Cp.5

24 3 0
                                    

Please komen, kalau ada typo sayang soalnya ceritanya langsung up gak pake edit-editan jadi banyak typonya.

Thanks all.😘😘
.
.
.

"aku tidak memiliki banyak waktu, jadi bicaralah!". Dingin Aidan. Ia menatap muak perempuan didepannya dengan sorot jemu.

Perempuan itu masih diam tak bersuara.

"kalau kau tak bicara lebih baik kita akhiri, aku ada banyak pekerjaan yang harus di urus." Pungkas Aidan hendak berdiri. Namun tangannya di cekal oleh Anelle. Dengan geraka spontan Aidan menyetak tangan perempuan didepannya.

Anelle Patreeshia Healton, adalah perempuan berusia 26 tahun. Aktris yang dikenal memiliki tubuh molek dengan wajah cantik.

Anelle adalah perempuan yang membuat Aidan sedikit melupakan masalalunya tentang rasa cintanya pada seseorang yang bahkan kini tak pernah memberi kabar selama 9 tahun.

"Ai....aku minta maaf! Aku terpaksa melakukan ini, dan aku menyesal." tutur Anelle, membuat Aidan tersadar dan ditarik paksa kembali dari ingatan masalalunya.

Aidan mengerjap. Menatap Anelle dalam.
"kamu tahu aku udah dari dulu Ann dan kamu juga tahu bagaimana sifat aku selama ini, dan apa yang paling gak aku suka. Tapi apa? kamu sendiri yang bikin aku benci sama kamu dan membenarkan asumsiku, kalu semua perempuan itu munafik jangankan benci lihat kamu masih hidup aja, aku muak." papar Aidan berhasil membuat Anelle tertohok dan sakit hati. Perempuan itu Langsung Bungkam seribu bahasa.

Aidan terseyum hambar megartika jika kebungkaman Analle membenarkan semua perkataannya. Merasa tak ada yang perlu di bicaraka Aidan berbalik meninggalkan Analle yang masih bergeming ditempat, mata perempuan itu sudah berkaca-kaca tanda sebentar lagi Akan menangis.

∆•°°°•∆

Aidan keluar dari mobil dan disambut hormat oleh semua staf yang sudah menunggu kedatangannya sedari tadi.

Aura kepemimpinana yang melekat dalam diriya membuat semua orang bisa merasakan bagaimana sosok mengerikan Aidan yang tercipta dibalik sifat dingin yang selalu memasag wajah datar disaat datang dan kembali.

"meeting yang sempat bapak tuda tadi, beberapa menit lagi di mulai semua staf sudah menunggu di ruang meeting dan Jam 02:45 PM-5:00 PM kita akan melakukan survei tempat acar besok malam diadakan." Sekertaris Aidan yang selalu berdiri di samping pria itu, membaca schedules untuk hari ini, seperti biasa. Dan Aidan sebagai pendengar yang baik.

"kapan pertemuan untuk klien dari New York?" Aidan menoleh kesamping, menatap Vespera, sekretarisnya.

Pera menjawab."peretemua untuk klie dari NY sudah di batalkan sesui perintah anda, mereka tiggal meunggu kapan anda memiliki waktu senggang." Kata pera lugas.

Aidan mengangguk, saking banyaknya jadwal ia sampai lupa jika telah membatalkan beberapa pertemuan belakangan ini.

Pera membuka pintu ruang meeting untuk Aidan dan kembali menutup setelah aidan sudah masuk.

∆••••°°°°°•••∆

Catryne menatap tanpa ekspresi Audrey dan juga Kiya. Kini ketiganya sedang berada di salah satu tokoh baju, pusat perbelanjaan macy's,Boston, Massachusetts Amerika serikat.

Catryne meminta pendapat dari kedua perempuan itu, tapi yang didapat hanya anggukan, gelengan, dan iya-tidak dari keduanya.

Menjengkelkan bukan.

Mau bagaimana lagi Catryne salah memilih orang. Audrey dan Kiya bukanlah perempuan yang pandai dalam hal fashion dan semacammnya. Bagi dua perempuan itu, yang penting berpakaian yang layak juga sudah cukup.

The Fate Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang