Cp. 6

10 2 0
                                    

VOTE+KOMEN.

Tempat acara perayaan yang ke-6 tahun perusahaan INC Anderson Company telah ramai di peunuhi oleh Para Tamu.

Tn. Miller dan istrinya patricia, terlihat sedang berbicang dengan seorang pria paru bayah. mereka terlihat akrab dan larut dalam obrolan.

Sementara Aidan. Laki-laki itu terlihat kualahan dengan sapaan tamu-tamu yang hadir. Berbagai macam ucapan selamat sudah ia dengar sedari tadi.

Aidan menyapu-pandang seluruh penjuru ruangan. Lelaki itu seperti tengah mencari seseorang dan detik berikutnya Aidan bergeming ditempat dengan rahang mengeras.

Pasangan itu bahkan tak punya malu datang  menghadiri acara yang ia gelar tanpa diundang.

Aidan masih diam ditempat, memperhatikan gerak-gerik pasangan itu yang terlihat akrab dengan tamu-tamunya.

Samar-sama Aidan bisa mendengar percakapan mereka, karena memang tempatnya berdiri saat ini hanya berjarak tiga meter lebih dengan pasangan itu. Saat ingin manjauh dari sana Aidan mendengar jelas percakapan mereka tepatnya ia mendengar suara si pria Yang berkata. "Mungkin pekan ini kami akan tunangan jika semuanya baik-baik saja tanpa Ada yang mengacau." Aidan jelas menangkap maksud dari ucapan pria yang tak lain adalah sepupunya sendiri.

Selama ini ia tahu jika Allard tidak suka padanya, tapi ia tak memusingkan hal tersebut, toh selama laki-laki itu tidak membuatnya rugi, buat apa ia harus meropotkan diri untuk memikirkan hal tak berguna dan membuang waktu berharganya. it's not style.

Namun pembawaan  tenang dan sikap Indifferent Aidan pada sesuatu yang Terliahat biasa namun penuh akan misteri, membuat laki-laki itu tak menyadari jika Allard bukan hanya membencinya.

••∆∆••

Audrey merasa dirinya hanya akan mempermalukan Hansh dengan mengiyakan ajakan laki-laki itu.

Ia tak pernah membayangkan jika pesta yang akan ia hadiri adalah pesta perusahaan besar seperti yang ia lihat saat ini.  Baginya, dirinya hanya butiran debu diantara Semua orang yang ia lihat dipesta itu.

Audrey menoleh saat sebuah mobil Mewah berhenti tepat di samping mobil Hansh. Tak berapa lama seorang laki-laki keluar dengan pakaian formal terlihat menawan dan Pas dengan jas Warna navi yang membalut tubuh tegapnya.

Laki-laki itu berjalan memutari mobilnya dan membuka pintu samping kemudi
Seorang perempuan turun dengan Anggun dan sopan dan merapikan penampilannya. Semua tak luput dari penglihatan Audrey hingga suara Hansh berhasil menyentaknya.

Refleks Audrey menoleh dengan wajah linglung dan terlihat kikuk saat berkata."eh....ma-maaf tadi aku kurang fokus. Bisakah kau mengulang pertanyaannya."

Hansh menatap Audrey seksama. "Apa kau sakit? Kita bisa pulang sekarang." Hansh terlihat khawatir.

Audrey mengibaskan tangannya didepan hansh bermaksud untuk menyuruh laki-laki itu berhenti khawatir dengan keadaannya.

"Tidak aku baik-baik saja! Lebih baik kita masuk sekarang, ku pikir kita sudah sangat terlambat." tutur Audrey. Hansh mengangguk ragu ia melangkah bersama Audrey memasuki  ruangan tempat Alacara digelar.

Audrey Menatap pasangan tadi yang sudah jauh didepan. Mereka terlihat serasi. Pasangan sempurnah. Yang satu cantik dan yang satu Tampan.

Pertama kali memasuki ruangan dan melihat para tamu yang hadir semakin membuat Audrey minder dengan penampilannya. Meski Gaun yang ia kenakan terliahat Bergensi namun ia sedikit malu berada di tengah-tengah orang berduit. Apalagi melihat semua perempaun yang hadir malam ini terlihat cantik dengan polesan make-up yang ia yakini dari Merek-merek ternama. Sedangkan ia hanya menggunakan make-up dengan harga diskon. Polesan diwajahnya hanya formalitas.

The Fate Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang