"Ra, kita gabung ya" ucap Leo meminta ijin terlebih dahulu.
Tanpa menunggu jawaban dari Aurora maupun kedua sahabatnya. Leo, Daffa dan David sudah lebih dulu mendudukkan dirinya di depan Aurora.
Aurora mendengus kesal karena kehadiran kakak dan sahabatnya.
"Kalian ngapain gabung ke sini sih" kesal Aurora.
"Semua meja penuh" sahut Daffa.
"Makanya kita gabung sama kalian" ucap David dan menatap Aurora dan kedua temannya bergantian.
"Lesehan kan bisa" ucap Aurora lagi yang berhasil mendapat cubitan sayang di pipinya dari Elvano yang baru saja sampai dan langsung duduk di depan Aurora dan di samping David.
"Lo aja sana yang lesehan" ucap Elvano yang membuat Aurora kesal.
"Awas lo, Bang" ancam Aurora karena kesal pipinya sudah di cubit oleh Elvano.
"Bodo amat" jawab Elvano dan langsung memakan makanannya.
Aurora dan kedua sahabatnya hanya menatap Elvano dan yang lainnya dengan tatapan yang berbeda - beda. Aurora yang kesal, Fidelya yang menatap memuja ke arah Elvano dan Asya yang memasang wajah datar.
"Ah kenyang gue" ucap Elvano menepuk - nepuk pelan perutnya.
"Kaya orang gak pernah makan aja lo, Bang" ucap Aurora yang mendapat tatapan kesal oleh Elvano.
Elvano beralih menatap ke arah Fidelya yang menatapnya dengan tatapan memuja dan langsung mengedipkan sebelah matanya yang sukses membuat Fidelya tersipu malu.
Dan Elvano beralih menatap Asya yang kini sibuk memainkan handphonenya tanpa perduli ke adaan sekitar.
Memang selama ini Elvano tidak tahu menahu tentang teman - teman dari Aurora. Berinteraksi dengan Aurora saja jarang apalagi kalau urusan mencari tahu siapa saja temannya Aurora.
Asya yang merasa di perhatikan dan di tatap oleh seseorang mengangkat wajahnya sedikit, dan dapat ia lihat kini Elvano menatap ke arahnya dengan senyum menggoda.
Bukannya tersipu Asya malah menatap tajam dan datar ke arah Elvano. Elvano menyernyitkan dahinya melihat Asya yang terkesan dingin dan menatap datar ke arahnya.
Cantik batin Elvano saat melihat wajah Asya.
Walaupun Asya memasang ekspresi datar tapi tidak menutup kecantikannya apalagi dengan bola mata yang berwarna coklat terang sukses membuat Elvano terpukau.
Aurora yang melihat Elvano menatap Asya begitu intens langsung melempar Elvano dengan bungkus cemilan yang tadi di makannya
"Jaga tuh mata. Jangan lihat - lihat sahabat gue, dasar genit" ucap Aurora yang sukses membuat Elvano tersadar karena dari tadi terlalu sibuk menatap ke arah Asya yang kini kembali sibuk memainkan handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy, Elvano
Novela Juvenil"Sekeras batu, seluas samudera, selembut sutra, secerah cahaya, sekaya pak Bezos atau Nabi siapa itu lupa gue, dan dengan semangat empat lima empat enam empat tujuh dan seterusnya. Gue ucapkan...." Belum sempat Elvano menyelesaikan ucapan absurd-nya...