•1|JUNGKOOK•

1.8K 97 23
                                    

•Happy Reading•

Baca Psikopat Romance||Jungkook dulu
Supaya ngerti ya.
.
.
.

Every meeting requires
introduction, even though we have already
meet, I will introduce myself again”

Masih ingatkah kalian denganku?
Aku rasa kalian masih ingat. Bahkan sangat ingat.

Aku Jeon Jungkook. Lelaki berdarah dingin, yang haus akan darah dan banyak menyimpan teka-teki di kehidupan ku.

Mungkin, di saat aku menjabarkan semua tentang diriku, kalian akan terkejut.

Kalian berfikir, kalau kehidupan aku yang lalu adalah real?

Jika kalian berfikir aku romantis, itu sangat salah!

Salah!

Pasti kalian bertanya, kenapa di kehidupan lalu aku sangat romantis bukan?

Jawabannya, aku hanya mencoba membahagiakan dia, cukup sudah aku membuatnya sedih dengan kelakuan ku.

Tapi ku rasa, aku akan melakukannya lagi. Jujur rasanya tidak mungkin untuk aku melakukan semuanya.

Seperti saat ini.

“Nayeon!” teriak ku. Pasalnya gadis itu memecahkan gelas yang berisikan air untuk ku.

Untuk masalah ayahku, aku sudah tingal berpisah sejak 1 bulan lalu.

Mianhae,” cicitnya menunduk sambil berusaha membersihkan pecahan gelas kaca yang ada di lantai.

“Gue gak butuh maaf,” terdengar kasar sekali.

“Ceroboh,” ucapku lagi dan duduk di sofa sambil memperhatikan gadis yang sedang membersihkan pecahan gelas kaca.

“Ck! Bisakah kau lebih cepat?” tanya ku yang sudah bosan melihatnya. Iya, dia memang tunangan ku.

Tapi sudah saatnya ia tahu, watak asli ku seperti apa. Dan inilah watak asli ku, kasar dan tidak memberi ampun. Bahkan belas kasihan.

“I-iya, aku sudah selesai,” jawabnya dengan sedikit gugup. Aku dapat melihat matanya berkaca-kaca, aku tidak tega. Tapi ya mau gimana lagi, gengsi ku terlalu besar.

“Pergi!” usir ku.

Wae Jungkook? Wae?” tanya nya dengan tangis yang sudah pecah.

“Lo bilang kenapa?” tanya ku.

Aku berdecih, “Lo itu kenapa masih berhubungan dengan Chanyeol hah?” ucapku.

“Maaf, malam itu dia tidak sengaja mencium ku,” jawabnya.

“Lalu? Kenapa kau tidak menghindar hah? Lo malah menikmatinya?!” bentak ku.

“Maaf,” ucapnya lagi yang sudah menunduk.

“Kepercayaan! Gue salah memberikan lo kepercayaan,” ucapku.

My Husband's Psychopathic Penance[End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang