Aldi sedang menunggu kedatangan Anna ke rumahnya, tetapi gadis itu belum juga menampakkan dirinya daritadi. Padahal sudah bilang otw, tapi gak nyampe-nyampe! Otw kemana sih Ann.
Akhirnya dengan tekat bulat, Aldi yang akan menghampiri Anna duluan. "Mah, Aldi ke rumah Anna dulu."
"Bawa motor Al?!" sahut Feni dari dalam.
"Jalan kaki aja mah, itung-itung olahraga. Lagian juga cuma lewatin beberapa rumah doang kok."
Rumah Aldi dan Anna memang berada di komplek yang sama, hanya saja terhalang oleh beberapa rumah. Itu sebabnya mereka berdua sering sekali main ke rumah masing-masing. Kalau tidak Aldi, ya pasti Anna yang akan berkunjung.
"Bunda? Assalamualaikum," ujar Aldi sambil mengetuk pintu rumah Anna.
"Waalaikumsalam." Jihan keluar dengan menggunakan daster, pakaian sehari-hari nya.
"Bunda cantik deh kalau pake daster kaya gini," puji Aldi.
"Ah kamu bisa aja. Kok bisa ya Naya suka sama tukang gombal seperti kamu, Al." Aldi terkekeh.
"Anna ada, bun?"
"Ada tuh di ruang tamu, daritadi bunda perhatiin dia lagi senyum-senyum sendiri Al. Tapi, udah pakai baju rapi." Hm Aldi tau penyebab mengapa Anna tidak datang ke rumahnya.
"Aldi boleh masuk?" tanya Aldi.
"Boleh lah! Ayo silahkan masuk. Kamu ke Naya aja dulu bunda mau masak," ujar Jihan kemudian kembali ke dapur.
"Ekhem!" dehem Aldi, namun Anna tidak terlalu peduli.
"Ekhemm!!" keselek Al?
"Apaan sih! Berisik banget," gerutu Anna.
"Eh nenek lampir. Gua udah nunggu lama-lama di teras, ternyata lo malah asik-asikan disini." Aldi merampas handphone yang berada di genggaman Anna.
"Akh... Balikin hape nya. Itu ceritanya belum selesai Al," rengek Anna, sambil berusaha mengambil handphone yang berada di tangan Aldi.
Dengan tinggi yang pas-pasan, Anna tidak bisa mengimbangi tinggi badan Aldi yang kelebihan kalsium.
"Ayo ambil," ejek Aldi, semakin meninggikan handphone yang berada di tangannya.
"Cih, mentang-mentang tinggi! Gak usah ngeledek ya," sahut Anna.
"Aku nggak ngeledek, aku cuma nyuruh buat ambil." Aldi merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan tinggi badan Anna.
"Mana bisa aku imbangin tinggi badan kamu Al! Mikir orang mah," cibir Anna, dengan muka masam.
"Makanya rajin olahraga, biar tinggi. Renang kek apa gitu," usul Aldi. "Olahraga juga bisa menjauhkan kita dari berbagai macam penyakit, Ann."
"Iya-iya nanti aku olahraga. Yeay dapet!" sorak Anna. Sial! Aldi kecolongan, kini handphone tersebut sudah pindah haluan ke tangan pemiliknya.
"Ah gak asik! Berhenti baca wattpad nya dulu dong," rengek Aldi.
"Aldi jangan rusuh deh, ah!" decak Anna. "Konflik nya lagi tegang banget ini."
"Aku kesini bukan buat liatin kamu pacaran sama hape loh, Ann." Anna melirik sekilas, kemudian kembali fokus kepada dunia orange nya.
"Ann..." Aldi terus mengelus tangan Anna, dan memainkan jari lentiknya.
"Ann? Kalau aku kasih pilihan. Kamu bakal pilih wattpad atau aku?"
"Wattpad lah!" Jawaban dari Anna sukses membuat Aldi menatapnya tajam.
"Kok pilih wattpad sih?!"
"Cowok nya ganteng-ganteng, cool pula." Anna menatap langit-langit sambil menghayalkan cogan wattpad.
"Aku kurang ganteng apa? Kurang cool gimana lagi? Perfect Boyfriend banget ini Ann," balas Aldi.
"Perfect darimana! Crazy iya," ledek Anna.
"Nih ya asal kamu tahu," Aldi menjeda ucapannya. "Yang kamu kagumi itu cuma sebatas khayalan doang. Kalau aku sih udah jelas rupa nya. Ganteng iya, cool apalagi, boyfriend-able banget Ann!" ujar Aldi.
"Iya deh. Anna pilih Aldi aja, si crazy tapi Anna sayang." Anna memeluk Aldi, namun saat Aldi hendak membalas Anna malah melepaskannya.
"Lah, kenapa Ann?"
"Jaga jarak aman!"
Aldi memanyunkan bibirnya, dan kemudian mundur beberapa jengkal menjauh dari Anna.
***
Tbc
Cerita ini diikutsertakan dalam kampanye #stayathome yang diadakan oleh CirclePedia.
See you next chapter...
EkaRostiawati
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldi & Anna (END)
Novela JuvenilJudul sebelumnya 'Perfect Boyfriend' Anna. Si cewek kelebihan energi bertemu dengan si crazy Aldi, maka akan seperti apa ya kira-kira kisah mereka kedepannya. [Cerita ini diikutsertakan dalam kampanye yang di adakan oleh CirclePedia #StayAtHome] © A...