15 - Hujan

29 3 0
                                    

" terimakasih ," ucap nadine sambil memberikan helmnya pada Charlie karena sudah mengantarnya pulang.

Charlie hanya tersenyum membalas namun tanpa membalas senyum Charlie nadine langsung pergi masuk kedalam hotel membuat Charlie terheran.

"Haaah gitu doang?malah langsung pergi dia, ada orang pacaran kek gini? Miris banget gua ya tuhan sad boy banget .... Tapi ANEHNYA gua malah semakin cinta dengan sikapnya yg kek gitu," ujar Charlie dengan dirinya sendiri.

Tiba-tiba bumi menurunkan airnya dengan sangat deras membuat charlie tersadar dari lamunannya.

" Alah pake hujan segala lagi enak-enaknya melamun," ujar Charlie dengan segera memakai helmnya namun sebelum pergi Charlie memandang jendela kamar Nadine yang berada di lantai atas .

" Ck Charlie Charlie ada-ada aja kamu," ejek charliee pada dirinya sendiri dan langsung pergi.

" Ya ampun kenapa tiba-tiba hujan bagaimana dengan Charlie," kata Nadine langsung bergegas membuka jendelanya hendak melihat Charlie namun charliie sudah pergi.

" Sudah pergi? Baiklah ," ucap nadine dan ketika ingin menutup kembali jendelanya niatnya terhenti karena melihat irisan pada tangannya yang di basahi hujan.

" Apa ini? Apa maksudmu hujan? Ketahuilah ini sangat perih berani sekali kau membasahinya ," ujar Nadine memandang tangannya.

Perlahan Nadine mengeluarkan wajahnya dengan mata tertutup membiarkan hujan membasahi wajahnya , setiap tetes dinginnya yang menusuk ke dalam hatinya membuat nadine tenang .

" nadine dengar ibu, hujan tidak seburuk yang kau kira , hujan punya ceritanya sendiri dan bahkan menerima setiap ceritamu tidak percaya coba tutup matamu dan rasakan setiap tetesnya pada wajahmu rasakan dinginnya yang menembus hingga hatimu dan membasahi setiap luka Hatimu ," ucap seorang wanita tua yang tak lain adalah ibunya.

"Bu , hujanmu datang lagi dia datang membasahi setiap lukaku seperti yang kau katakan," gumam nadine perlahan.

Setalah beberapa menit bersama hujan Nadine memutuskan untuk mandi dan menutup kembali jendelanya.

Dalam perjalanan ke kamar mandi langkah Nadine terhenti menatap boneka panda diatas lemarinya .

" Aku harus berpikir bagaimana caranya kamera itu tetap disana tapi tidak bisa menunjukan keadaan diriku," ujar nadine

*****

" Uhhhh ini selalu membuatku menjadi sangat tenang dan sangat pas dengan hujannya bukan ," ujar David sambil meminum coklat panasnya .

" baiklah mari kita lihat bagaimana keadaan kawanku ," kata David berjalan ke arah mejanya dan seketika dirinya terkejut melihat layar komputernya hitam tidak menunjukan apa-apa.

" Uhuuukkkk...uhuuuuukkkkk ," David tersedak karena terkejut.

" Aissssh apaaan-apaaan ini," teriak David sambil membanting gelasnya ke lantai membuat pecahan gelas itu berserakan dilantai.

" Uhhhh kawan kenapa kamera mu bisa rusak begini Charlie kau menyusahkanku , 4 tahun lalu kau berjanji untuk menjaga kalung itu , kalung yang tanpa kau sadari ada kamera pada liontinnya ," tegas David

" SETELAH 4 TAHUN LAMANYA kenapa KAU BARU MENYADARI kalung dengan kamera itu sekarang? TIDAK MUNGKIN!!!!!," teriak david.

"Ouhhh sebentar aku paham sekarang Ckk HAHAHAHA bodoh bodoh kau terlalu ceroboh kawan , baiklah nampaknya ini pertanda kau dan Nadine mu itu mulai bermain denganku yah ," gumam David.

*****

Matahari yang indah perlahan terbenam dan dunia yang tadinya terang ikut gelap.

Message :

Cinta Dan PertarunganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang