(9) Nothing is Clear

551 61 4
                                    

Sinb merentangkan tangannya yang sedikit lelah karena kemarin bekerja di rumah si babi merah itu hingga larut malam.

Untung saja hari ini adalah hari libur jadi ia tak perlu mnjadi pelayang lagi dan bisa kembali ke pekerjaannya lagi.

Selepas mandi Sinb hanya menggunakan hoodie putih di tambah dengan celana panjang dan tas ransel kecil.

"Eomma!  Meonjeogayo" Teriak Sinb sebelum pergi.

Sinb berjalan menuju halte bus. Untuk menuju ke tempat biasa ia bekerja ia harus menggunakan bus karena cukup jauh.

Saat bus tiba ia segera naik dan mengambil tempat duduk yang berada di belakang pojok dekat pintu bus.

Ia mengambil posisi yang disamping jendela bus. Sinb suka menatap pemandangan dari jendela bus. Saat Sinb menikmati itu semua tiba tiba seseorang datang dan duduk di kursi samping Sinb yang memang masih kosong.

"Sinb!"

Sinb yang merasa namanya di panggil pun berbalik melihat ke sumber suara.

"Astaga Yerin kau membuat ku terkejut!" Ketus Sinb sembari memukul paha Yerin.

"Mianhae Bi. Lagipula kenapa kau terus melamun? Sampai kau tidak menyadari kehadiranku disini!" Sinb nyengir tak berdosa.

"Siapa bilng aku melamun? Aku hanya menikmati pemandangan kota seoul!" Ujar Sinb.

"Ah terserahlah. Hm bagaimana dengan kemarin?" Tanya Yerin dan Sinb meresponnya dengan memutar kedua bola matanya.

"Lebih baik kita turun dulu. Apa kau masih mau di bus ini? Ayo" Sinb menarik tangan Yerin keluar dari bus.

Perlu berjalan sedikit lagi untuk sampai ketempat kerja Sinb dan Yerin. Karena tempar kerjanya berada di tengah tengah pusat perbelanjaan di Seoul.

"Annyeong gongjunim!" Sapa Sinb semari terkekeh kepada Umji yang sudah datang lebih awal.

"Wah sepertinya kalian semua sedang bersemangat yah, Bagus bagus. Itu akan membuat pelanggan kita lebih suka dan betah memesan minuman disini" Ucap sang pemilik caffe.

"Ah, ne!" Kompak Sinb, Yerin dan Umji.

Setelah pemilik cafe sudh pergi Mereka kembali kepada pekerjaan masing masing.

"Bi kenapa kau mau menjadi pelayan Jungkook?" Tanya Umji tiba tiba.

Sinb menghentikan aktivitasnya dan menatap kearah Yerin.

"Aku sudah menceritakan semuanya kepada Umji Bi. Umji juga harus tau." Sinb menghembuskan nafas kasar dan berjalan ke kasir temoat Umji duduk.

"Mianhae Ji. Aku bukannya berniat menyembunyikan ini kepadamu. Aku hanya khawatir engkau jadi kepikiran. Kau taukan ibumu sedang sakit aku tidak mau kau memikirkan banyak hal lagi."

"Aku juga minta maaf Bi. Karena aku kau harus menjadi budak Jungkook" Kini Umji mulai merasa bersalah.

"Sudah sudah yang penting sekarang sudah tidak ada lagi rahasia diantara kita" Seru Yerin Seraya menarik pundak Sinb dan Umji untuk ia peluk.

"Jadi bagaimana hari pertamamu menjadi budaknya Jungkook? Apa dia macam macam dengan mu?" Pertanyaan menyerocos keluar dari mulut Yerin.

"Hah si babi merah itu sangat menjengkelkan. Dia selalu memberi perintah yang tidak masuk akal. Sepertinya dia suka melihat aku menderita" Celoteh Sinb.

"Jungkook!" Kaget Umji. Sontak Yerin dan Sinb berbalik melihat apa yang dilihat oleh Umji. Dan yang benar saja Jungkook ada luar cafe tempat mereka bekerja.

The Secret Of Love [SinKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang