6

93 18 3
                                    

*Vote jangan lupa❤

Seorang wanita paru baya yang sekitar umur empat puluan tengah merapihkan kerudung bergo berwarna biru dan tak lupa cadar hitamnya. Setelah selesai ia mengambil dompet yang terlihat lusuh diatas nakas.

Tok tok tok

"Assalammualaikum umii..."

"Waalaikumsalam."

Ceklek

"Sulis maaf ya umi lama tadi umi nyapu dulu." Ucap Umi mengunci rumahnya.

"Iya umi ga apa-apa sulis juga baru dateng."

"Yaudah ayo keburu panas."

Di pasar

Setiba mereka dipasar swalayan. Mereka turun dari angkot. Dan memasuki pasar yang telihat ramai. Pasar juga terlihat becek akibat hujan tadi siang. Umi pun langsung menghampiri tukang sayur.

"Sayur.. sayur... bu... murah kok..."

Umi pun langsung memilih sayur. Ia berniat membuat sayur bayam.

"Umi aku ketempat buah dulu yaa mau beli salak." ucap Sulis.

Umi hanya mengganguk sebagai jawabannya ia masih fokus memilih sayur. Setelah selesai ia melihat Sulis yang tidak ada disampingnya. Saat melihat sekeliling ia melihat punggung kecil dan rambut sebahu yang teruarai ia yakin itu Sulis. Ia berniat menyusul Sulis yang masih ditempat buah. Tapi Umi mengurungkan niatnya untuk menyusul Sulis. Karena ia melihat Anak kecil yang sedang menyebrang jalan tanpa menghiraukan kendaraan yang beralalu lalang. Saat melihat sebuah truk melaju kencang kearah anak kecil Umi pun berlari untuk menyelamatkan anak itu. Namun naas tubuh Umi pun terpental dan terguling-guling dan kepalanya mengeluarkan banyak darah. Sulis yang melihat keramaian ditengah jalan pun melihat siapa yang mengalami kecelakaan.

Karena berbadan mungil Sulis tidak bisa melihat korban kecelakaan itu ia pun sudah berusaha berjinjit. Betapa kagetnya ia saat melihat korban yang tergeletak itu adalah Uminya Zahira. Ia pun menerobos masuk.

Sulis menangis histeris "Umiiiii banguun maafin Sulis Umii..."

Terdengar suara sirine Ambulant dan petugas pun membawa brangkar dan memasukinya kedalam Ambulant.

"Pak Saya anaknya saya boleh ikut kan pak hiks.. hiks.."

"Boleh mbak.."

Mereka pun membawa Umi kerumah sakit.

💥💥💥

Zahira berlari masuk kedalam rumah sakit diikuti ketiga temannya. Wajahnya benar-benar memancarkan ketakutan ia berhenti didepan resepsionis.

"Mbak ruangan atas nama ibu Maharani!" Ucap Zahira langsung. Sang resepsionis terlihat melihat catatan terlebih, dahulu sebelum pada akhirnya memandang kearah Zahira.

"Pasien yang bernama ibu Maharani sebelumnya berada di UGD karena mengalamai kecelakaan. Sekarang pasien berada diruangan Anggrek nomor 25." Jelas resepsionis.

Zahira langsung berlari memasuki lift ia melihat tombol yang membawanya menuju lantai 3. Dimana ruangan Anggrek berada. Saat lift terbuka dengan tergesa-gesa zahira keluar untuk mencari ruangan Uminya diikuti ketiga temannya.

"Zahira!" Zahira dapat melihat mbak Sulis tetangganya berlari menghampiri Zahira. Sulis langsung memeluk erat Zahira.

"Mbak..Umi gimana keadaannya." Tanya Zahira dengan mata memanas.

"Umi... ra.. beliau udah meninggal."

DUAR

Bagai tersambar petir Zahira mendengar ucapan tetangganya. Ia kehilangan sosok yang paling berharga dihidupnya. Kini Zahira tidak memiliki siapa-siapa lagi sodara pum tak ada.

