*Vote jangan lupa❤
Ketika melihat mata indah itu menangis entah kenapa Aksa merasa nyeri diulu hatinya. Ia dapat merasakan kesedihan yang mendalam dari mat indah itu. Saat ini Aksa masih berada di are pemakaman Umi zahira. Entah sudah beberapa kali Galvin membujuk Aksa pulang tapi ia hanya membalas dengan gelengan.
Galvin pun menyerah untuk membujuk. Setelah setengah jam Aksa berdiri melihat Zahira yang sedang dipeluk oleh Mba Sulis. Melihat jam ditangan kirinya yang sudah menunjukkan pukul empat sore berniat pamit pulang. Setelah berpamitan dengan Mbak Sulis dan Zahira Aksa dan Galvin berjalan menuju mobil.
Bersiap ingin menyalakan mobilnya ia melihat Zahira dan Mbak Sulis yang sedang menunggu angkot dan tak lama mereka menaikin angkot. Lagi-lagi Aksa melihat jam ditangan kirinya ia masih ada waktu untuk menemui seseorang ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang dan meninggalkan area pemakaman.
Tiga puluh menit Aksa sudah sampai didepan gang sempit yang terlihat becek dan kumuh. Aksa keluar dari mobilnya diikuti Galvin ia masih setia berdiri disamping mobilnya. Galvin melihat Aksa ingin memasuki gang kecil tersebut. Galvin cepat-cepat menarik tangan Aksa untuk keluar dari gang kecil itu.
"Apasih ngapain lo narik-narik gua segala" kesal Aksa.
"Sa lo ngapain ketempat gini. Lo liat tempat ini becek terus bau ihh gak banget deh." Ujar Galvin menatap jijik sekitar.
Aksa hanya memutar matanya jengah mendengar ucapan Galvin.
"Bro udah sekarang kita balik aja ya"
"Ck gak mau kalo lo mau balik. Balik aja sono gak usah ikut gua."
"Yaelah sa gua kan tadi naek mobil lo jadi ya balik harus bareng lo lah."
"Gini nih bokapnya HRD tapi kelakuan ckck."
"Iya iya gua ikut lo. Emang lo mau nyari siapa dah kesini?." Tanya Galvin.
"Mau kerumah seseorang." Jawab Aksa dengan senyum yang terbit dibibirnya.
"Wah wah seorang Aksa sudah punya gebetan baru."
Aksa menghiraukan ucapan Galvin ia langsung memasuki gang kecil itu. Ia melihat sepatu sneakers putihnya itu yang sudah kotor. Aksa melihat beberapa rumah sederhana yang saling menempel. Beda sekali dengan komplek nya.
"Sa lo sebenernya mau ketemu siapa sih." Ucap Galvin sambil memebersihkan celana jeans birunya.
"Nanti juga lo tau gausah banyak bacot dulu ya gua lagi nyari rumahnya."
Aksa melihat rumah satu persatu. Dan mata tajamnya tertuju pada seseorang yang sudah masuk kedalam rumah kecil itu.
Aksa berjalan menuju rumah itu. Sesudah didepan rumah itu ia tidak langsung mengetuk.
"Bro cepetan dah ketok pintunya lama banget."
Tok tok tok
"Assalammualaikum." Tidak ada sahutan dari dalam ia pun mengucapkan salam sampai tiga kali melihat knop pintu dibuka ia dapat melihat wajah terkejut perempuan itu.
"Aksa"
Sudah lima belas menit mereka masih setia diteras rumah Zahira mereka duduk dikursi kayu yang hanya dua kursi dan akhirnya Galvin pun mengalah ia berdiri bersandar di belakangan Aksa.
"Hmm aku kesini mau mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya umi kamu."
"Dan kita kesini mau mencoba menghibur lo." Bukan Aksa yang menjawab melainkan Galvin. Aksa menyiku perut Galvin dan si empu meringis.
"Aduh sa sakit njir." Ucap Galvin memeggangi perutnya.
"Mulut lo tuh ya."
Zahira hanya setia mendengarkan mereka yang mengoceh. Dan tak lama deringan ponsel milik Aksa memecahkan keheningan.
"Iya mom"
"....."
"Bukanya minggu depan dia pulang nya mom."
"....."
"Baiklah Aksa jemput dia ke bandara sekarang."
Bipp
Panggilan telepon pun terputus. Ia berpamitan kepada Zahira.
"Lo gak usah sedih lagi gua yakin umi lo udah bahagia disana kalo lo ada apa-apa lo hubungin gua ya."
Galvin yang mendengar sahabatnya itu hanya melongo seperti orang bodoh.
"Yaudah gua pulang dulu lo hati-hati disini Assalammualaikum."
"Waalaikumsalam." Jawab Zahira pelan.
💥💥💥
Setelah mengantarkan sahabatnya itu Aksa langsung menuju ke bandara menjeput seseorang ia bener-bener pusing setelah mendengar pertanyaan Galvin yang masih berputar-putar di kepalanya
Ciee diem-diem lo perhatian yah sama tuh cewek
Lo suka sama tuh cewek?
Lo udah jatuh cinta sama cewek itu?
"Arghhh" Aksa menjambak rambutnya kasar
"Apa gua suka sama Zahira atau gua cuma prihatin doang"
💥💥💥
Satu jam tiba di bandara Aksa keluar dari mobil sportnya ia tak lupa memakai kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancung. Semua mata memuja ketampanan Aksa. Ia mencari sosok yang ia tunggu dan tak lama mata Aksa tertuju pada gadis yang sedang membelakanginya sepertinya gadis itu masih sibuk dengan teleponnya. Aksa berjalan pelan berniat untuk mengagetkan. Aksa menepuk bahu sebelah kiri ia mengumpat di bahu sebelah kanan gadis itu terlihat bingung. Ia melanjutkan teleponnya lagi-lagi Aksa menepuk bahu sebelah kanan dan betapa terkejutnya gadis itu.
"Waaaa hahahaha"
Gadis itu mencubit perut aksa.
"Awww woy sakit woy" ringis Aksa.
"Bodo siapa suruh lo ngagetin gua ha." Kesal gadis itu.
"Almira adeknya Aksa yang tampan bak dewa yunani jangan ngambek dong nanti tambah jelek hahaha." Ledek Aksa mencubit pipi chubby Almira.
"Iss sakit tau kak"
"Cup cup maafin deh"
Selesai aksi jail-jailnya Aksa memeluk tubuh adiknya itu.
"Kak pulang yuk cape nih."
Aksa mengangguk. Mereka meninggalkan bandara dan menuju mobil sport miliknya.
Hay aku comeback hahaha
Gimana nih??? Seru tidak???
Masih menunggu kelanjutan kisah bang Aksa dan neng Zahira yah gaess❤Untuk yang udah baca jangan lupa tekan bintangnya ya😊
Jangan lupa follow
@laeli_nur22 *wp
⬇⬇
@li.woniii * ig
KAMU SEDANG MEMBACA
zahira
Teen Fiction(REVISI SETELAH TAMAT) 👉MURNI CERITA SENDIRI👈 〰cerita pertamaku〰 zahira putri mahisa gadis cantik lugu dan mempunyai mata indah. Berpenampilan berbeda di universitas ternama. Karena keindahan matanya membuat seorang the most wanted di kuliahnya me...