11 || Hujan

55 10 0
                                    

Setelah tiga hari dikurung di kamar, akhirnya seorang Anna bisa kembali menghirup udara luar yang segar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah tiga hari dikurung di kamar, akhirnya seorang Anna bisa kembali menghirup udara luar yang segar. Anna udah sembuh guys! Kini dirinya tengah berada di rumah camer alias rumah Aldi. Membantu membuat kue.

"Aldi, Woi!" sentak Anna, ketika Aldi hendak mencomot kue buatannya, juga buatan mamah Aldi.

"Apa sih, Ann," jawab Aldi santai.

"Kalau kue nya di makanin terus, kapan dapet banyaknya!"

"Ya udah, santai dong Ann," balas Aldi masih dengan santai memasukkan kue tersebut ke mulutnya.

Feni hanya geleng-geleng kepala melihat putranya tersebut. "Al...," panggil Feni, Aldi dengan sigap langsung menghentikan aksi makan nya.

"Hehe...."

"Daripada makan terus, mending bantuin Al." Aldi segera bangkit, lalu membantu Anna juga mamahnya.

"Oh iya... Aldi sama Anna mau bantu mamah gak?"

"Bantu apa, mah?" tanya Anna.

"Tepung buat kue nya kan udah abis, kalian berdua tolong beliin ya. Di supermarket depan aja, gak usah jauh-jauh." Anna mengangguk, lalu mencuci tangannya yang kotor akibat tepung.

"Yuk, Al."

Aldi menyodorkan tangan, kepada mamahnya. "Duitnya mana?"

Setelah mendapatkan nya, Aldi dengan segera menarik lengan Anna menuju garasi—mengambil si Dian a.k.a motor kesayangannya.

Saat Anna bertanya mengapa motornya di beri nama seperti itu, Aldi hanya menjawab. "Dian itu singkatan nama kita, Ann. alDi Anna!" Begitu katanya.

Sudah tau? Oke lupakan, eh jangan deng. Catat kalau perlu.

Saat ingin membuka pintu, tiba-tiba Aldi menghentikan langkahnya membuat Anna yang di tarik olehnya terkejut.

"Ngagetin, anjir! Kenapa sih?" tanya Anna.

"Bentar, Ann. Aku mau ambil jaket dulu," pamitnya sambil melenggang pergi.

"Jangan lama!"

Tidak lama Aldi menghampiri nya, lengkap dengan memakai jaketnya juga. Baru melangkah satu jengkal dari pintu, tidak lama Aldi menghentikan langkahnya lagi, membuat Anna geram.

"Kenapa lagi, sih?!" ketus Anna.

"Kunci si Dian ketinggalan, Ann. Aku ambil dulu ya hehe..." Aldi melesat pergi.

Anna masih mencoba menahan emosinya, walau di atas kepalanya sudah mengepul asap ghaib—tidak terlihat. Aldi menghampirinya kembali, dengan watados nya!

"Maaf ya, hehe...."

Kini keduanya sudah berada di atas motor, dan siap melajukannya menuju supermarket terdekat. Saat hendak berangkat, Aldi menghentikan mesinnya kembali lalu turun dari motornya. Gak bisa nih, gabisa! batin Anna geram.

Anna ikut turun dari motornya. "Lo kalau ada yang kurang, ambil sekalian! Jangan satu-satu, ngabisin waktu tau gak!" geram Anna.

"Hehe... Pintu nya belom di tutup, Ann. Bahaya, kalau ada maling gimana?" tanya Aldi yang mendapat tatapan sinis dari Anna.

"Kan ada mamah lo, curut!"

Lagi-lagi Aldi hanya cengengesan.

***

Kini keduanya sudah mendapatkan bahan-bahan kue nya, saat hendak melangkahkan kakinya keluar, tiba-tiba hujan turun sangat deras. Lebih sialnya lagi, motor Aldi yang bernama Dian itu sedang ngambek, karena pemiliknya cuma mau pakai-pakai doang gak pernah di urusin.

"Yaaah... Hujan." Aldi menatap Anna.

"Kata siapa kemarau!" balas Anna ketus.

"Lo sih gak pernah service si Dian, jadi ngambek kan dia! Kalau udah gini mau gimana Al?!" lanjut Anna.

"Ya mau gimana lagi?" Aldi balik bertanya, membuat Anna mendengus kesal.

"Dimana-mana, orang nanya itu di jawab Al! Bukan malah balik nanya," ujar Anna.

"Marah-marah mulu, kenapa sih Ann?" tanya Aldi dengan muka pura-pura di tekuk.

"Tau!"

"Auto PMS nih kalau Anna udah kayak begini," ujar Aldi sok tahu.

"Sotoy banget sih lo!"

"Aldi mah tau betul Anna."

"Masa?"

"Iya dong, Aldi tau semuanya tentang Anna. Anna suka lupa waktu kalau udah masuk dunia orange, Anna yang suka makan pedes, Anna yang ca—"

"Bodo!" balas Anna cepat.

"Jahat! Duh abang Aldi jadi sedih..." ujarnya dengan wajah sedih dibuat-buat.

Namun, Anna sedikit penasaran juga dengan ucapan apa yang akan di lontarkan Aldi sebelum dia memotongnya.

"Btw, lo mau ngomong apa tadi? Ca apa?" tanya Anna penasaran.

"Cangak!" balas Aldi cepat, lalu tertawa puas melihat raut terkejut Anna.

Manusia kurang ajar! batin Anna. Padahal dirinya sudah bereskpetasi sangat tinggi akan kalimat lanjutannya, namun setelah mengetahuinya, Anna jadi menyesal sudah bertanya.

"Bodoamat!" Anna membuang mukanya ke samping, betapa terkejutnya ia ketika melihat semua orang sedang menatap ke arah dirinya dan cecunguk satu ini. Tidak sedikit juga yang tertawa akibat pertengkaran kecil dari couple satu ini.

Anna menarik lengan Aldi keluar dari dalam supermarket, hujan masih sangat deras bisa jadi akan sangat lama bila harus menunggu hujan reda.

Aldi yang melihat raut wajah gelisah milik Anna, langsung menautkan semua jarinya kepada jari milik Anna. Lalu menarik Anna untuk menerobos derasnya hujan.

"Lari, Ann!" lalu Aldi menarik Anna, untuk menerobos derasnya hujan. Anna yang tidak siap, sedikit limbung ketika Aldi menariknya secara tiba-tiba sekali.

Namun setelahnya, keduanya tertawa di bawah guyuran hujan yang sedang deras-derasnya. Anna yang tertawa, juga Aldi yang sibuk menenteng belanjaan di tangannya, juga topi putih yang melekat di kepalanya.

 Anna yang tertawa, juga Aldi yang sibuk menenteng belanjaan di tangannya, juga topi putih yang melekat di kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Betapa uwu sekali kalian!

***

Tbc

Cerita ini diikutsertakan dalam kampanye #stayathome yang diadakan oleh CirclePedia.

See you next chapter.

EkaRostiawati

Aldi & Anna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang