Karna mahasiswa yang ingin pulang terlalu banyak terpaksa Nadine harus ikut antrian yang begitu panjang.
Orang didepan Nadine sudah diperiksa tasnya oleh Charlie dan kini giliran Nadine .
" Kasi tas mu sekarang" perintah Jhonny
Tanpa banyak bicara Nadine langsung memberikan tas nya karena mengingat begitu banyak mahasiswa yang masih mengantri.
Melihat Nadine memberikan tasnya charlie segera mengambil tasnnya dengan sangat kasar sehingga seluruh orang disana memperhatikan mereka.
Charlie membuka tas itu dengan kasar membuang semua barang-barang Nadine ke tanah , berbeda dengan mahasiswa lain Nadine di perlakukan lebih kasar.
Cukup lama tangan Charlie mengobrak - abrik tas itu seketika terhenti tepat pada laci depan tas itu meraskan benda mirip kunci motornya.
Melihat tangan Charlie terhenti seperti menemukan sesuatu seluruh mahasiswa , anggota geng nya termasuk Nadine pemilik tas terkejut, Nadine melihat itu kebingungan dan mengerutkan keningnya .
Dengan cepat Charlie mengeluarkan dan terlihatlah sebuah kunci motor disana.
" Nah kan INI APA KUNCI GUA KAN? " Seru Charlie sambil menunjukan kunci itu ke anggota gengnya lalu berbalik menatap marah ke Nadine
Nadine yang melihat itu menggelengkan kepalanya tanpa berbicara berusaha memberi isyarat bahwa ini tidak seperti yang mereka kira.
" BODOOOOOH BODDOOOHH Lo mau cari masalah sama gua??? GK tau gua SIAPA HAAAHHH !!? " Teriak Charlie membuat Nadine terkejut dan gemetar .
" E-ee-engaak itu tidak seperti yang kalian pikirkan gua GK mencuri gua temuin itu di ruang tunggu tadi tanpa tau itu kunci kamu" gumam nadine sambil menundukkan kepalanya kebawah .
" SEMUANYA PULANG SEKARANG ! ANAK BARU INI HARUS TERIMA HUKUMANNYA " mendengar itu semua mahasiswa pulang tanpa peduli apa yang akan terjadi pada Nadine.
Nadine hanya melihat seluruh mahasiswa keluar satu per satu menatapnya dengan tatapan takut dan mengejek beberapa menit kemudian seluruh halaman kampus sudah kosong hanya tersisa Nadine dan anggota geng Charlie di halaman .
Perlahan Charlie maju menuju Nadine sambil anggota geng Charlie meneriaki motto "HUKUM TANPA AMPUN" , HUKUM TANPA AMPUN , HUKUM TANPA AMPUN"
" Kamu tadi bilang apa? Kamu tidak mencuri? Coba katakan sekali lagi" bisik Charlie dengan wajah yang sangat dekat dengan nadine.
" A-a-aku emang tidak mencuri" kata Nadine perlahan .
Mendengar hal itu Charlie tidak dapat menahan kemarahannya lagi dan angkat bicara.
"DIAMMM DIAAAAMMM!! TIDAK MENCURI APA? Tidak bisakah kau mengaku haaahh baru satu hari jadi siswa baru bukannya belajar jadi anak baik malah mencuri BODOOOHHH " teriak Charlie
Charlie mengangkat tangganya hampir menampar Nadine namun terhenti karena sahabatnya Edward menahan tangannya.
" Dia cewek Charlie cukup " kata Edward masih dalam posisi memegang tangan Charlie .
Charlie menatap wajah sahabatnya edward lalu menatap kembali wajah nadine melepaskan tangannya dengan kasar dari genggaman Edward.
namun karena tidak puas Charlie mendorong Nadine hingga jatuh ke tanah hingga punggung Nadine terbentur batu dibelakangnya.
