pertanda apa

4 1 0
                                    

Kini aku dan bang rey sedang makan malam sedari tadi aku terus kepikiran dengan mimpi itu cincin itu pun sudah aku lepas dan aku letakan di nakas.

"Besok sekolah kamu abanga anter ya" aku melikir ke arah bag rey "emang abang gak kuliah?" bang rey menggelengkan kepala "dosen abang masih di luar kota"
"Oh oke" aku membawa piring kotor ke wastafel dan mencucinya.

"Yaudah kalau gitu abang mau nonton bola kami ke kamar aja" bang rey berjalan menuju ruang TV dan mulai menonton sepak bola aku berjalan ke lantai atas menuju kamar ku.

Aku duduk di tepi ranjang dan mengambil cincin itu ku pakai kembali cincin itu di jari manis ku cincin ini memang simple namun sangat cantik. Lagi aku teringat mimpi itu lagi.

Kenzi

Besok berangkat bareng
Siapa?

Handphone ku bergetar tanda ada pesan masuk segera aku cek dan ternyata itu pesan dari kenzi.

Me

Bareng bareng
Bang rey ken

Kenzi

Oh oke yaudah tidur
Sana udah malam
Good night

Me

Iya, too

Aku menutup ponsel ku dan meletakannya di atas nakas lalu mematikan lampu dan membaringkan diri di tempat tidur semoga aja enggak mimpi itu lagi.

Cahaya matahari masuk kedalam kamar ku dengan malu-malu aku menggeliatkan tubuh dan menatap ke arah jama ternyata sudah pukul 06.10 aku masuk ke kamar mandi dan bersiap berangkat kesekolah.

Selesai membersihkan diri aku turun ke ruang makan dan melihat bang rey di sana
"Abang masak apa?" aku duduk dihadapan bang rey "nasi goreng sama omlet" bang rey memberikan satu piring padaku.

Selesai sarapan aku memaki sepatu sedangkan bang rey mengeluarkan mobil memang pak didi hari ini tidak bekerja dan bik irah juga sedang pulang kampung.

Hampir lima belas menit mobil banh rey tiba di depan gerbang SMA IHS aku turun dan melambaikan tangan pada bang rey aku masuk ke dalam dan melihat sudah banyak murid yang hadir.

"Meisya" aku melihat ke arah belakang dimana seseorang memanggil nama ku ternyata itu adara dan fita.

"Tumben cepet datengnya?" kami bertiga berjalan bersama di koridor sekolah
"Iya nih lagi pengen aja" aku menatap ke arah adara "aghata mana?" adara mengendikkan bahunya "paling entar lagi baru nyampek".

Kami masuk kedalam kelas aku duduk di tempat duduk ku begitupun dengan mereka aku membuka buku pelajaran sedangkan adara dan fita membuka handphone menonton bts.

Tak lama aku melihat raga aghata di depan pintu kelas ia berjalan dengan keringat di wajah yang mengucur aghata langsung duduk dan melemparkan tas miliknya di atas meja.

"Lo napa ta?" kami bertiga menatap aghata dengan heran apa dia habis main kejar-kejaran.

Aghata menarik nafas panjang "gue di kejer orang" perkataan aghata semakin membuat kami bingung.

CapungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang