"Sekeras batu, seluas samudera, selembut sutra, secerah cahaya, sekaya pak Bezos atau Nabi siapa itu lupa gue, dan dengan semangat empat lima empat enam empat tujuh dan seterusnya. Gue ucapkan...." Belum sempat Elvano menyelesaikan ucapan absurd-nya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini kelas XI MIPA 3 tepatnya kelas Aurora, Asya dan Fidelya sedang melaksanakan pembelajaran olahraga. Kini Aurora, Asya, Fidelya dan murid lainnya sedang berada di lapangan sekolah.
Materi hari ini ialah volly. Dan Asya tidak tahu cara bermainnya seperti apa. Karena Asya tidak suka mata pelajaran olahraga entah kenapa. Menurutnya itu sangat melelahkan.
"Gue nggak bisa" keluh Asya dan menyodorkan bola volly ke tangan Aurora.
"Ya belajar dulu lah baru bisa" jawab Aurora dan mengambil bola yang di sodorkan oleh Asya.
"Lo kayak nggak tau Asya aja" sahut Fidelya dengan kekehannya.
"Asya pembenci olahraga" ucap Aurora dan Fidelya bersamaan dan setelahnya tertawa bersama.
"Tau kok kalau kalian pintar olahraga" ucap Asya kesal.
"Gue nggak bilang gitu ya" jawab Aurora.
"Terserah" ucap Asya dan mendudukkan dirinya di pinggir lapangan malas mengikuti latihan selanjutnya.
Memang guru olahraga mereka izin tapi sudah memberi pesan kepada ketua kelas kalau hari ini harus latihan teknik dasar permainan bola volly dan minggu depan bakal di tes sama guru olahraga.
"Ngapain duduk? Sini latihan lagi" panggil Fidelya menyuruh Asya agar kembali latihan bersama mereka.
"Malas" jawab Asya yang membuat Aurora dan Fidelya pasrah karena tidak ingin memaksa Asya agar kembali latihan bersama mereka.
Tiba - tiba seluruh perhatian tertuju kepada empat laki - laki yang kini baru saja masuk ke area lapangan dengan guru BP di belakang mereka berempat.
"Pak kok kita di hukum sih?" kesal Elvano dan bertanya kepada Pak Rahmat guru BP.
"Kamu ini udah tahu salah, malah nanya lagi sama Bapak" jawab Pak Rahmat dan berkacak pinggang menatap ke arah Elvano.
"Ya allah Pak, kita berempat itu nggak salah. Kita cuma bolos aja kok, kenapa Bapak marah - marah" ucap Elvano lagi.
Pak Rahmat mengucapkan kata istighfar dan sabar beberapa kali dalam hati karena menghadapi murid badung seperti Elvano.
"Udah sana berdiri di depan tiang bendera posisi tangan hormat. Bapak pantau kalian dari sini" ucap Pak Rahmat dan menyuruh Elvano, Leo, Daffa dan David agar berdiri di depan tiang bendera.
"Bapak jahat" ucap Elvano, Leo, Daffa dan David bersamaan dan langsung berjalan ke arah tiang bendera lalu langsung melaksanakan hukumannya.
"Gue bilangin sama Bunda lo bolos lagi, Bang" ucap Aurora yang mengagetkan Elvano.
"Loh, lo kok di sini?" tanya Elvano.
"Mapel OR. Lo buta atau apa nggak lihat seragam gue" jawab Aurora singkat.
"Gue bilangin sama Bunda sama Tante Tika ya, Bang El Bang Leo kalau kalian bolos lagi" ucap Aurora dengan senyum jahilnya.
"Eh jangan dong, Ra. Nanti Abang belikan ice cream sepuasnya deh" rayu Leo karena takut mendapat bogeman dari Tika kalau sampai Aurora mengadukannya.