Edward yang melihat itu hanya memalingkan wajah dan menutup matanya tak tahan namun tidak dapat melakukan apapun setidaknya itu lebih baik daripada Charlie menampar Nadine.
" Ck nasib baik kamu , gua ditahan sama sahabat bodoh gua ini UDAH GUYSS JALANNN BIARIN DIA MERENUNGI DIRI DULU hahahahahaah " seru Charlie dibarengi dengan tawa anggota geng nya kecuali Edward.
Charlie memakai helmnya menyalakan motor nya dan ketika ingin pergii Charlie terhenti melihat sahabatnya masih berdiri di dekat Nadine .
" Eh Edward lu ngapain GK pulang? " Tanya Charlie
" Gua pulang kok kalian duluan entar gua nyusul gua lupa pinjam buku tadi " kata Edward sambil berlari masuk kedalam kampus .
Charlie hanya menatap sahabatnya yang sedang berlari itu dan langsung melajukan motornya pergi dari sana tanpa menghiraukan Nadine yang sedang terkapar kesakitan menahan punggungnya dibawah tanah .
Melihat Charlie telah pergi perlahan Nadine berusaha berdiri , usaha pertama membuat Nadine tidak berhasil dan membuat Nadine terjatuh lagi karna terlalu sakit pada punggungnya .
namun Nadine tidak menyerah dan berusaha untuk kedua kalinya berdiri sambil meneteskan air matanya menahan sakit dan ahkirnya berhasil , dengan cepat Nadine membereskan barangnya memasukan kedalam tas dan ketika hendak pergi terdengar suara.
" tunggu! " Suara seorang pria yang tak lain adalah Edward.
Nadine berbalik dan terlihat seorang pria dengan tinggi sekisar 160 cm berdiri didepannya sambil membawa kotak P3K .
" Tidak perlu aku tidak terluka kau pulang lah," ucap nadine lalu berbalik melanjutkan perjalanannya.
Edward hanya terdiam melihat Nadine yang susah berjalan dan agak pincang menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju pada Nadine .
" Kalo memang tidak terluka simpan sja ini ," ucap Edward sambil membuka tas Nadine dan menaruh kotak P3K kedalam tasnya .
Nadine terkejut dan segera membalikan badanya berhadapan dengan Edward dan Melihat Edward yang sedang tersenyum padanya .
Tanpa basa-basi ataupun membalas senyum dari Edward Nadine langsung berbalik dan pergi dari sana Edward terheran dengan sikap dingin Nadine hanya mampu terdiam memandangi gadis itu pergi hingga menghilang dari hadapannya .
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dengan membungkuk Nadine membuka pintu kamarnya yang sedang terkunci hingga terbuka Nadine masuk melepas sepatunya meletakan sembarang tas nya dan buku yang di peluknya lalu segera berbaring di kasur putihnya .
Nadine menangis sekencang-kencangnya mengingat hari pertamanya di kuliah yang begitu sial , pertama kenyataan dia tidak bisa keluar dari belenggu bibinya karna sepupunya dan kedua disakiti oleh orang yang sama sekali tidak dia kenali membuat Nadine amat sedih.
" Apa ini tuhan baru hari pertama aku disini sudah banyak masalah harus kah aku mati saja??? Kenapa kau begitu tega padaku tuhan? Tidak kah kau memberiku kebahagian sedikit saja? ," Raung Nadine dalam tangisan luar biasanya itu.
Note :terimakasih buat kalian yg udah setia membaca meski alurnya rada gak jelas heheheh maklum baru belajar jangan lupa tinggalkan jejak sebagai bentuk dukungan kalian makasih salam manis author ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Pertarungan
Ficción GeneralBerbicara soal perjuangan? Seorang gadis bernama Nadine Januaristy Khairi dengan masa lalu yg kelam dan mengalami depresi memutuskan untuk pindah ke Australia berniat untuk menenangkan dirinya namun bukannya tenang dirinya di hadapkan dengan kasus p...