Capung

sekolah baru

Berkas" perpindahan sekolah telah di atur oleh bang rey dan sekarang aku resmi sebagai murid dari sekolah international hight school di Jakarta kini aku sedang berada di depan ruang kepala sekolah untuk pengambilan berkas.

  "Ki gimana kok belum masuk?"
  "Aku nervous ken" aku menatap wajah kenzi yang sedang tertawa kecil  "kepala sekolahnya gak makan orang kok" aku menghembuskan nafas dan memilih mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan.

"Selamat pagi buk"
"Oh selamat pagi juga meisya, ayo silahkan duuk" aku menarik satu kursi dihadapan ku dan mendudukinya
"Saya wanda tiakusuma kepala sekolah IHS kamu bisa panggil saya ibu wanda dan ya ini berkas-berkas kamu sudah lengkap semua"  aku menerima berkas pemberian buk wanda.

"Permisi buk" ada seseorang yang baru masuk kedalam ruangan aku melihat seorang guru wanita muda dan cantik di samping ku  "pagi buk cantika silahkan duduk" guru yang bernama cantika itu duduk di sampingku dan tersenyum kearahku.

"Meisya kenalkan ini buk cantika yang akan menjadi wali kelas kamu di kelas 11IPA2"
"Dan buk cantika ini adalah meisya nada kinara murid baru di kelas ibuk"

Kami berdua saling bertukar senyum dan memandang kembali kepada kepala sekolah, "baik meisya kamu silahkan ikut buk cantika ke kelas kamu dan jadilah siswi teladan yang mengikuti peraturan di sekolah ini" aku pun mengangguk dan pamit untuk pergi dari ruangan itu.

Aku sudah tak melihat keberadaan kenzi mungkin dia sudah kembali ke kelasnya mengingat bel pelajaran sudah bunyi lama belas menit lalu.

Kini aku berada di depan kelas yang bertuliskan 11IPA2 aku masuk mengikuti buk cantika kedalam kelas seketika suasana yang tadi ramai kini menjadi senyap seluruh pasang mata di kelas itu menatap kearah ku.

Tak sengaja telinga ku mendengar bisikan dari pada siswa maupun siswi
Siapa tuh yang sama buk cantika

Kok cantik sihhh

Tampangnya kayak polos-polos gitu

Mukaknya bening yah kayak kaca

Apaan masih cantikan jugak gue

Bening" kek aer got

Tak jarang ada pujian dan juga makian tapi aku mencoba untuk bersikap acuh toh untuk apa juga aku peduli akan perkataan orang lain  bukan mereka yang memberi ku makan.

  "Baiklah anak-anak kali ini ibuk datang bersama teman baru kalian, ayo perkenalkan dirimu" aku memandang buk cantika dan seluruh murid dengan jantung yang bertalu-talu aku menarik nafas sebentar dan maju selangkah kedepan meja siswa paling depan.

   "Perkenalkan saya Meisya Nada Kinara siswi pindahan dari sekolah SMA Negeri Medan semoga kita dapat berteman dengan baik" oke poor kinar,  "baiklah hanya itu meisya? Ada yang ingin bertanya sesuatu kepada meisya?" tanya buk cantika.

Aku lihat tak ada satu tangan yang mengacung ke udara pertanda tak ada orang yang ingin bertanya aku menghembuskan nafas panjang dengan lega,  "baik tidak ada yang ingin bertanya kalau begitu kamu silahkan duduk di samping Aghata"   "baik buk terima Kasih".

  Aku melangkahkan kaki ke meja dimana akan menjadi tempat dudukku setelah itu aku meletakan tas dan melihat ke arah teman tempat dudukku yang juga menatapku,  "meisya" ucap ku sambil mengulurkan tangan kehadapannya
Dia tertawa karna melihat ku yang kelihatan sedikit kaku dan membalas uluran tanganku "aghata".

" gue adara" aku melirik ke seseorang di sampingku yang mengulurkan tangannya padaku  "meisya"  "gue temennya aghata dari smp dan ya ini fita temen gue juga" yang ada dipikiran ku tentang adara adalah orang yang humble dan friendly, aku tersenyum kepada adara dan fita.

"Mulai sekarang kita berempat temen jadi jangan sungkan satu sama lain"
"Dia memang gitu orangnya" aku melihat kearah aghata dan adara bergantian menurut ku mereka berbeda kepribadian jika adara cenderung ramah dan ceplas-ceplos maka aghata jauh lebih pendiam.

Aku tertawa setidaknya hari ini tidak seburuk yang aku pikirkan bahkan ini adalah momen Indah yang harus aku ingat suatu saat nanti dimana aku mendapat teman-teman baru dan baik seperti mereka.