Zahira melepaskan pelukannya ia berlari keruangan Uminya saat sudah sampai ruangan Anggrek zahira memutar knop pintu ruangan Anggrek dan yang ia lihat sosok perempuan yang paling berharga yang sudah ditutupi kain putih. Perlahan ia membuka kain putih itu.

Zahira langsung memeluk Umi tercintanya yang telihat pucat dan dingin.

"Umiiii... jangan tinggalin Zahira Umii..." lirih Zahira.

ketiga temannya menghampiri Zahira. Nadia mencoba menenangkan temannya itu. Ia juga meresa prihatin. Sedangkan Aksa yang melihat Zahira menangis ingin sekali ia memeluknya tapi itu tidak mungkin. Zahira sangat dekat dengan agama dan didalam agama tidak boleh yang namanya lelaki yang bukan mahram menyetuh perempuan. Kecuali suaminya. Ia bisa melihat kesedihan yang sangat dalam di mata indahnya.

"Ra udah ikhlasin Umi kamu ya." Ucap Nadia mengelus punggung Zahira yang masih menangis tersendu-sendu.

Hingga seorang dokter memasuki ruangan itu. Bersama dua orang perawat yang sudah siap mencopot alat-alat yang ada ditubuh Umi.

Zahira yang melihat semua alat dicopot hanya pasrah mungkin ini yang terbaik buat Umi. Dan semoga Umi bisa bertemu Abi di surganya Allah.

"Disini ada keluarganya." Tanya dokter kepada mereka berempat.

"Sa..ya Anak nya dok." Jawab zahira

"Begini kamun harus melunasi adminitrasinya terlebih dahulu baru jenazah ibu kamu bisa dibawa pulang menggunakan ambulant Rumah sakit."

"Sa..ya akan melu---". Belum sempat menjawab. Aksa terlebih dahulu memotong pembicaraan.

"Biar saya yang membayar administrasinya."

"Baik kalo gitu."

Dokter pun keluar dari ruang rawat. Aksa berjalan mengikuti dokter sudah sampai didepan pintu langkah ia harus terhenti mendengar ucapan Zahira.

"Aksa tidak usah.. aku masih punya tabungan kok." Ucap Zahira yang kini berada dibelakang Aksa.

Aksa menggeleng kepala sebagai jawabannya ia pun memutar tubuh dan menghadap Zahira yang kini tengah menunduk.

"Gua mau bantu lo.. lo temen gua apa salah gua bantu lo." Ucap Aksa

"Bu..bukan gitu aku masih bisa bayar kok aku gak mau nyusahin kamu."

"Ra..gua ikhlas bantuin lo.. gua mau membantu lo... plis jangan nolak bantuan gua."

"Tap----."

"Gak ada penolakan pokonya gua mau bantuin lo titik." Tegas Aksa meninggalkan ruangan.

Galvin yang melihat Zahira masih terdiam didepan pintu ia pun menghampirinya.

"Udah gak papa biarin Aksa bantuin lo..."Ucap Galvin.

Zahira hanya mengganguk kepala sebagai jawaban. Ia akan mengganti uang Aksa.

💥💥💥

Setelah acara pemakaman Umi. Zahira kini berdiam diri dirumah dan hanya melamun setiap waktunya. Rumah yang tadinya tidak terlalu sepi. Sekarang sangat sepi Zahira mengingat kenangan bersama Umi tercintanya.

Tok tok tok

"Assalammualaikum."

Mendengar ada suara ketukan ia langsung tersadar dari lamunanya. Ia mengucapkan istigfar tiga kali. Lalu membukakan pintu. Betapa kagetnya ia saat melihat orang yang bertamu disiang bolong ini.

"Aksa"

Haii... Iam back hehe...
Gimana nih cerita Abang Aksa sama Neng Zahira..udah dapat feel belom haha...

Btw.. ini belom ada konfliknya ya! Nanti dipertengahan part baru terdapat banyak konflik..

Jadi tetap stay membaca cerita Zahira ini...

Dan jangan lupa sebelum membaca tekan Bintang! (Wajib)

Dan jangan lupa follow

@laeli_nur22 *wp

@li.woniii *ig

zahira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang