wajah cemberut membuat Ilyas menggelengkan kepalanya. "Ambil aja enggak papa. Aku satu aja," katanya dengan tersenyum simpul.

Kevin tetap memprotes keputusan Ilyas. Beberapa kali ia mengambil ikan di piring Sandy namun Ilyas kembalikan lagi di piring sahabatnya. Baginya mengalah lebih baik ketimbang mempertahankan. Apalagi hanya soal makanan, sungguh tidak etis untuk diperdebatkan.

Makan-makan dimulai setelah Ilyas memimpin doa. Mereka makan dengan khidmat walaupun sesekali pertengkaran terjadi antara Alex dan Sandy karena berebut air minum. Jam sudah menunjukkan pukul 22:12 malam. Kevin berserta rombongan pamit pulang setelah membereskan semuanya.

Istri untuk Anakku (Marry an Angel of Heaven)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang