"Mana ada! Gini, ya, gua juga sebenarnya tahu kalau Zidni suka sama gua. Gua peka, gua paham, gua paham banget. Cuma, gua pura-pura nggak tahu aja selama ini."
Deg!
Zidni langsung menghentikan langkahnya ketika mendengar suara seseorang yang sangat dikenalnya tengah mengatakan hal seperti itu. Semesta sedang memberi kabar, bahwa dirinya harus berhenti di sini. Lelaki yang ia kira memang tidak tahu tentang perasaannya, ternyata hanya pura-pura tidak tahu selama ini.
Anna dan Vela hanya saling menatap iba kepada Zidni, perjuangan temannya selama ini ternyata sia-sia saja. Farhan sialan! batin mereka berdua.
Zidni memaksakan senyum kepada kedua temannya itu, ia mencoba untuk baik-baik saja. Namun, satu kalimat dari mulut Farhan kali ini sukses membuat harapan gadis itu benar-benar pupus. Sudah tidak ada harapan lagi.
"Gua nggak suka sama Zidni. Kalian harus paham. Dia itu mengganggu, tapi gua seneng di chat duluan." Kalau bukan di sekolah, mungkin air matanya sudah meluruh begitu saja. Namun, Zidni tidak boleh menangis hanya gara-gara cowok tidak punya perasaan itu!
Tiga tahun, perjuangan gadis itu selama ini harus berakhir di sini. Manusia memang bisa berencana, tetapi selebihnya Tuhan yang menentukan. Sepertinya, Farhan memang bukan untuknya.
Masih banyak lelaki baik selain Farhan kok, Zid! Batin gadis itu menyemangati dirinya sendiri.
Zidni melangkah dengan pasti menghampiri ketiga lelaki yang tidak jauh di hadapannya itu, sepertinya mereka bertiga tidak menyadari kehadiran Zidni, Anna, dan Vela.
"Oke, aku sudah dapat jawabannya sekarang. Aku nggak bakal chat kamu lagi, Han. Jadi, nggak bakal ada yang ganggu kamu lagi." Ketiganya menoleh, terkejut melihat kehadiran tiga gadis di belakangnya. Terutama Farhan, wajahnya menjadi pias ketika melihat Zidni. Gadis itu pasti mendengar semuanya.
"Bener-bener cowok sialan yang pernah gua kenal lo, Han." Vela menatap sinis kepada Farhan.
"Jahat banget sih, Han. Kalau emang nggak suka, harusnya lo jujur, jangan malah semakin membuat Zidni berharap sama lo!" timpal Anna.
Akmal menggoyangkan kedua tangannya melihat Farhan diserang oleh kedua betina. "Saya nggak ikut-ikutan, saya masih polos."
"Ngerasa ganteng banget emang lo? Harusnya lo bersyukur masih ada Zidni yang suka sama lo, kalau gua sih ogah suka sama lo, Han." Vela masih menggebu-gebu.
"Kalau emang nggak suka, omongin baik-baik. Bukan malah gantungin anak orang kayak gitu," ujar Anna. "Cewek itu mudah baper asal lo tahu, sedikit aja dapet respon dari orang yang dia suka, pasti langsung baper."
"Jangankan soal perasaan, tugas nggak selesai aja dia bisa nangis," tambah Anna lagi.
"Salah siapa jadi cewek baperan," balas Farhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldi & Anna (END)
Teen FictionJudul sebelumnya 'Perfect Boyfriend' Anna. Si cewek kelebihan energi bertemu dengan si crazy Aldi, maka akan seperti apa ya kira-kira kisah mereka kedepannya. [Cerita ini diikutsertakan dalam kampanye yang di adakan oleh CirclePedia #StayAtHome] © A...